Minggu, 03 Juni 2012

Summer Vacation Part 2

*Akhirnya ....setelah sekian lama vacuum dari dunia per-blogger-an dikarenakan mengikuti ini dan itu, dengan perjuangan yang lumayan ( nge-blog pas lagi nggak ada leader) saya bisa memposting 'SUMMER VACATION' PART 2...Untuk part 3, Akan terbit tak lama setelah ini...hahahaha..
hope you enjoy it ( emang ada yang baca ?)*

Yang belum baca part 1 dibaca dulu disini ..
Summer Vacation part 2

#Ryuko Point of View#
Aku tidak terlalu menyukai aura di sekitarku. Sekumpulan orang – orang berisik dan bau rokok. Ditambah lagi aku hanya bisa terdiam melihat bandit-bandit berisik itu tertawa. Parahnya, aku juga harus terdiam bersama dua orang bodoh di sebelahku, ah bukan, tepatnya sepasang orang bodoh yang membuatku terjebak di gubuk tua yng bau ini. Huh, sungguh menyebalkan ! Ini sih bukan liburan !
“Hm..hei, aku haus...” keluh Nakahara tanpa dosa.
“Aku juga, kenapa mereka tidak memberikan kita minuman ya ? uhmm..makanan kecil juga tidak masalah sih.” sambung Otani , berbicara dengan wajahnya yang polos.
Karena terlalu kesal dan frustasi, aku hanya terdiam, sama sekali tak berniat menanggapi omongan mereka berdua.


