Rabu, 21 Desember 2011

Fireworks Festival





Mereka berjalan menuju pinggir pantai, tentu saja banyak orang yang juga menikmati festival dari pinggir pantai. Ryuko merasa agak aneh, karena semua wanita yang datang ke festival memakai yukata ( kimono khusus musim panas), tidak seperti dirinya yang memakai kaos berkerah dan celana panjang. Ia jadi terlihat mencolok, dan ia benci terlihat mencolok.
“Ryuko !!! Kau datang juga ?” teriak Sharie dari jauh.
“Kau tidak perlu memanggil namaku dengan keras, Sharie.” Protes Ryuko.
“Aku pikir kau tidak berniat untuk datang ke festival ini.” Ucap Aerish.
“Memang tidak.” Ryuko memberi respon singkat.
“Lalu apa yang kau lakukan di sini ?” tanya Sharie.
“Mencari harta karun.” Jawab Ryuko dingin.

“Ah, Kiryuu kun. Kau datang juga ?”ucap Aerish yang baru menyadari bahwa Shun ada di samping Ryuko.
“Begitulah.” Jawab Shun singkat.
“Hei, Ryuko kalau kau tidak berniat datang kenapa kau ada di sini ? Jawablah yang serius.” Desak Sharie.
“Aku ditipu.” Ucap Ryuko sinis sambil melirik ke arah Shun.
“Ha ? Siapa yang menipumu ?” tanya Aerish.
“Memangnya ada berapa orang yang bisa menipuku ?” tanya Ryuko dingin.
“Tidak banyak, karena kau lebih sering menipu.” Kata Sharie.
“Terima kasih Sharie, aku rasa itu pujian.” Ucap Ryuko sambil tersenyum sinis.
“Ayolah Ryuko! , siapa yang menipumu ? Bagaimana kau bisa tertipu ?” tanya Sharie penasaran.
Senpai, silahkan jelaskan teknik yang anda gunakan untuk menipuku.” Ucap Ryuko sambil melirik Shun.
“Ah, Apa benar kau bisa menipu Ryuko, Shun ?” tanya Sharie.
“Tidak, Ryuko hanya salah sangka.” Ucap Shun singkat.
“Ah, sudahlah ! Tidak penting kenapa aku ada di sini, jadi di mana yang lain ?” sela Ryuko.
 
