SUMMER VACATION
Hari ini liburan musim panas bakal diadain oleh kelas 3TSN1. Setelah perjuangan keras agar bisa lulus dari kelas neraka Kasihime-sensei seluruh siswa yang biasanya begadang bermain game, terpaksa begadang untuk belajar Matematika, walaupun ujung-ujungnya mereka juga tetap tidak percaya diri. Tetapi aku berbeda pemikiran ,belajar ataupun tidak hasilnya juga sama saja kan ? Ho ho ho...
Tapi berkat keajaiban, seluruh siswa di kelas ini berhasil lulus semua. Dan sekarang mereka sedang merencanakan liburan buat mengisi libur musim panasnya.
“Teman-teman~, buat libur musim panas, Mau diadakan acara ?” tanya Ibuki.
Seluruh kelas berbisik-bisik untuk berdiskusi. Aku melihat Sharie,Aerish, Makio, Takano dan Popuri sedang berdiskusi seru sekali. Tim penggembira itu berbeda dengan Nakahara yang membentuk aura hitam pekat di pojok ruangan seolah mengatakan -jangan-ganggu-aku- sambil membaca novel pembunuhan yang berjudul 'The Butcher'. Aku tidak pernah mengerti apa yang dipikirkan orang aneh yang satu ini, apa dia tidak mempunyai kehidupan ?. Ah, bukankah itu bukan urusanku ?. Aku melihat ke arah Shun dan Sasuke, meskipun dari luar mereka berdua saling bersaing di segala bidang, aku merasa mereka berdua sangat cocok dalam segala hal. Jangan-jangan dibalik pesona mereka yang bisa memikat para gadis, mereka adalah pasangan 'yaoi ?'. Oh tidak ! Kenapa aku punya pemikiran bodoh seperti itu ?. Hm, tapi kenapa aku juga bersedia menjadi pacar pura-pura untuk Sasuke ?. Hm...apa aku yang aneh ? Atau Sasuke yang aneh ??
“Ryuko !!kenapa akhir-akhir ini kau melamun, tidak seperti Evil-Lord yang biasanya.” ucap Sharie tanpa dosa.
“Kembali saja ke kandangmu dan jangan ganggu aku.” balasku dingin.
“Evil-Lord sudah kembali seperti biasanya, So scary...” ucap Sharie tanpa dosa.
#Sigh#
Orang-orang yang merepotkan, pikirku.
*******
Entah apa yang terjadi, tetapi akhirnya liburan diadakan di puncak gunung, bukannya di pantai..Haloooo?????ini musim panas, kenapa liburan harus diadakan di gunung. Entah hantu apa yang merasuki Ibuki dan yang lain hingga kami harus mengadakan liburan di Padova Mountain. Aku bisa melihat Makio tidak begitu menyukai gunung dan lebih memilih pantai. Tetapi Risama dan Rie begitu menikmati pendakian ini. Nakahara terlihat biasa. Tim penggembira, Sharie cs tetap bahagia (tentu saja karena mereka tim penggembira, mereka harus selalu bahagia.).
Dalam pendakian kali ini terbagi atas dua tim, kebetulan aku berada bersama Sharie,Aerish, Siwon, Takano, Nakahara, Otani,Rie, Risama dan Sasuke. Aku berjalan bersama Nakahara, meskipun aku merasa dia orang aneh, menurutku berjalan bersamanya lebih baik baik daripada aku harus berjalan bersama tim penggembira karena aku harus mendengarkan celotehan mereka mengenai Super Junior sepaanjang waktu. Siwon, Takano dan Otani berjalan bersama sembari mengobrol mengenai hal-hal yang tidak kumengerti. Dan Sasuke ? Ya, ia memilih berjalan sendiri. Satu hal yang tidak kumengerti, ia begitu tampan, pintar , berbakat dan banyak gadis yang ingin menjadi pacarnya, tetapi entah kenapa sifat alaminya yang seperti es, dingin dan tajam telah membuatnya berhasil tetap menjadi siswa tampan yang tidak mempunyai teman. Tapi entah kenapa hidupku bisa terjebak bersama orang seperti Sasuke.
"Nakahara, kau tidak keberatan kalau aku...." Aku berkata kepada Nakahara sembari menunjuk ke arah Sasuke. Aku yakin Nakahara mengerti bahwa aku berniat untuk berbicara sebentar bersama Sasuke. Terkadang aku juga tidak tega, melihat Sasuke yang sendirian seperti orang bodoh. Tetapi kuakui bahwa dia orang bodoh yang keren.