“Paman...paman..paman ban..” Otani setengah berteriak memanggil para bandit yang berada agak jauh dari tempat kami tersekap. Tentu saja aku segera menyepak kaki Otani dan tak akan membiarkan Otani bertindak bodoh seenak hatinya LAGI. Kebodohan Otani sudah menyebabkan aku tersekap di tempa payah ini, yah mungkin karena sedikit kecerobohanku juga menjadi penyebabnya, tetapi tetap saja, faktor utamanya adalah kebodohan Otani.
“Ouch..Apa yang kau lakukan, Ryuko ? Kakiku sakit...”
“Diamlah Otani, kau pikir gara-gara siapa kita terperangkap di sini ?” balasku sambil menahan emosi.
“Bukannya ini semua gara-gara Nakahara tibaa-tiba menghilang ?sehingga kita harus mencarinya dan sekarang kita terjebak di sini ?” jawab Otani polos.
“Tidak ada yang meminta kalian untuk mencariku.” respon Nakahara dingin.
“Ah benar ! Berarti ini salah orang yang meminta kita untuk mencari Nakahara.” respon Otani cepat.
Aku mengeluh.
“ Sial ! Kalian berdua memang menyebalkan !” seruku. Sadar bahwa aku hampir berteriak karena terlalu sebal dengan Otani dan Nakahara aku pun segera menutup mulutku rapat – rapat. Tetapi lagi-lagi aku terlambat, teriakanku sudah menarik perhatian seorang bandit dengan penampilan yang memang pantas disebut BANDIT, ditambah lagi wajahnya yang memang mendukung penampilannya sebagai seorang BANDIT.
“Kalau kalian berisik, aku akan memenggal kepala kalian sekarang juga !” ucap Bandit itu sambil menghampiri kami bertiga.
“ Boleh saja, tapi paman penggal dulu kepala mereka berdua agar aku bisa melihatnya.”  ucap Nakahara datar.
“Ha ?” aku dan Otani berseru sambil melotot ke arah Nakahara, tetapi tetap Nakahara memasang tampang datar dan menyebalkan.
“Cih, aku menyesal menemani Otani hanya untuk mencari orang sepertimu.”
“ Sudah kubilang, tidak meminta kalian untuk men....”
“Paman ! Sebenarnya kalian siapa ??” tanya Otani tiba-tiba hingga memotong perdebatanku dengan Nakahara. Seolah tanpa beban, ia menyakan  pertanyaan bodoh itu kepada salah satu bandit di depan kami .
“Untuk apa kalian mengetahui siapa kami, itu tidak ada gunanya untuk kalian.” jawab bandit sambil tersenyum aneh.
“Apa maksudmu ?” tanyaku curiga.
Paman itu tersenyum licik.
“Sebentar lagi kalian akan pergi ke neraka, jadi untuk apa kalian mengetahui siapa kami ?” ucap si paman bandit sambil tertawa keras.
“Neraka ? Aku yakin aku akan masuk surge.” Celetuk Otani.
“Aku rasa orang bodoh akan pergi ke neraka.” Celetuk Nakahara mendengar ucapan Otani.
“Kalian berdua boleh pergi ke neraka bersama-sama.” Ucapku sebal.
“Hahahahahahaha.” Tiba-tiba saja paman bandit itu tertawa dengan sangat keras hingga membuat kami bertiga terdiam sambil menatap si paman bandit dengan tatapan heran. Kurasa paman bandit yang satu ini memiliki selera humor yang tinggi.
“Sayang sekali, remaja –remaja lucu seperti kalian harus mati di tempat seperti ini.” Ujar si paman bandit masih setengah tertawa.
“Kalau begitu bunuh kami di tempat yang romantis seperti….. pantai.” Celetuk Nakahara tanpa dosa.
“Pantai bukan tempat yang asyik untuk mati, mayatmu akan membusuk dan dimakan oleh kepiting.” Respon Otani.
“Aku rasa bahkan kepiting tidak akan sudi memakan mayatmu.” Respon Nakahara tak mau kalah.
“Dasar pasangan bodoh.” Keluhku.
Lagi-lagi paman itu tertawa keras mendengar celotehan bodoh Otani dan Nakahara.
“Hei paman, kalau kau yakin kami bertiga akan mati, tak ada salahnya sedikit bercerita kepada kami kan paman ?Yah, anggap saja dongeng sebelum mati..” ucapku polos, mungkin karena aku terbawa arus kebodohan yang dibawa oleh Otani dan Nakahara, aku pun mencoba untuk sedikit berbagi selera humor kepada paman ini. Siapa tahu melalui selera humornya yang bisa dikatakan cukup tinggi, aku bisa memperoleh informasi yang cukup penting.
“Memangnya aku bandit pendongeng ?” Tanya paman itu sambil tertawa.
“Ah, paman ini bandit ? aku kira pemburu binatang.” Celetuk Nakahara.
“Lho ? bukannya paman ini penebang kayu ?” celetuk Otani.
“Bukan bodoh ! Paman ini tukang jagal !” celetukku tak mau kalah.
“Hahahahahaha..kalian ini, mana mungkin anggota mafia gelap dikira  pemburu binatang ? penebang kayu ? tukang jagal ? kalian benar-benar remaja yang lucu..” ucap paman itu sambil terus tertawa keras, seolah tak bisa berhenti tertawa.
“Ah, yang benar ? aku kira mafia gelap itu Cuma ada di film – film saja.” Celetukku santai.
“Dasar primitif. Melfiore Organization itu bukan cerita dongeng nona. Kau terlalu banyak menonton film.” Seru paman itu.
“Apa ? muffin organization ? Aku tak tahu kalau paman anggota organisasi pecinta kue muffin? Kalau bisa aku ingin bergabung !” seru Otani bersemangat.
