Previous on chapter 3
Ciao ciao ! Langsung
enjoy aja ya ~
CHAPTER
4
Judul : One day in the Past
Genre :Comedy, Romance, Adventure,Action
Pairing :
D18, 0027,8059, 6926 (Hint : G27, ,6918,1827)
Rate : T (yang masih anak-anak jangan
baca)
Daemon
sebenarnya sudah sangat malas jika harus mengrusi pertengkaran Bermuda dengan
Reborn. Tapi karena dia sudah terlanjur berjanji, jadi tidak ada pilihan lagi
baginya. Secepat mungkin dia harus bisa menyelesaikan pertengkaran ini dan
kembali ke kehidupannya yang damai.
“Aku
sudah menemukan lokasi benda itu.” Daemon secepatnya menginformasikan apa yang
dia ketahui pada Bermuda.
“Baguslah
kalau begitu, ayo cepat kita menuju kesana.” Bermuda sudah dapat mencium bau
kemenangannya.
“Tapi
ada sedikit masalah?”
“Apa
lagi masalahnya.”
“Benda
itu ada di sebuah Mansion di tengah hutan. Mansion milik vongola Primo.” Kata
Daemon Spade datar.
“Apa ?! Kenapa bisa
ada di kediaman Vongola ? Ah, sudahlah! Aku tidak peduli, kita langsung menuju
ke sana, siapkan pasukan !” perintah Bermuda.
“Jangan seenaknya main
perintah, dasar bayi !” protes Daemon berlalu pergi meninggalkan Bermuda yang
masih frustasi karena memikirkan masalah taruhannya dengan Reborn.
“Pokoknya benda itu
harus kudapatkan. No matter what !” ujar Bermuda dengan penuh obsesi.
“Bermuda-sama,” salah
seorang Vindice kepercayaannya datang melapor.
“Oh Jeager. Bagaimana
? Kau sudah siap untuk pertempuran akhir ?” tanya Bermuda menatap Vindice
bertopi itu. Lebih tepatnya, Vindice terkuat andalannya.
“Anytime you wish,”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
“Jadi Giotto-san,
bagaimana cara agar kekuatan flame ku bisa bangkit kembali ?” tanya Tsuna lagi.
“Hm,” Giotto lagi-lagi
merespon Tsuna dan tersenyum aneh menatapnya.
“Langsung kita
praktekan saja, bagaimana ?” tawar Giotto sembari menyentuh pipi Tsuna dengan
lembut.
“Eh ?” jujur, Tsuna
makin bingung dengan ancestor nya yang satu ini. Tak tahu kenapa melihat
tatapan sang Primo membuat jantung sang Decimo berdetak tak karuan. Well, harus
diakui tatapan Giotto memang berbahaya.
“Kau bilang ingin
tahu...caranya kan ?” Giotto mulai memperluas daerah jajahannya(?) menuju
rambut karamel Tsuna (rambut coklatnya kan manis banget tuh kayak karamel -,- )
Tapi....
BRAK !!!!!!
Believe it or not, Hot
scene yang akan diperagakan Giotto GAGAL untuk yang kedua kalinya. Kali ini
tersangkanya adalah...
“Primo ? Aku dengar
ada masalah penting ? Apa yang terjadi ?” seru the first Vongola’s storm
guardian yang tak lain adalah G.
“G ? Hm, aku pikir
siapa...” Giotto akhirnya melepaskan (?) Tsuna . Tsuna memanfaatkan kesempatan
itu untuk mengatur nafas dan detak jantungnya yang berantakan.
Sang tangan kanan
Primo menatap Tsuna dengan tatapan tidak senang, seolah bertanya : apa yang
sedang bocah ini lakukan bersama primo ?. Well, mirip sekali dengan tatapan
Gokudera.
“Siapa dia ?” tanya G
dingin.
“Ah, perkenalkan dia
Sawada Tsunayoshi. Dia salah satu anak dalam Reborn’s Oracle,” jawab Giotto.