Nakahara tidak menjawab, hanya menatapku seolah berkata 'terserah, aku tidak peduli'. Nakahara juga memiliki sikap yang sinis dan menyebalkan, hampir sama seperti Sasuke. Jujur saja, ketika aku berkumpul bersama Nakahara, aku sedikit mengerti apa yang dipikirkan orang-orang seperti itu. Singkatnya, aku menggunakan Nakahara sebagai objek latihan untuk menghadapi Sasuke. Hanya saja, kuakui , level Sasuke lebih tinggi dibanding Nakahara. Terkadang, aku berpikir, bagaimana orang sepolos , ceria dan berhati lermbut seperti Otani, bisa bertahan bersama Nakahara. Jujur saja, selama ini aku berpikir, jika bukan karena kontrak, aku tidak akan bertahan bersama Sasuke. Tetapi hal itu sedikit tidak terbukti, ketika Shun datang ke kelas kami dan sedikit mencuri hatiku, aku bisa saja meninggalkan Sasuke dan memilih bersama Shun. Setidaknya dia lebih manusiawi dalam memperlakukanku sebagai wanita. Tetapi entah kenapa, pada kenyataannya aku masih bersama Sasuke.
Aku mempercepat langkahnya untuk mengejar Sasuke yang ada di depanku.
"Hei, apa kau tidak bosan berjalan sendirian begitu ?" ucapku basa basi.
Sasuke terdiam cukup lama dan menatapku dengan tatapan -jangan ganggu aku- yang hampir sama seperti Nakahara. " Tidak." jawabnya singkat.
Cih, apa-apaan orang ini. Tetapi paling tidak ia masih bisa bicara meskipun hanya satu kata yang diucapkannya. Aku menghela nafas dan memperlambat langkahku agar aku kembali berjalan sejajar dengan Nakahara. Tetapi tiba-tiba tanganku ditarik oleh Sasuke dan secara paksa ia memaksaku untuk kembali berjalan sejajar dengannya. Lagi-lagi aku menghela nafas. Hanya hal itu yang bisa kulakukan untuk mengungkapkan rasa kesalku. Aku menyadari bahwa berdebat dengan Sasuke tidak ada gunanya.
"Sekarang kau mau apa ?" tanyaku ketus.
Sasuke terdiam cukup lama dan memandangiku dengan ragu. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi mulutnya justru menahan ucapannya. Aku sempat berharap bahwa Sasuke akan mengatakan sesuatu yang manusiawi seperti kata 'maaf'', tetapi aku rasa hal itu hanya terjadi sekali dalam ratusan tahun.
Aku masih menunggu apa yang akan dia katakan,..satu detik..dua detik...lima detik...tiga puluh detik...satu menit...
"Apa kau tidak punya cara lain yang lebih manusiawi untuk menyita waktuku yang berharga ?" tanyaku kesal.
"Aku pikir kau ke sini untuk menemaniku." ucap Sasuke datar dan lirih.
"EXCUSE ME ? WOULD YOU REPEAT THOSE WORDS ?" tanyaku tak percaya. Mana mungkin seorang laki-laki berdarah dingin sepertinya mengharapkanku untuk menemaninya. Bagiku, apa yang dikatakan Sasuke seperti sebuah angin yang sangat dingin hingga membuatku merinding.
"Dou Ahou!" ucap Sasuke sambil menyentil dahiku dengan jari tengahnya. Meskipun hanya jari tengahnya saja, kuakui terasa agak sakit.
"Ouch..Apa yang kau lakukan ? Baka Yaro ?" ucapku sambil mencoba membalas Sasuke. Tapi yah..seperti biasa hal itu selalu gagal.Dan itulah yang terjadi, masa mudaku terjebak dengan orang yang bernama Sasuke.
*****
satu jam perjalanan telah berlalu, akhirnya aku berhasil sampai di post ke 2 dari 3 post utama. Bisa dikatakan kamii sudah melewati 2/3 perjalanan. Sayangnya cuaca tidak terlalu mendukung perjalanan kami. Sekilas aku melihat Sasuke sedang duduk sendirian di bawah pohon. Aku memperhatikan Sharie cs, mereka semua masih lengkap dan sangat berisik. Aku memperhatikan Siwon, Otani dan Takano yang sedang asyik bercanda satu sama lain. Aku rasa sudah lengkap !