“Dasar bocah bodoh ! mana ada pecinta kue muffin menjadi  anggota mafia senjata api !” ucap paman itu sambil tertawa.
“Ck,  mana ada mafia senjata api berpenampilan seperti bandit gunung  ?.” Ucap Nakahara meremehkan.
“Benar, lagipula biasanya mafia itu berada di tengah kota besar memakai jas dan biasanya terlihat sedikit lebih ‘keren’.” Ucapku menambahkan.
“Penampilan bukan segalanya, nona. Mafia professional harus bisa menyesuaikan diri , sama seperti bunglon. Itulah yang membuat kami sulit ditemukan.” Ucap paman itu percaya diri.
“Ah, paman pasti bohong. Paman hanya bosan menjadi mafia, lalu mencari sensasi dengan beralih profesi menjadi bandit gunung, bukan ? sungguh payah…” ucapku berusaha memancing emosi si paman bandit.
“Justru mafia separuh bandit seperti kami memegang peran penting dalam organisasi kami. Kau tahu ? Tempat ini merupakan pusat gudang senjata api yang kami jual secara gelap. Kau tahu alas an kenapa kami memilih gudang di tengah hutan ?” Tanya paman itu bersemangat, tanpa sadar ia sendirilah yang bercerita panjang lebar membocorkan informasi tentang organisasi gelapnya.
“Karena udara di sini sangat sejuk.” Celetuk Otani.
“Karena hutan di sini sangat gelap.” Ucap Nakahara santai.
“Hahahahaha..aku baru sadar, kalian lucu karena kalian bodoh.” Ucap paman itu sambil tertawa.
“Huh, aku rasa paman lebih bodoh karena baru menyadari  kalau merek aberdua ini orang bodoh.” Ucapku sinis.
“Kurasa hanya nona yang terlihat sombong ini yang tidak punya selera humor. “ ucap paman itu sambil menatapku sinis.
“Like I care.” Ucapku tak kalah sinis.
“Eh, paman, memangnya kenapa organisasi kalian memilih hutan ini sebagai gudang senjata ?” Tanya Otani penasaran.
“”Krena orang-orang di sini terlalu bodoh mempercayai cerita hantu yang beredar hingga mereka semua tidak berani mendekat ke Padova mountain.”jawab paman itu sambil menghisap rokok.
Baiklah, aku rasa aku mulai menemukan beberapa kesimpulan di sini.
Satu, aku ,Nakahara dan Otani terjebak di sebuah gudang senjata dari mafia terkenal bernama Melfiore Organization.
Dua, Karena kami sudah mengetahui keberadaan pusat gudang senjata Melfiore Organization kemungkinan mereka akan membunuh kami bertiga.
Tiga, aku tidak puny aide untuk keluar dari sini.
Ah, sial. Apa yang harus ku lakukan ?
*******
#Sasuke point of view #
Aku tidak suka mencampuri urusan orang lain karena aku tak suka urusanku dicampuri.
Aku tidak suka melakukan sesuatu yang merepotkan demi orang lain.
Aku tidak terlalu peduli dengan orang lain.
Aku bertindak karena ada sesuatu yang aneh dengan hutan ini. Aku menemukan sebuah gudang tua yang mencurigakan. Beberpaa orang aneh yang terlihat seperti bandit berlalu lalang di sekitar gudang tua itu sambil membawa sesuatu yang mencurigakan.
Aku mendekati gudang tua itu untuk mencari tahu. Aku mendengar tawa keras darI DALAM GUDANG TUA ITU. Entah apa yang bisa di tertawakan oleh bandit-bandit itu, kulihat tidak ada sesuatu yang menarik dan ‘lucu’ dari hutan ini. Aku mengendap-endap dan mengintip dari balik jendela dengan hati-hati. Tampaknya seorang bandit dengan wajah kejam sedang tertawa seperti sedang melihat pertunjukan lawak. Aku mencoba mendekat, rasanya aku sangat mengenal suara yang sedang berbicara dengan si bandit itu. Suara yang sering mengganggu telingaku, sip ayah Ryuko.
Apa yang dillakukan si payah itu di tempat seperti ini ? Mencoba bermain rumah-rumahan ?. Sebodoh apapun gadis itu, dia tak akan memilih tempat seperti ini untuk bermain. Aku mencoba melihat lebih dekat ke jendela, aku melihat beberapa, tidak, maksudku dua orang yang tidak terlalu asing . Mungkin mereka teman-teman si Ryuko, ah, itu juga tidak penting.
Kurang lebih selama 1 menit aku mencoba menganalisa apa yang terjadi. Sebenarnya yang kulakukan kali ini bukan untuk menolong orang-orang bodoh seperti mereka. Aku hanya ingin mengisi waktu lauangku yang terbuang sia-sia di huta ini.
Tanpa memikirkan banyak rencana (karena aku yakin bisa dengan mudah menghabisi bandit ini dengan mudah) , aku segera masuk ke dalam gudang tua itu dan membereskan seorang bandit yang sedang berbincang-bincang dengan Ryuko cs.
“Kau…kenapa ada di….?” Aku segera menutup mulut Ryuko sebelum dia sempat berbicara dan menimbulkan suara berisik lebih jauh lagi. Tapi di luar dugaan, bandit yang tadi ku lumpuhkan ternyata tak selemah yang ku piker. Tanganku digigit oleh Ryuko secara paksa, hingga ia bisa meneriakkan sesuatu padaku.