“Reborn’s Oracle ? Ah,
jadi memang sudah dimulai ya, Kebetulan sekali, barusan aku mendapat informasi
bahwa Vindice,seorang Arcobaleno misterius dan satu musuh tak dikenal datang ke
sini untuk mencari benda itu,” jelas G.
“Benda ‘itu’ ? apakah
mungkin itu benda yang akan membantu kami kembali ke masa depan ?” tanya Tsuna
penasaran. “Giotto-san, kenapa kau tak bilang kau memiliki benda itu ?” desak
Tsuna.
Giotto menghela nafas.
“Tenangkan dirimu, Tsuna. Akan kujelaskan alasannya. Kumpulkan semua temanmu
yang dari masa depan di ruang tengah. Sesuatu yang penting harus aku jelaskan
pada kalian,” jelas Primo. “Bagaimana dengan yang lain, G ?”
“Aku sudah
mengumpulkan semua guardian, mereka menunggu di ruang tengah,” jelas G.
“Baiklah. Tsuna aku
akan menunggu kalian di ruang tengah,” ujar Primo sambil berlalu meninggalkan
Tsuna yang masih kebingungan.
Akhirnya Tsuna pun tak
mau terlalu banyak berpikir, Ia menuruti perintah Giotto dan segera mencari
keberadaan Gokudera dan yang lain. Namun ketika sampai di sebuah lorong
seseorang menarik tangannya dan ...
Chu ~
Sentuhan lembut
menyentuh bibir Tsuna. Tsuna membuka matanya dan menangkap sosok yang baru saja
menciumnya.
“Tsuna,,,ada sesuatu
yang harus aku katakan padamu,”
Tsuna
terkejut dengan kehadiran Hibari, dan apa Hibari baru saja menciumnya?
“Hibari-san
sedang apa kau di sini? Bukankah kau sedang demam? Seharusnya kau beristirahat
bersama dengan Dino-san.”
Nafas
hibari terlihat sangat berat dan hibari masih terus mengeluarkan keringat
dingin. Hibari berusaha menopang tubuhnya dengan memegangi dinding yang ada di
belakang Tsuna.
“Kyouya! Where are you?” terdengar suara Dino tidak jauh dari
tempat dimana mereka berdiri. Hibari mengerutkan keningnya entah karena menahan
sakit atau karena kesal akan keberadaan Dino. Dengan masih terhuyung-huyung
Hibari menarik Tsuna untuk masuk ke ruangan terdekat.
“Hibari-san,
apa kau sedang lari dari Dino-san?” tsuna sepertinya sudah bisa mulai mengerti
apa yang terjadi.
“Ssstt….bisa
kau tutup mulutmu itu?” Hibari mengunci ruangan itu sambil membekap mulut Tsuna
agar tidak bersuara. Suara Dino kini berada tepat di balik pintu membuat mereka
tanpa sadar menahan nafas masing-masing. Tak perlu lama menunggu suara Dino
mulai bergerak menjauhi ruangan hingga akhirnya menghilang.
“
Sigh, akhirnya aku bisa lepas darinya.” Hibari menghela nafas panjang kemudan merebahkan tubuhnya di ranjang yang empuk.
“Beruntung
Mansion ini punya banyak kamar, jadi aku bisa memiliki ruangan sendiri untuk
berdua denganmu.” Hibari tiba-tiba menarik tangan Tsuna dan membawanya ke
pelukan yang hangat.
“Waaa…
Hibari-san apa yang kau…” belum selesai Tsuna memprotes Hibari sudah
mendaratkan bibirnya memberikan ciuman singkat tapi lembut pada Tsuna.
“Let
me stay with you for a moment.” Hibari berkata lembut dan kembali memberikan
pelukan hangat pada Tsuna. Apa demam membuat Hibari hilang kesadarannya?