Aku menghampiri Sharie cs yang lagi-lagi sedang bercerita tentang hal yang tidak kumengerti. Dalam hatiku yang gelap, aku ingin menghancurkan kesenangan mereka. Aku menhampiri mereka dan mulai bercerita tentang cerita horor yang pernah aku dengar.
"Hei, Sharie...kau jangan terlalu berisik, kau akan mengganggu penghuni di gunung ini." ucapku setengah berbisik. Sharie, Aerish, Rie dan Risama segera mendekatiku dengan wajah penasaran. Sepertinya mereka tertarik dengan cerita hantuku.
"Eeeh...apa maksudmu Ryuko ?" tanya Aerish penasaran.
Dalam hatiku, aku tersenyum penuh kekejaman, dan otak kriminalku mulai merasuki pemikiranku. Mungkin, akan sangat seru jika aku bisa membuat mereka mengganti topik pembicaraan, pikir diriku yang jahat.
"Uhm...bagaimana ya ? Mungkin sebaiknya aku tidak menceritakan hal ini karena akan mengganggu kesenangan kalian." ucapku sambil memasang muka polos.
"Benar, aku juga tidak mau dengar cerita hantu." ucap Sharie sambil menatapku dengan tatapan mengancam. Tetapi Aerish, Rie , dan Risama mengabaikan Sharie dan terus menatapku dengan tatapan memelas.
"Ayolah Ryuko, cepat ceritakan, aku tidak mau mati penasaran." desak Aerish.
"Hm..baiklah, maaf Sharie, tapi kau kalah suara " ucapku sambil memberi tanda pada Aerish cs untuk menjauh dari Sharie dan mencari tempat duduk untuk bercerita. Tetapi tentu saja, Sharie tidak suka sendirian di tengah hutan dan mengetahui ada yang salah dengan hutan ini. Ia pun terpaksa mengikuti kami dan ikut mendengar cerita hantu yang aku ceritakan.
"Jadi, begini..aku pernah dengar kalau di Padova Mountain ini banyak pendaki yang hilang tanpa bekas. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana mereka bisa hilang, tetapi menurut orang-orang sekitar, mayat dan tubuh mereka tidak pernah ditemukan dan arwah mereka masih terus gentayangan berusaha mencari jalan pulang." ucapku serius.
"Ah, kau pasti bohong kan ?" tanya Rie tidak percaya.
"Yah, terserah kalian mau percaya atau tidak. Tapi aku dengar , hantu para pendaki itu terkadang mencari korban untuk dijadikan teman mereka mencari jalan pulang. Jadi kalian sebaiknya berhati-hati." ucapku datar.
"Aneh...." gumam Aerish.
"Apanya yang aneh ?" tanya Risama penasaran.
"Kalian tidak merasa ada sesuatu yang kurang ?" tanya Aerish sambil memegangi dagunya, tanda bahwa ia sedang berpikir.
"Sudahlah Aerish, tidak ada yang aneh ! Kau jangan menakut-nakutiku! Untunglah tidak ada Nakahara di sini, jadi aku bebas dari ancaman." keluh Sharie.
Eh ? Nakahara ?
Aku, Aerish, Rie,Risama dan bahkan Sharie pun akhirnya sadar.
"Dimana Nakahara ???!!!!" teriak Sharie cs bersamaan.
"Ahh, kalian berisik sekali....Ada apa sih ?" tanya Takano. Siwon dan Otani pun datang menghampiri kami.
"Oi Otani !, kau tahu di mana Nakahara ?" tanya Sharie.
"Siapa ? Oh, Nakahara ? Dia tidak ada di sini ya ?" tanya Otani tanpa dosa. Aku menghela nafas, bahkan pacar Nakahara pun tidak menyadari bahwa Nakahara tidak bersama kami.
"Bukannya tadi dia bersamamu, Ryuko ?" tanya Risama.
"Eh, apa iya ? Tadi sih, aku berssama Sasuke." ucapku tanpa dosa.
"Ah...begitu ya, tidak heran sekarang dia tersesat,...bahkan jika bersamaku pun dia masih sering tersesat." ucap Otani tanpa dosa.
