Ruang I-21 terasa seperti di dalam oven, meskipun semua jendela sudah terbuka lebar. Musim panas kali ini benar-benar menyiksa. Mereka harus mengikuti pelajaran Matematika di cuaca sepanas ini bersama Kasihime-sensei . Ditambah lagi ujian Matematika yang diadakan sebelum liburan musim panas. Parahnya, apabila mereka tidak lulus dalam ujian itu, mereka harus merelakan libur musim panas dan harus mengikuti pelajaran tambahan selama liburan.
“Menyebalkan, apa liburan itu seuatu yang mahal ?” keluh Sharie.
“Apa maksudmu Sharie ?” tanya Aerish heran.
“Aduh..Aerish, tentu saja kau tidak mengerti. Bagiku ujian matematika sebelum liburan ini benar – benar bencana. Bagaimana kalau aku tidak lulus ?” ujar Sharie.
“Paling kau hanya mengikuti pelajaran tambahan selama liburan.” Kata Ryuko tanpa dosa.
“Kau santai sekali Ryuko, yakin kau bisa lulus ?” sindir Nakahara.
“Lalu aku harus bagaimana ?. Mengeluh seperti Sharie?” balas Ryuko.
“Fuh, percaya dirimu tinggi sekali Ryuko.” Ujar Popuri.
“Mau bagaimana lagi, memangnya aku punya pilihan ?” kata Ryuko santai.
“Tapi Ryuko ada benarnya, daripada mengeluh lebih baik kau belajar Sharie.” Ujar Aerish.
“Lagipula dengan adanya test ini, kita tidak akan kepikiran selama liburan nanti. “ ujar Nakahara sambil mengambil sebuah novel pembunuhan dari tasnya. Selain pantai, Nakahara juga menyukai membaca novel pembunuhan, sedangkan bagi Ryuko , novel pembunuhan seperti itu terlalu merepotkan untuk dibaca. Jujur saja, Ryuko bukan tipe orang yang suka berpikir.
“Kalian berdua sih enak, tidak usah belajar karena kalian sudah pintar. Ya kan, Nakahara, Aerish ?” ujar Sharie.
“Itu tidak benar Sharie, aku masih harus banyak belajar.” Kata Aerish sambil tersenyum malu.
“Hm, mungkin benar. Aku juga tidak begitu peduli. “ ujar Nakahara santai.
“Dasar Nakahara, bicara begitu aku jadi tersinggung.” Kata Sharie sebal.
“Apa aku tidak termasuk yang pintar ?” tanya Ryuko.
“Tidak! Kau itu hanya beruntung !” jawab Sharie dan Popuri serentak.
Dalam hati, Ryuko sebenarnya juga menyetujui pernyataan Sharie. Apa liburan adalah sesuatu yang mahal ?. Ryuko sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan selama liburan musim panas ini, mungkin ia hanya akan menjamur di rumah seperti biasa. Tapi kalau ia harus pulang ke Alpha City untuk mengunjungi keluarganya, ia merasa itu tidak perlu. Selain karena jarak ke Alpha City lumayan jauh, Ryuko juga merasa aneh jika berada di Alpha City. Aneh, setiap tempat di Alpha City membuatnya terbayang bayang akan sesuatu. Dan hal yang paling tidak disukai Ryuko adalah, ia tidak bisa melihat bayangan itu dengan jelas.
Akhir – akhir ini Ryuko juga sering merasakan hal aneh. Apalagi semenjak ia mengenal Shun Kazami, si misterius yang aneh tapi sangat keren. Ia seperti mengalami dejavu jika bersama Shun. Apa mungkin ia pernah mengenal Shun sebelum ia kehilangan ingatannya ?. Kenapa ia hanya kehilangan sebagian ingatannya saja ? Kenapa tidak semuanya ?. Mungkin ada sebagian ingatan yang ingin dilupakan oleh Ryuko di masa lalunya, karena itulah ia hanya kehilangan sebagian ingatannya saja. Ryuko merasa setiap kali ia mencoba meningat ingatan itu, perasaannya menjadi tidak enak. Entah kenapa, sejak ia mulai mengenal Shun ,ada sesuatu di dalam dirinya yang berusaha untuk mendapatkan ingatannya kembali, meskipun menyakitkan.
“Teman-teman,Bagaimana kalau tahun baru nanti kita adakan acara yang menarik ?” ajak Popuri bersemangat. Diantara teman – teman Ryuko yang lain, Popuri memang yang paling menyukai kegiatan- kegiatan semacam ini.
“Acara apa ?” tanya Sharie.
“Kita nonton festival Tahun Baru bersama – sama.” Kata Popuri.
“Lalu apa istimewanya?. Itu kan sudah biasa.” Ujar Nakahara.
“Benar, lebih baik kan di rumah saja.” Ujar Ryuko malas.
Popuri berpikir sejenak. “Acara itu kita adakan secara berpasangan, bagaimana?”
“Kenapa harus berpasangan ?. Sama sekali tidak penting.” Ujar Ryuko.
“Ah, itu karena kau tidak punya pacar, ya kan ?” tanya Nakahara.
“Cih, memang kenapa kalau tidak punya pacar ?. Apa hebatnya sih punya pacar.” Kata Ryuko santai.
“Hei, ngomong – nomong soal pacar, aku dan Aerish juga tidak punya pacar.” Ucap Sharie datar.
“Aerish, kau kan bisa mengajak Makio.” Ucap Popuri sambil tersenyum nakal.
“Kenapa Makio, kami kan tidak ada hubungan apa-apa.” Kata Aerish, seperti berusaha menutupi sesuatu.