Sementara
itu, tanpa disadari Tsuna dan Hibari, sedang terjadi pertempuran antara pasukan
Bermuda dan yang lainnya di halaman belakang.
“Baiklah
pasukanku, sekarang saatnya mengambil benda itu dan raih kemenangan kita.” Bermuda menyuruh pasukannya untuk terus menyerang
sementara G dan Gokudera melakukan pertahanan.
“Sial,
aku tidak bisa menemukan Kyouya
dimanapun.” Dino yang baru saja datang langsung membantu yang lainnya bertarung
melawan para vindice.
“Bagimana
dengan Juudaime?” Dengan gerakan yang gesit Gokudera berhasil menghindar
sekaligus menyerang para Vindice. Yang lainnya hanya menggeleng tanda tidak
tahu keberadaan Tsuna.
“Enma
masih berusaha mencarinya.”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx
Enma
menyusuri lorong mencari Tsuna sambil sesekali melihat kotak kecil yang ada di
tangannya. Kotak kayu yang ukurannya tidak lebih besar dari kotak music yang
biasa dilihatnya. Ada lambang
vongola di salah satu sisi dari kotak itu. Enma ingat saat Giotto memberikan
kotak itu padanya, dan Giotto juga meminta Enma untuk menjaga kotak itu. Giotto
sangat meyakini bahwa benda yang saat ini dipegangnyalah yang selama ini
diincar oleh Bermuda dan anak buahnya.
Ada
rasa penasaran di benak Enma. Dia ingin tahu apa isi dari kotak yang sedari
tadi dibawanya itu. Tapi Enma merasa mungkin ini bukan saat yang tepat. Dia
harus segera mencari Tsuna.
Enma
menyusuri setiap lorong dan memeriksa setiap kamar yang berada di mansion.
Sesekali ledakan terdengar dari halaman belakang tempat dimana yang lainnya
sedang bertempur. Di saat seperti ini seharusnya Enma bisa segera membangkitkan
Flame miliknya.
BRAK ! Enma menabrak
seseorang.
“Ouch”
“Kau ? kebetulan
sekali, cepat temukan temanmu yang bernama Tsuna ! Ada musuh yang sangat
berbahaya dan sepertinya hanya bocah itu yang bisa mengatasinya” ujar seseorang
yang tak lain adalah Cozart.
“Aku juga sedang
berusaha mencarinya. Tapi kenapa Tsuna yang harus bertarung ? Apa kalian tidak
bisa mengatasinya ? Lagipula Tsuna masih belum bisa membangkitkan kekuatan
flame nya,” ujar Enma khawatir.
“Itu tugasmu untuk
membantunya. Kau juga sudah tahu bagaimana caranya kan ?” respon Cozart.
“Aku tahu...tapi
Giotto-san selalu saja....”
Cozarto merespon Enma
dengan tertawa kecil. “Kau tak perlu mengkhawatirkan Giotto. Serahkan dia
padaku, kau urus saja Tsunayoshi...” ujar sang Simon ancestor sambil pergi
meninggalkan Enma yang masih tertegun. Namun menyadari bahwa keadaan kali dalam
situasi genting, Enma pun memilih menfokuskan misinya untuk mencari Tsuna.
“Tsuna ! Kau di mana
???!”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
“Hibari-san ! sudah
hentikan, kumohon jangan lagi Hmph...” ucapan Tsuna terhenti karena lagi-lagi
Hibari mengunci mulutnya dengan ciuman ganas khas karnivore. Tsuna tak bisa
berbuat banyak untuk menghentikan Hibari. Ada sesuatu yang aneh dengan
Hibari,tatapan Hibari lebih datar dari biasanya, apa mungkin ini adalah sisi
lain Hibari yang tak diketahui oleh Tsuna ?
“Hh...Hi...ba..ri
san,” ujar Tsuna berusaha mengatur nafas.
Jangan
biarkan dia kabur.Tsunayoshi milikmu.