"Tersesat ? Jangan-jangan Nakahara ..dia ..dijadikan korban.." ucap Sharie ketakutan.
"Ha ? korban ? korban apa ? dia lebih sering mengorbankan orang lain daripada menjadi korban." ucapku polos.
"Jadi cerita hantu yang kau ceritakan ternyata memang tidak nyata .." ucap Aerish sambil menatapku sebal.
"Ah, kalian percaya ?" ucapku sambil tertawa.
"Sudahlah, hentikan ! Sekarang apa yang akan kita lakukan ?" ucap Siwon berusaha menetralkan suasana.
"Tentu saja mencarinya." ucapku datar.
"Tapi siapa yang akan mencarinya ?" tanya Rie.
Kami semua terdiam.
"Otani, kau kan pacar Nakahara, jadi kau bertanggung jawab untuk mencari Nakahara." ucapku tanpa dosa.
"Ah, benar juga. Otani kalau sendirian pasti juga akan tersesat, jadi sebaiknya kau ditemani oleh Sasuke saja, dia kan dari kelas ninja, jadi kau akan aman bersamanya." ucap Siwon.
"Ah,,Sasuke ? jujur saja, aku agak takut bersamanya..sepertinya dia tidak ramah." bisik Otani.
"Hei, jaga bicaramu. Ada pacarnya di sini." bisik Takano.
"Jujur saja, aku setuju dengan Otani. Aku tidak yakin Sasuke dengan sukarela mau mencari Nakahara." ucapku datar tanpa dosa.
"Aku jadi ragu, apa kau ini benar-benar berpacaran dengan Sasuke ?. Bicaramu dingin sekali." ucap Rie.
"Sudahlah, kalau begitu, itu adalah tugasmu, Ryuko. Yakinkan Sasuke untuk melakukannya. Lalu aku dan Takano akan ke puncak terlebih dulu untuk menghubungi Ibuki dan yang lain, lalu yang para gadis tetaplah di sini, karena sepertinya akan hujan, jadi kalian menunggu di sini saja, siapatahu Nakahara akan pulang dengan sendirinya." ucap Siwon.
Apa boleh buat, kami pun mengangguk. Siwon dan Takano segera pergi ke puncak dengan cepat. Dalam beberapa detik, mereka sudah menghilang dari hadapan kami. Aku segera pergi menuju tempat Sasuke beristirahat bersama Otani. Aku berharap keajaiban akan bersamaku dan Sasuke akan menyetujui permintaanku tanpa perlu membuat kontrak.
"Hei, Otani..aku rasa kau tidak perlu akut menghadapi Sasuke, karena setiap hari kau sudah menghadapi Nakahara. Kau tahu kan, mereka berdua sama-sama kejam ?" ucapku tanpa beban.
"Aku tidak tahu, kau berpikir seperti itu tentang Sasuke, aku pikir kau akan memujinya dan tidak akan menceritakan kejelekannya karena dia itu pacarmu, bukankah itu yang biasanya dilakukan seorang pacar ?" tanya Otani.
"Apa kau pernah memuji Nakahara ?" aku balik bertanya dengan sinis.
"Uhm,,..itu..aku..ah, maaf." ucap Otani mengalah.
Aku jadi merasa agak bersalah karena berbicara sinis dengan Otani. Jujur saja, meskipun dia pacar Nakahara, aku tidak terlalu akrab dengannya karena Otani terlalu aneh. Meskipun Nakahara jarang membicarakan masalahnya, sesekali aku pernah mendengar keluhan Nakahara tentang betapa menyebalkannya Otani. Entah benar atau tidak, dibalik sifatnya yang baik dan polos, Otani adalah laki-laki yang bodoh dan menyebalkan. Aku pun terkadang, tanpa sadar mengeluh tentang betapa dingin dan tidak manusiawi nya Sasuke ketika memperlakukanku sebagai seorang wanita. Dan seperti biasa, berbicara dengan Nakahara sama seperti berbicara dengan tembok.
