Part 2 ( It is more precious...)
“Sekarang,
Bagaimana rasanya kehilangan benda milikmu yang berharga ?” tanyaku sinis,tanpa
rasa menyesal sedikitpun.
“Kau ini !
Bukannya minta maaf malah bertanya seperti itu.” Respon si mata hitam sinis.
Aku hanya
memalingkan kepalaku untuk mengejeknya.
“Cepat minta maaf
!” serunya.
“Tidak akan
pernah.” Ucapku dingin.
“Kau ini....” si
mata hitam berkata dengan penuh emosi.
“Ck, kau hanya
kehilangan sebuah batu biasa dan kau semarah ini ? Benar-benar bodoh.” Ucapku
santai.
Si mata hitam
tersenyum aneh setelah mendengar ucapanku. Entah kenapa, semua raut wajah penuh
emosinya sirna begitu saja. Aku pun tersadar bahwa ucapanku sama persis seperti
yang diucapkan si mata hitam sebelumnya.
“Batu biasa,huh
?. Tak lebih ?” ejek si mata hitam.