Ouch, suara itu
membuat kepala Hibari terasa sakit. Suara2 di otaknya seperti memerintah
tubuhnya untuk melakukan ini semua terhadap Tsuna.Meski masih dengan wajah
memerah dan nafas terengah, Hibari masih sempat memberikan evil smirk untuk
merespon Tsuna. “Kau tak akan kubiarkan pergi,”ujar Hibari datar.
Namun.....
“Kufufufu... Oya
oya.Hibari Kyouya... Jika Cavallone itu melihat apa yang kau lakukan bersama
Tsunayoshi saat ini, aku yakin dia akan mencekik lehernya sendiri dengan cambuk
di tangannya sampai mati”
“Mu-Mukuro ?” seru Tsuna
kaget, sekaligus senang ? Yah, apapun itu, setidaknya hal ini membuat Hibari
menghentikan aksinya sejenak. Bukannya Tsuna tak menikmati setiap ciuman dari
Hibari, hanya saja ia merasa ini bukanlah seperti Hibari yang ia kenal.
Pengganggu,
hentikan dia !
“Tch, pengganggu,”
masih dengan nafas terengah Hibari mempersiapkan Tonfas di tangannya. Tanpa
basa basi ia menyerang Mukuro yang tersenyum aneh padanya.
Sambil menahan Tonfas
Hibari dengan Trident miliknya Mukuro menggunakan mata kanannya untuk memunculkan
sebuah ilusi yang menjadi kelemahan Hibari.
“Sa-sakura ?” bisik
Tsuna heran melihat tiba-tiba ruangan itu dipenuhi oleh bunga khas Jepang yang
indah.
“Oya ? Tsunayoshi ?
kau masih di sini ? sebaiknya kau cepat pergi, aku akan mengurus urusan di sini...fufufufu,”
Mukuro menatap Hibari yang mulai terkulai lemah, keringat dingin dan wajahnya
semakin memerah. Yah, ternyata dia masih lemah terhadap sakura kufufufufu...
“Tapi Hibari-san, dia
sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik,” ucap Tsuna khawatir. “ Aku harap
kau tidak melakukan sesuatu yang menyakiti Hibari-san,” lanjut Tsuna sambil
berjalan menuju pintu keluar dengan ragu. Ya, sesadis apapun Hibari padanya,
Tsuna masih saja khawatir pada Cloud guardiannya, apalagi setelah Hibari sempat
memberikan ciuman kejutan padanya.
Huft, ayolah Tsuna !
Kau harus fokus. Dengan segera Tsuna keluar dari ruangan itu, meninggalkan
Hibari dan Mukuro sendiriann.....
Mukuro mendekati
Hibari, menyentuh lembut dagu Hibari mencuri sebuah ciuman di bibir Hibari.
Yah, Tentu saja Hibari tak bisa berbuat banyak karena bunga pink kelemahannya
masih berada di bawah kendali si rambut nanas.
Jangan
biarkan dia...zztzt@@#@#@$@!#@%@
Ugh, perintah2 yang
berkelebatan di otak Hibari semakin membuat kepalanya sakit. Apalagi setelah si
nanas ini memberikan ciuman padanya.Crap ! Apa yang sebenarnya terjadi
dengannya.
“Oya..oya... Melihatmu
sangat kesakitan membuatku semakin ingin...mencicipimu,” ujar Mukuro kembali
menyerang dengan ciuman kedua.
“Nghh..ah...S-Stop it,
Damn Herbivore !” ujar Hibari.
“Fufufu...hate me
more, resent me Hibari Kyouya !” tambah Mukuro lagi sambil melempar Hibari ke
tempat tidur. “Hate me more, then you will be free ,,,,fufufufu,” Dengan luwes
tangan Mukuro menelusuri perut Hibari, dan kemudian mempermainkan titik
sensitif Hibari hingga membuat Hibari mengerang pelan.
“Nggh...K-kau....Ahh...”