Aku dan Otani sampai di balik pohon tempat terakhir aku melihat Sasuke sedang duduk beristirahat. Tapi ketika aku sampai di sana, aku sama sekali tak melihat Sasuke. Aku dan Otani berusaha mencari di sekitar tempat itu, tetapi hasilnya adalah nihil. Aku yakin Sasuke tidak mungkin tersesat karena tadi aku baru saja melihatnya. Apa dia berusaha mencari Nakahara ? , Tunggu ! Itu adalah hal yang sangat-tidak-mungkin terjadi karena Sasuke tidak pernah peduli pada orang lain. Sekarang Siwon dan Takano sudah pergi ke puncak untuk mencari baantuan. Tim penggembira(Shaarie cs) tidak bisa diandalkan untuk menjelajahi hutan dan mencari orang hilang. Yang tersisa hanya laki-laki polos dan super baik seperti Otani dan gadis pemalas sepertiku.
“Uhm..Ryuko-chan ? Bagaimana ini ? Sasuke tidak ada di sini ? Apa dia juga tersesat.” Ucap Otani kebingungan.
“Tenanglah Otani..Sasuke tidak mungkin tersesat, aku rasa dia Cuma bosan. Apa kau takut mencari Nakahara sendirian ?” tanyaku santai.
“Bukan begitu..hanya saja aku takut kalau.....aku juga ikut tersesat.” Bisik Otani sambil tertawa pelan.
Aku tertawa keras. Ternyata Nakahara dan Otani adalah tipe orang yang sama-sama mudah tersesat, tidak heran mereka berpacaran. Aku melihat muka Otani berubah menjadi merah karena aku tertawa terlalu keras. Jujur saja, aku merasa agak bersalah. Meskipun aku ini memiliki hati seperti demon dan otak kriminal, terkadang aku tidak tega menganiaya orang-orang seperti Otani.
“Maaf, aku tidak bisa diandalkan.” Ucap Otani sambil tertawa santai. Ah, aku rasa aku sudah menyakiti hati Otani yang lembut.Jangan-jangan dibalik wajahnya yang tertawa santai...dia.... Ah, padahal selama ini aku selalu berusaha bersikap sekejam mungkin untuk menghancurkan tembok es yang menutupi hati nurani Sasuke. Entah kenapa, di saat seperti ini aku berpikir bahwa berbicara dengan Sasuke jauh lebih mudah daripada berbicara dengan Otani. Karena tak peduli seberapa pedas dan menyakitkan kata yang kau ucapkan, hal itu tidak ada efeknya bagi Sasuke,
Aku menghela nafas. “Ya sudah, aku akan menemanimu.”
“Tapi.....” Otani menghentikan langkahnya, jelas ia terlihat ragu.
“Kau tidak percaya padaku ?” aku bertanya sambil memasang muka sinis dan mengancam.
“Ma maaf. Terserah padamu, Ryuko-chan.” Ucap Otani mengalah.
Ah, Kenapa Otani terlihat langsung mengalah ? Sama sekali tidak seru, kalau Sasuke..dia pasti... Sejenak aku menyadari, bersama Sasuke jauh lebih mudah daripada bersama Otani.
******
Sasuke point of view
Setelah beberapa jam berlalu, aku memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang terletak jauh dari post ke 2. Bukan tanpa alasan, yang kuinginkan hanyalah ketenangan. Entah apa yang terjadi pada diriku akhir-akhir ini. Sebelumnya aku tidak pernah mengikuti kegiatan bodoh seperti mendaki gunung bersama orang-orang merepotkan seperti ini. Tapi jujur saja, aku merasa ada yang salah dengan hutan ini. Aku bisa saja kembali dan meninggalkan mereka semua di hutan ini. Tetapi sesuatu menggangguku, seperti ada sebuah bahaya yang memanggilku. Dan bagiku, bahaya adalah suatu tantangan.
Sekitar sepuluh menit aku berhasil mendapatkan waktu istirahatku yang berharga. Tetapi ada sesuatu yang mengawasiku dan kami semua di balik semak-semak. Mungkinkah itu adalah binatang buas yang sedang kelaparan ?. Tetapi menurut Ibuki, kawasan hutan ini sudah aman dari binatang buas. Rute ini sudah dikhususkan untuk pendakian public.
Tidak butuh waktu lama bagiku untuk berpikir. Jika ada sesuatu yang mengganggu aku akan mencari tahu.
Sekitar setengah jam aku menjelajahi hutan di kawasan Padova Mountains. Aku sedikit merasa kesal karena aku tidak menemukan apapun. Dengan kata lain, hasil pencarianku adalah NIHIL. Aku hendak memutuskan kembali ke post 2, karena aku yakin, meskipun Ryuko dan yang lain adalah orang-orang yang merepotkan, jika mereka menemukan bahwa aku menghilang, mereka pasti akan ribut setengah mati.