“Tadi Nakahara dan Popuri pergi ke suatu tempat, lalu Makio dan Takano bergabung bersama Ibuki cs...” Aerish mencoba menjelaskan.
“Ah, itu Nakahara dan Popuri.” Potong Sharie.
Nakahara dan Popuri menghampiri Sharie cs.
“Ryuko, kalau kau ingin melihat festival atau berbelanja di Supermarket ?” tanya Nakahara tanpa dosa.
“Apa kau tidak bisa berbicara sedikit lebih normal dan sopan ?” balas Ryuko.
“Tidak.” Jawab Nakahara dingin.
“Payah.” Balas Ryuko.
“Sudah hentikan ! Ayo kita berkeliling menikmati festival ini.” Ajak Aerish.
“Ah benar-benar, ayo pergi.” Seru Sharie bersemangat.
“Tapi ini terlalu...”Ryuko berusaha menolak.
“Ramai.” Lanjut Nakahara.
“Beberapa detik yang lalu kalian baru saja saling mengejek, sekarang kalian berdua sangat kompak dalam membenci keramaian. Untuk beberapa alasan ,kalian benar-benar sehati. Tapi ayolah, keramaian tidak akan membunuh kalian” Ucap Sharie.
“Berhentilah mengatakan sesuatu yang tidak penting.” Ucap Ryuko dingin.
“Untuk beberapa alasan, aku setuju dengan Sharie. Sesekali, kau harus melakukan hal yang tidak kau sukai karena mungkin suatu saat nanti itu akan menjadi hal yang paling kau sukai.” Ucap Shun sambil pergi meninggalkan Ryuko dan teman-temannya.
“Hei ! Jangan Kabur !” teriak Ryuko kepada Shun yang sudah menghilang di tengah keramaian.
“Ryuko, apa yang dikatakan Shun sepertinya pernah kau katakan padaku.” Ucap Popuri tiba-tiba.
Ryuko tertegun mendengar ucapan Popuri. Ia ingat pernah mengatakan hal itu kepada Popuri. ‘Hei Popuri, Berhati-hatilah, musuh terbesarmu suatu saat akan menjadi teman terbaikmu.’ Apa yang dikatakan Shun tidak jauh berbeda.
Ryuko berpikir sejenak. “Baiklah, aku ikut. Tapi kalau aku meleleh di tengah keramaian, kalian harus bertanggung jawab.”
“Kau menyerah ?” tanya Nakahara.
“Tidak, aku hanya ingin memastikan teoriku sendiri.” Ucap Ryuko datar.
“Aku heran, Kiryuu Shun bisa membuatmu datang ke festival ini dan meyakinkanmu untuk berkeliling festival yang super ramai ini bersama orang seperti mereka.Kau banyak berubah. Apa kau menyukai Shun ?” Nakahara berkata sambil menunjuk ke arah Sharie cs tetapi tetap menatap Ryuko..
“Hei Nakahara, apa maksudmu ?” tanya Sharie agak tersinggung.
“Tidak ada. Ayo cepat jalan, sebelum aku berubah pikiran.” Ucap Nakahara sambil melangkah ke tengah keramaian festival.
“Yes ! Bahkan Nakahara pun menyerah !” ucap Sharie bahagia.
Sharie, Aerish dan Popuri berjalan di depan untuk menentukan arah. Ryuko dan Nakahara berada di belakang, tidak terlalu tertarik.
“Dengar Nakahara, jika kau bertanya apa aku menyukai Shun, tentu saja aku menyukainya. Sejak aku ke pindah ke Vestroia City, aku selalu sendirian meskipun terkadang ada kalian semua yang menghiburku ketika berada di kelas. Tetapi, aku sering merasa sendirian dan kesepian, hingga tiba-tiba Shun datang dan selalu mengajakku melakukan hal yang kusukai dan tidak kusukai. Ia selalu menutupi setiap kelemahanku . Selalu membantuku setiap aku dalam kesulitan. Aku tidak begitu mengenal siapa dia, tetapi dia begitu peduli padaku. Untuk beberapa alasan, dia membuatku merasakan sebuah ikatan dengan sesuatu yang hilang dari ingatanku. Kalau kau berpikir, karena Shun , aku menjadi sedikit berubah, itu tidak benar. Jika ada yang berubah dariku, itu bukan karena Shun, tapi karena keinginanku sendiri.” Ucap Ryuko mantap.
“Yah, terserahlah. Kalau kau berubah karena keinginanmu sendiri, aku rasa itu tidak masalah. Dirimu tetaplah dirimu, jangan pernah bergantung pada keberadaan orang lain karena tipe orang yang seperti adalah orang yang lemah.” Ujar Nakahara.
“Tapi, kita juga tidak bisa hidup tanpa orang lain kan ?” balas Ryuko.
“Lebih baik hidup tanpa orang lain daripada orang di sekitarmu hanya membuatmu menderita.” Ucap Nakahara dingin.
“Kau tidak bisa melakukan semuanya sendirian Nakahara. Kau bukan dewa.”
“Aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri sejak kecil. Aku sudah terbiasa sendirian.” Ucap Nakahara.
“Sejak pindah ke sini, aku selalu merasa sendirian. Lalu aku mengenal kalian dan juga Shun. Rasanya aku mulai mengerti arti manusia sebagai makhluk sosial. Apa kau tidak bisa mengerti walau hanya sedikit ?”
“Aku sangat mengerti bahwa manusia adalah makhluk sosial. Itu sudah diajarakan sejak aku masih sekolah dasar.” Ucap Nakahara dingin.
“Ya ya terserah. Hei, apa keberadaan mereka membuatmu menderita ?” tanya Ryuko sambil menunjuk ke arah Sharie cs.
“Tidak terlalu. Aku yang lebih sering membuat mereka menderita.” Ucap Nakahara dengan tatapan kejam.
“Ah, benar juga. Aku lupa betapa kejamnya dirimu.” Ucap Ryuko.
“Bukannya kau sama ?” balas Nakahara.
“Tidak, aku satu level di atasmu.” Balas Ryuko dingin.
“Hanya satu level, bisa aku kalahkan dengan mudah.”
“Kau pikir game ?” tanya Ryuko.
“Bukankah hidup itu seperti game ? Hanya kau tidak bisa mengulangi apa yang sudah terjadi, kau hanya bisa menyesal.” Ucap Nakahara santai.
“Ah, sudahlah ! Tidak usah membicarakan topik yang tidak jelas ini lagi. Ngomong-ngomong soal game, lihat ! Aku punya game yang gagal kudapatkan.” Ryuko memperlihatkan game yang didapatkan dari Shun.
“Di mana kau mencuri ini ?” tanya Nakahara.
“Cih. Aku tidak mencuri, Shun memberikannya padaku.” Ucap Ryuko santai.
“Dia memberikannya secara Cuma-Cuma ?” tanya Nakahara.
“Tentu saja tidak, dia sudah menipuku datang kemari dan juga sudah...” ucapan Ryuko terhenti. Kenapa tiba-tiba ia ingat ketika Shun menciumnya ?
“Sudah apa ?” tanya Nakahara.
“Sudahlah tidak penting !” potong Ryuko.
“Dasar aneh...” gumam Nakahara.
 “Hei kalian !! Apa keramaian ini sudah membuat kalian berdua meleleh ? Cepat kesini !!” panggil Sharie.
“Akan kubunuh dia.” Ujar Nakahara penuh emosi.
“Tidak, akan kubuat menderita lebih dulu, baru kau bunuh.” Lanjut Ryuko.
“Ryuko, Nakahara!! Cepat kesini ! Atau kalian tidak kebagian es krim!” teriak Aerish.
Es krim ?. Dalam beberapa detik, Ryuko dan Nakahara sudah berada di depan  Sharie cs.
“Dasar ! sudah kuduga kalau masalah es krim kalian pasti langsung tanggap.” Ucap Popuri sinis.
Urusai[1] !” ucap Nakahara dan Ryuko bersamaan.
Mereka menikmati es krim di pinggir pantai. Untuk sesaat Ryuko lupa bahwa ia tidak menyukai pantai.
Rasa es krim coklat ini tidak seperti biasanya. Kenapa rasa es krim ini menjadi lebih enak ?. Aneh.....

---------------------


[1] Urusai : Berisik !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......