@#@#%$@@$@^@^$@^@$@####
Damn
it ! I hate it ! Stop it or..KAMIKOROSU !Kali ini otak Hibari sendirii yang memberi perintah.
BUAGH ! Sebuah pukulan
melayang ke pipi sang Mist Guardian. Membuat sang Mist Guardian tersenyum puas
melihat sang Karnivore Nanimori sudah mendapatkan tatapan predatornya lagi.
“Get away for me,
herbivore !” ujar Hibari dingin.
“Kufufufu... aku
senang tatapanmu sudah kembali. Berterima kasihlah padaku yang sudah
membebaskanmu dari kendali ilusi murahan dari seseorang, Hibari Kyouya,” ujar
Mukuro tanpa mengubah posisinya saat ini.
“Diamlah Herbivore
atau ka-Hmphhh Nghh,” Meski sudah terbebas dari ilusi namun sang Illusionist
masih tetap bisa membuat Hibari terkunci. Seolah kondisinya saat ini tak
mengubah apapun.
BUAGH ! Kali ini pasti
puncak emosi Hibari sudah sampai batasnya. Mukuro terlempar sampai ke tembok
yang ada di belakangnya. Death aura Hibari sudah kembali normal, kali ini
mendekati Mukuro dengan killing intens yang berada di puncaknya.
“Kufufufu... Hibari
Kyouya, aku rasa kau lebih berminat menghajar orang yang sudah menyebabkan
dirimu terkena ilusi murahan seperti tadi. Ya, tak kusangka ilusi itu sampai
benar-benar membuatmu menderita dan-“
SRET ! Tonfas menempel
di leher Mukuro. “Di mana orang itu ?” tanya Hibari dingin.
“Di halaman belakang
sedang bertarung melawan Cavallone dan yang lain,” jawab Mukuro singkat.
Tanpa berlama-lama
Hibari segera keluar dan menggunakan kesempatan ini untuk melampiaskan
amarahnya.
Di halaman
belakang.....
“Cih, mereka seperti
tidak punya kelemahan,” keluh Gokudera.
“Ahahaha... Namanya
juga Vindice,” respon Yamamoto santai .
“Dasar Yakyuu Baka !
di saat ini masih saja santai,” respon Gokudera makin kesal.
Karena masih asik
berdebat dengan Yamamoto, Gokudera tidak waspada ketika sebuah serangan
mengarah padanya.
“Hei, kalian awas !”
seru G di sisi lain. Namun sial ia tak bisa berbuat banyak.
CRAK ! Beruntung
sebuah cambuk berlapiskan Sky flame menahan serangan Vindice. Oh ya, kau
melupakan kehadiran seorang Dino Cavallone di tempat itu. Namun, sialnya
Vindice memiliki keahlian meyerang dari belakang secara mendadak.
“Gawat ! Dino-san awas
!!!1” kali ini giliran Yamamoto yang mempeeringatkan.
“Tidak akan sempat-“
ucap Dino.
TRANG ! Seseorang
datang melindungi sang Cavallone.
“I’ve paid my debt,”
ujar seseorang dingin. Ya, sang Skylark, the strongest Vongola Guardian has
arrived !
“Kyouya ? Kau sudah
sehat ?” tanya Dino tak percaya.
BUAGH ! Hibari
menendang Dino menjauh darinya. Yah, kurasa itu jawaban yang jelas untukmu Dino
Cavallone -,-.
“Just Shut up and
watch, Haneuma,” ujar Hibari dingin. Kali ini cloud flame sudah berhasil
dikuasainya, dengan segera , Ia membuka box weaponnya dan mempersiapkan Roll untuk
bertarung.
“Nee, kimi
tachi..Siapa diantara kalian yang bertanggung jawab karena berani bermain ilusi
denganku ?” ujar Hibari dingin.
“Nufufufufu,,,” sosok
yang tak asing muncul di hadapannya. Daemon Spade.