“Memang siapa yang bilang diantara kalian ada hubungan khusus ?. Popuri kan Cuma bilang kau bisa mengajak Makio.” Kata Ryuko santai sambil menatap Aerish dengan senyuman nakal.
“Iya benar, aku kan tidak bilang kalau pasangan saat tahun baru haruslah pacar kita.” Kata Popuri , meniru senyum nakal Ryuko.
“Atau jangan – jangan kau mengharapkan sesuatu terjadi antara kau dan Makio...” goda Sharie.
Aerish diam , berusaha terlihat biasa – biasa saja. Ryuko sendiri tidak mengerti apakah benar – benar ada sesuatu antara Makio dan Aerish, karena setiap kali ia dan teman – temannya menggoda Aerish, ekspresi wajah Aerish terlihat agak aneh. Sedangkan si Makio, ia lebih baik dalam menutupinya dengan bersikap seperti anak kecil.
“Sudah, hentikan. Kasihan Aerish. Lihat wajahnya dong.” Kata Nakahara sambil tertawa.
“Ya, baiklah. Lalu kau bagaimana Sharie ?” tanya Popuri.
“Tidak tahu.” Jawab Sharie singkat, datar dan polos.
“Mungkin kau bisa mengajak laki – laki yang pernah kita temui di kantin dulu.” Kata Popuri sambil mengerlingkan matanya kepada Popuri.
“Oh, aku tidak tahu namanya tapi kalau tidak salah dia mengikuti kelas musik, sama sepertimu kan Sharie ?” tanya Ryuko.
“Apa- apaan sih kalian ?. Aku kan tidak mengenalnya.” Ucap Sharie kecewa.
“Karena itulah kau harus mulai mengenalnya mulai sekarang agar kau bisa mengajaknya nanti saat tahun baru.” Ujar Nakahara tiba-tiba.
“Ya, kita lihat saja nanti. Nothing impossible. Siapa tahu aku nanti malah menemukan seseorang yang sama sekali di luar dugaan kalian. Pasti akan seru.” Ujar Sharie sambil tersenyum.
Semua temannya hanya menanggapi dengan tatapan datar. Tidak mempedulikannya.
“Sial.”
Antara Sharie dan Dharigra pun Ryuko tidak mengerti apa yang terjadi. Yang ia tahu, winter tahun lalu, ketika ia,Sharie dan Popuri sedang berada di kantin Alvarna School, Sharie tidak berhenti menatap seseorang yang tentu saja tidak dikenal Ryuko. Karena Ryuko merasa itu bukan suatu hal yang penting, saat itu ia memilih menikmati es krimnya daripada mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Kau bersama siapa Popuri ?” tanya Aerish.
“Tentu saja bersama Kai. Siapa lagi ?” jawab Popuri sambil tersenyum, terlihat jelas sekali bahwa hatinya berbunga – bunga.
“Oh, kau yakin dia mau pergi ? Kau harus siapkan cadangannya kalu dia tidak mau.” Ujar Nakahara dingin dan menusuk.
“Oh, aku tahu. Bagaimana kalau kau ajak Rick, mantan musuhmu. Pasti seru. Ya kan Popuri ?” Kata Sharie sambil tersenyum nakal.
“Ah, iya benar. Pasti seru.” Ujar Aerish mendukung pernyataan Sharie.
“Mantan musuh ?” ucap Ryuko sambil berpikir. “Ah, tentu saja, si anak kesayangan Kasihime-sensei ya?.”
“Ya, benar. Pasti seru, bayangkan saja, kalau Rick berbicara tentang matematika pasti Popuri hanya bisa melongo. Ya kan?” ujar Sharie sambil tertawa.
“Hei, dia tidak seperti yang kalian pikirkan, membicarakan Matematika sepanjang waktu. Lagipula aku kan tidak mungkin bersama dia.” Ujar Popuri.
“Hei, kau tahu Popuri? Cinta dan kebencian tidaklah berbeda. Kau sendiri juga mengerti maksudnya kan ?” goda Ryuko.
“Ya, sudah kubilang . Nothing Impossible.” Tambah Sharie.
“Kita lihat saja nanti.” Jawab Popuri singkat.
“Kali ini jawabanmu tepat Popuri. Dengan begitu tidak ada kata-kata yang perlu kau tarik kembali apapun yang terjadi.” Ujar Ryuko dingin.
Hubungan yang terjadi antara Kai, Popuri dan Rick adalah sesuatu yang aneh dan tidak jelas. Memang Popuri dan Kai resmi berpacaran dan kelihatannya hubungan mereka normal. Namun semenjak Popuri mengenal Rick, yang ternyata Rick mirip dalam-segala-hal denga Kai, membuat Popuri seolah membenci Rick. Tetapi akhir-akhir ini Popuri malah berhubungan dekat dengan Rick, aneh dan tidak jelas bukan?, karena itulah Ryuko memilih untuk tidak mencari tahu hubungan meraka lebih jauh lagi, selain tidak jelas itu juga tidak berguna.
“Nakahara, kau bagaimana ?” tanya Popuri.
“Siapa lagi ? Aku kan tidak punya pilihan.” Jawab Nakahara dingin.
“Dasar aneh. Sepertinya kau ini merasa terpaksa bersama Takano.” Ujar Sharie heran.
“Ya, mau bagaimana lagi?” jawab Nakahara samar.
...bersambung...
kok sepertinya sedikit berbeda,ya sama yang dibuku. Tapi tetep bagus. Sesuai kenyataan.
BalasHapuskau akan terkejut krn akan sedikit melenceng dg yg dibuku..
BalasHapus