Ryuko POV
Sigh.
Untuk kesekian kalinya, aku mengeluh. Untuk kesekian kalinya, aku
harus menunggu Sasuke di bandara.
Rasanya aku seperti mengalami dejavu seperti saat pertama kali aku akan pergi
ke Bloody Island. Kurasa sebentar lagi seseorang akan menepuk pundakku dan...
“Ryuko-san,”
“Hwaaa, Dont scare me like that Bakashi!” Entah sejak kapan,aku jadi
mudah terkejut oleh sesuatu yang tidak penting Seperti Akashi.
“Haha..gomenasai,” jawab Akashi sambil tertawa tanpa dosa.
“Tch. What are you doing here? Aku tidak mau mendengar bahwa Sasuke
meyuruhmu untuk bla bla bla...” aku sendiri
lupa apa yang kukatakan Akashi pada saat itu, tapi yang jelas hal ini
berhubungan dengan Sasuke dan kebiasaan buruknya.
“Maa..maa.. Calm down Ryuko-san, tugasku di sini sudah selesai, jadi aku
ke sini hanya untuk menyapamu,” ujar Akashi berusaha menenangkanku yang
sepertinya lupa bagaimana cara berhenti mengeluh. Tentu saja jika kau menjalin
hubungan dengan makhluk jadijadian macam Sasuke, mungkin kau akan lupa apakah
kau ini masih waras atau sudah gila (?).
“Haa? Menyapa? hmm,,baiklah kalau begitu. Halo juga Akashi-kun, ah, aku
harus pergi, sampai jumpa,” Tanpa ragu aku membalikan badan dan berharap
memiliki kemampuan missdirection agar bisa segera kabur dari hadapan Akashi.
“Heh? Wa-wait Ryuko-san,” Dengan cepat Akashi mencegahku pergi. “ Chat
with me for a minute, okay?” pinta Akashi sambil memberikan tatapan puppy nya.
“Sigh.Wakatta yo,”
Singkatnya Akashi memang hanya datang untuk mengobrol denganku. Hmm,
tepatnya meminta maaf padaku dan juga memperjelas identitasnya padaku.
“So, kau sebenarnya adalah agen rahasia yang disewa oleh Tn Miura untuk
menyelidiki keanehan di Bloody Island. Dan kebetulan kau juga mendapat tugas
tambahan untuk melindungi Yuuki, anak Tn Miura, yang kebetulan adalah teman
masa kecilmu? Dan untuk mempermudah misimu, kau pura-pura menyamar sebagai
bagian dari InterSEO dan menjadikanku korbannya?” tanyaku memperjelas.
“Maa..aku sudah minta maaf karena sudah menipumu kan, Ryuko-san?”
“Seorang demon tidak menerima maaf untuk penebusan dosa, Akashi-kun,”
jawabku dan aura demonku.
“Hwaaa...Go-gomenasai Ryuko-san,” ujar Akashi panik.”H-here for you,”
Akashi memberikan sesuatu padaku.
“What is this? Bomb?” responku dingin.
“Kiryuu-sama menyuruhku untuk memberikan ini padamu just in case if you
get angry,” jawab Akashi sambil tersenyum lega ketika aura demon sudah menipis
dariku.
“Ohh.....” aku terdiam sejenak.”What? Ki-Kiryuu? Dont tell me, Its
Kiryuu..”
“Yup, Its Kiryuu Shun,” ujar Akashi memperjelas. “Well, sebenarnya Aku
bekerja di bawah perintah Kiryuu-sama, bukan Sasuke-sama,” lanjut Akashi
menjelaskan.
“Well, aku tidak tahu kau mengenal Shun. Pantas saja kau bisa menipu
Sasuke. Tapi yasudahlah, it doesnt change anything,” gumamku datar. Yah, bagi
kalian yang tak tahu siapa itu Kiryuu Shun, dia adalah mantan...ah bukan, dia
teman dekatku yang kukenal semasa SMA (read : Wasureta Kioku #promo).
“Ahaha.. Sou ka. Sekali lagi aku-“
“Ah Shou-chan, di sini kau rupanya,” tiba-tiba seseorang menepuk pundak
Akashi dan merangkulnya dengan akrab.
“Yuuki? Apa yang kau lakukan di sini?” respon Akashi kaget. Well, kalau
seperti ini mereka memang terlihat seperti ‘teman masa kecil’ (dalam tanda
petik).
“What? Shou-chan? pfft,”
“Please dont laugh at me, Ryuko-san,” keluh Akashi. “ Dan Yuuki, stop
calling me like that! We are not kid anymore,”
“Kenapa? aku suka memanggilmu begitu. Biarkan saja si Ashihara itu
tertawa,” respon Yuuki cuek.