Ketika aku hendak berbalik dan kembali, sebuah suara berisik terdengar di balik semak-semak yang ada di sampingku. Dengan hati-hati aku melihat sesuatu yang ada di balik semak-semak. Aku melihat sebuah benda yang mirip manusia diam tak bergerak. Di sebelahnya aku melihat seekor ular kecil yang sedang lewat. Aku menyingkirkan ular itu dan mencoba mengecek benda yang mirip manusia itu untuk memastikan apakah sudah menjadi mayat atau belum. Sekitar 5 detik, akhirnya benda itu bergerak dan membalikan tubuhnya hingga aku bisa melihat wajahnya. Aneh, sepertinya aku pernah melihat manusia ini ?.
"Kau sedang melihat apa ?" tanya seseorang yang sepertinya seorang manusia.Sepertinya seorang wanita.
"Tidak ada ." jawabku dingin.
"Apa itu caramu menyapa teman sekelas ?" tanya gadis itu.
"Kau teman sekelasku ? Kenapa sepertinya aku tidak pernah melihatmu ?" tanyaku tanpa beban.
"Aku ini, memang memiliki hawa keberadaan yang sangat kecil. Jadi aku rasa kau tidak mengenalku, itu bukan salahmu." ucap gadis itu datar.
"Oh." Jawabku dingin.
"Hei, kau juga sedang berjalan-jalan?" tanya gadis itu.
"Tidak.Sekarang aku mau kembali ke post, kalau kau tidak ingin tersesat, sebaiknya ikuti aku." ucapku singkat sambil menggerakan kakiku menjauh dari tempat ini. Selama beberapa menit, aku dan gadis aneh itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Aku menghentikan langkahku dan menengok ke belakang untuk memastikan apakah gadis itu masih hidup atau tidak. Tetapi yang kulihat sekarang adalah, gadis itu sudah menghilang seperti hantu. Atau mungkin dia benar-benar hantu ?.
Tanpa mempedulikan gadis tadi, aku melanjutkan perjalananku kembali ke post 2. Tetapi lagi-lagi aku merasa ada sebuah suara yang mengganggu. Tanpa berfikir terlalu lama aku mengikuti sumber suara itu, dan akhirnya kutemukan sesuatu yang cukup berbahaya di hutan ini. Dengan kata lain, tantangan yang cukup besar bagiku.
*****
Aku dan Otani telah memasuki hutan cukup dalam dan cukup lama. Sebuah suara petir menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan yang sangat lebat. Dalam hatiku, aku mengutuk Ibuki karena telah menjebakku dalam liburan menyiksa seperti ini.
"Sepertinya akan hujan ?" ucap Otani.
"Aku tahu." jawabku singkat.
Aku menghentikan langkahku. Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan tempat ini. Aku hendak memberi tanda kepada Otani agar berhati-hati. Tetapi sepertinya aku sudah terlambat, Otani sudah terjatuh ke dalam sebuah lubang jebakan. Aku membantu Otani sambil mengeluh.
Aku meneruskan langkahku dan melihat sebuah rumah kecil yang tersembunyi di balik hutan. Aku memberi tanda pada Otani agar ia menunggu di balik pohon, sementara aku akan mengecek rumah yang mencurigakan itu. Aku berhasil mengintip di balik jendela. Aku agak terkejut dengan apa yang kulihat. Aku melihat sekawanan bandit yang sedang tertawa keras dan seorang yang sangat kukenal karena aura hitamnya yang seperti hantu, Nakahara !.
Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak mungkin melawan semua bandit itu dan menyelamatkan Nakahara sendirian. Otani aku rasa tidak bisa diandalkan. Ah, kalau saja ada Sasuke pasti akan jauh lebih mudah. Di saat aku sibuk memikirkan apa yang harus kulakukan. Lagi-lagi Otani melakukan hal bodoh dan seenaknya sendiri. Ia sudah berada di depan pintu dan mengetuk pintu.
"Permisi, apa ada orang di dalam ?" seru Otani tanpa dosa.
Aku segera berlari menuju Otani dan menyeretnya, tetapi sayangnya aku terlambak 3 detik lebih awal..........
-Bersambung ke part 2.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......