“Dibelakangmu, bodoh !” teriaknya sambil menjatuhkanku  lewat lutut kakiku dari belakang, hingga membuatku berubah posisi dalam posisi terduduk. Bisa dikatakan, aku cukup beruntung karena berkat si bodoh Ryuko aku selamat dari hantaman benda keras yang digunakan si paman bandit untuk memukul kepalaku. Dengan cepat aku segera melumpuhkan paman bandit itu dan kali ini kupastikan dia tidak bisa bangkit lagi ( tenang, bandit itu tidak mati ).
“Jangan lakukan itu lagi.” Ucapku dingin tanpa menatap Ryuko.
“Apa ? Kau ini seharusnya berterima kasih padaku tapi kau malah bla..bla…bla..” Aku hanya bias mendengar kalimat depan yang dikatakan Ryuko, tapi selebihnya, entah aku tak bisa, hm bukan, tepatnya aku tak mau mendengarnya karena selebihnya adalah kalimat tak penting.
Aku Segera Melepaskan ikatan 2 orang yang sepertinya bernama Nakahara dan Otani, yang terlihat asyik melihat keributan yang ada di depan mereka.
“Kalian berdua cepat keluar !” ucapku singkat.
“Tapi..ini seru sekali dan aku ingin lihat lebih jauh..” ucap Otani tanpa dosa.
Tanpa merespon ucapan mereka, aku segera  menyeret dua orang itu ke dekat jendela. Untunglah mereka tidak terlalu keras kepala seperti Ryuko, sehingga tidak terlalu sulit mengeluarkan mereka dari tempat ini.
“Hei, kau yang tidak tahu terima kasih ! kenapa tidak melepaskan aku ?” protes Ryuko.
“Kau meminta tolong atau member perintah ?” responku dingin.
Ck, ayolah…cepat lepaskan aku…Aku sudah bla..bla…bla…” Entah apa yang dikatakannya, tapi aku memilih melepas ikatan sip ayah Ryuko daripada harus memndengarnya mengomel lebih lama.
“Kau juga keluar. Jangan ganggu aku.” Perintahku sembari menunjuk ke arah jendela.
“Tunggu ! Kau mau ke mana ? Apa kau tidak tahu mereka itu berbahaya. Kalau kau seenaknya bla…bla…bla..”  Tanpa mendengar celotehan Ryuko lebih jauh aku segera pergi memasuki gudang tua itu lebih dalam. Tentu saja untuk membereskan bandit lain yang masih berkeliaran.
“Hei tunggu !” teriak Ryuko.
Aku sedikit heran dengan apa yang kutemukan. Kondisi ruangan yang kumasuki begitu sepi dan penuh dengan bubuk mesiu. Tentu saja bau bubuk mesiu adalah hal yang biasa karena ini adalah gudang senjata api. Aku mencoba membuka seluruh pintu yang ada untuk memeriksa seluruh gudang ini, tetapi semuanya….KOSONG. Bukankah ini gudang senjata rahasia ? Tapi kenapa aku tidak menemukan satu pun senjata di sini ?.
“Bau di sini aneh sekali…” ucap Ryuko sambil terbatuk-batuk.
“Bukankah sudah kubilang untuk keluar dari sini !” responku.
“Ah, benar juga? Kenapa paman-paman bandit yang sejak tadi berisik tidak ada ? Apa mereka semua sudah keluar dari sini ?” gumam Ryuko tidak jelas.
 1 detik …2 detik…3 detik…Aku mencium sesuatu yang tidak beres. Ah bukan ! Aku mencium sesuatu yang terbakar !
Tanpa berpikir panjang aku segera menarik tubuh Ryuko dan melompat keluar jendela.
Beberapa detik kemudian, DHUAR !! gubuk tua itu meledak.
“Aduh…kakiku, apa yang kau lakukan sih ? mendadak seperti itu !” keluh Ryuko.
“Paling tidak ucapkan terima kasih pada orang yang sudah menyelamatkan nyawamu.” Ucapku sambil membantu sip ayah berdiri.
“Paling tidak selamatkan aku dengan cara yang tidak menyakitkan.” Protes Ryuko lagi.
Plok …plok….plok….
Suara tepuk tangan  menarik perhatian kami berdua.
“Hebat juga, kalian bisa lolos.” Gumam seseorang sambil bertepuk tangan.
Aku melihat seorang laki-laki dengan senyum dan mata yang licik, satu-satunya orang yang terlihat berbahaya.  Bisa kupastikan dia pemimpin dari gerombolan bandit ini.
“Seijiro-sama. Apa yang ingin anda lakukan pada dua bocah ini ?” Tanya salah seorang bandit di belakang orang yang bernama Seijiro.
“Ah, Sasuke..Ryuko…kita bertemu lagi.”
“Ah, Otani ! Nakahara ! Kenapa kalian tertangkap lagi ? Dasar bodoh !” seru Ryuko sambil menatap dua orang yang bernama Otani dan Nakahara .
Hm, Sepertinya aku tidak bisa menghabisi bandit-bandit payah itu dengan sesuka hatiku.
*****
Bersambung ke part 3
(Kayak download film aja banyak part2nya wkwkwkkwk.)
Comments
10 Comments

10 komentar:

  1. Ditunggu part 3 nya :D
    Nunggu kaya ngantri sembako,,:p

    BalasHapus
  2. Hoho.. Btw Rencana rilis part 3nya kpan nie?..:)

    BalasHapus
  3. kapan ya ???hahaha..ntar deh..ditunggu dulu yach...

    BalasHapus
  4. jangan lama2 part 3nya. maraake lali karo part sak part 1, 2. hehe.....

    BalasHapus
  5. asem, Otani ne toh emang podo ok hee -___-

    BalasHapus
  6. yah semoga saya masih sempat melanjutkan part 3 ya...

    BalasHapus
  7. harus. soalnya di atas, kamu udah bilang "bersambung ke part 3". jadi, yah, kamu harus melanjutkan part 3nya. #meksa... hehe...

    mian.....

    BalasHapus

Stop being silent reader and write your comments.......