“Hei, stop calling me Ashihara, Miura Yuuki” Aura demonku mulai memenuhi
udara. “ Namaku Nogami Ryuko, bukan Ashihara Ryuko,” lanjutku kesal.
“Well, that doesnt matter right, You are Ashihara Sasuke fiancee, right?”
respon Yuuki tanpa dosa.
“HeLL nO, itu hanya sebuah kebohongan yang dibuat oleh orang bodoh yang
di sebelah sana,” ucapku melirik Akashi.
“Apa kau mau kebohongan itu kuubah menjadi kenyataan?” tiba-tiba
Sasuke muncul di belakangku seperti
hantu. Sigh, apa ia tidak bisa muncul layaknya orang normal?
“What? Stop talking nonsense! ” dengan kesal aku beranjak dari kursi dan
mulai berjalan pergi tanpa berpamitan pada Yuuki ataupun Akashi.
“See you again, Ryuko-san!” seru Akashi di belakangku. Ucapan itu hanya
kubalas dengan lambaian tangan karena aku malas berteriak.
“Sepertinya si Akashi itu memberimu kenang-kenangan,” ujar Sasuke sambil
melirik tas pemberian dari Akashi.
“Well, dia bilang ini untuk permintaan maaf karena sudah menipuku,”
jawabku singkat. Yah, kurasa akan lebih baik jika Sasuke tidak tahu bahwa ini
adalah pemberian dari Shun. He is such a
possesive person you know.
“Let me see,” tanpa menunggu ijin dariku ia merampas tas itu dariku dan
kemudian membuka isinya. Ck, kurasa orang ini berbakat menjadi copet.
“Tch, jangan seenaknya saja...Whoaaaaaa..... ini kan ini kan...its
impossible!” dengan cepat aku segera merebut benda yang da di tangan Sasuke.
Game terbaru yang ternyata memang mengambil konsep Bloody Island, VAMPIRE IN
BLOODY LAND 2. Game ini baru release 2 bulan lagi, you know!
Sasuke hanya menghela nafas melihat mataku yang bersinar-sinar hanya
karena game. Kulihat ia sibuk membaca sebuah kertas yang ada di dalam tas
pemberian Akashi. Well, mungkin itu petunjuk manual untuk memainkan game ini.
Tentu saja aku tidak memerlukan petunjuk itu, Im a profesional, you know!
“Whaaa.. aku tak sabar untuk memainkannya setelah kembali dari sini. Come on Sasuke, We’ve got to hurry!”
ujarku bersemangat sambil menarik tangan Sasuke.
“Wait,” Sasuke menghentikan langkahnya. “ Kita ubah tujuan. Masih ada
waktu seminggu untuk liburan. Mungkin kita bisa ke London atau...” ujar Sasuke
datar sambil mengambil handphone dan mengecek sesuatu.
“Ha?London? HELL NO! Aku tidak mau bertemu Nakahara di London. We are
going home, no matter what!” Cukup Otani saja yang menjadi korban Nakahara di
London.
“Kalau begitu hawai mungkin boleh juga,” respon Sasuke tanpa dosa.
“Kenapa kau tidak ke kutub utara saja? Supaya aku bisa melemparmu ke
samudra arktik,” Ujarku kesal. Aku tak habis pikir, kenapa Sasuke tiba-tiba
ingin mengubah tujuannya. Apa dia tidak sadar bahwa ia benar-benar out of
character? Di mana Sasuke yang tidak mau repot dan lebih suka menyendiri?
“Ah, aku ingat! Salah satu temanmu mengirimi ku sebuah gambar yang
menarik,” ujar Sasuke sambil memperlihatkan sebuah foto di handphonenya.
“Kurasa jika gambar ini menyebar di internet bisa mengusir kebosananku yang-“
“Oke, We are going to Hawai!” dengan cepat ku bungkam ucapan Sasuke dan
terpaksa mengikuti keinginannya. Tentu saja aku tak mau ‘gambar memalukan’ itu
menghancurkan reputasiku!
“Cursed you ! Nakahara !!!!!”
Sambil mengeluh, aku memasukan game berhargaku ke dalam tas dan terpaksa
harus mengikut keinginan sang Tuan Muda . Karena penasaran aku mengambil kertas
yang tadi dibaca oleh Sasuke dan
membacanya.
“Sigh. So this is the reason he become so out of character?”
Hai Ryuko, you okay?
Aku yakin kau kesal karena Akashi sudah menghancurkan
liburanmu. Tapi aku yakin saat ini matamu sedang bersinar-sinar karena hadiah
yang kuberikan padamu. Kebetulan aku sedang liburan di Alpha City, jika kau
kesulitan memainkan game itu datanglah padaku. Dan aku juga masih memiliki
banyak game menantang lainnya.
Come to me anytime okay?Send my regards to
Sasuke.
Regards
Kiryuu Shun