“Tidak kusangka,
ilusiku berhasil dipatahkan...,,” Ujar Daemon sinis.
“Omae....Kamikorosu !”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
Tsuna masih terus
berlari menuju lorong di mansion itu. Ia harus segera menemui Giotto-san dan
yang lain. Namun sepertinya situasi sedang buruk, suara ledakan di halaman
belakang memperjelas keadaan.
Brak ! Karena tak
berkonsentrasi Tsuna menabrak seseorang yang tak lain adalah...
“Enma ?”
“Tsuna ! Akhirnya aku
menemukanmu !” Tanpa sadar Enma langsung memeluk Tsuna saking bersyukurnya.
“Enma ? Apa yang-
Hmpphh Nggh...” Kali ini Enma memilih untuk beraksi terlebih dahulu. Tanpa
banyak bicara Enma membbungkam mulut Tsuna dengan ciumannya, mengajak lidah
keduanya saling bertautan. Menarik diri sejenak kemudian kembali dengan ciuman
kedua.
“E-enma ? A-ada apa
denganmu ?” bisik Tsuna tak mengerti.
“Tsuna...I... Im in
love with you,” bersamaan dengan itu Enma kembali meminta bibir Tsuna untuk
bermain. Tak membiarkan Tsuna memberikan respon.
“Hhh…. Enma…. aku....”Tsuna
akhirnya bisa terlepas dari cengkraman Hibari, tapi kenapa sekarang dia masuk
ke cengkraman Enma?
“Aku
tahu ini, bukan waktu yang tepat, tapi aku hanya ingin segera memberitahumu.
Kau tidak perlu menjawabnya sekarang. Yang penting kita harus segera
mengamankan barang ini.” Enma menarik
tangan Tsuna dan membawanya berlari menyusuri lorong.
“Eh,
benda apa yang kau maksud.”Tsuna tidak mengerti apa yang Enma bicarakan. Enma
mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Diperlihatkannya kotak itu pada Tsuna.
“Ini
benda yang kemungkinan dicari oleh Bermuda dan pasukannya.” Dengan masih berlari
Enma memasukkan kembali kotak itu ke sakunya. Mereka berdua turun menuju lantai
satu, terlihat cahaya ledakan dari jendela. Sepertinya pertempuran sudah
merambat ke seluruh bagian Mansion. Saat mereka sudah sampai di sebuah ruangan
besar tiba-tiba tembok yang ada di samping mereka hancur. Ternyata itu akibat
dari serangan Vindice.
“Ouch,”
Dino muncul dari reruntuhan tembok yang baru saja hancur.
“Why
you so useless at time like
this?” Hibari juga terlihat dari balik tembok bersiap mengeluarkan vongola
boxnya.
“Nufufufu, tak
kusangka bocah sepertimu benar-benar merepotkan. Akan kuakhiri dengan cepat,
aku mulai bosan dengan permainan konyol ini,” ucap Daemon kesal karena sembari
tadi masih belum berhasil menaklukan sang Skylark.
“Hmn ? Kita baru saja mulai,
herbivore,” evil smirk menghiasi wajah dingin Hibari. “ROLL, CAMBIO FORMA !” Akhirnya Hibari mengeluarkan
final form dari Vongola Box nya.
“Nufufufu, sayang
sekali aku sudah bosan bermain,” Daemon mengeluarkan mist flame nya dan
menciptakan barrier yang membuat Hibari dan Dino terkurung. Sementara YamaGoku
masih sibuk menghadapi Vindice. Daemon memanfaatkan kesempatan itu untuk pergi dan mencari benda
yang dicari oleh Bermuda.
“Tch, Dia kabur,”
decak Hibari kesal. Untuk kesekian kalinya ia membiarkan mangsanya lolos dan
ini benar-benar menghancurkan harga dirinya sebagai karnivore.
Semakin cepat
ditemukan maka permainan konyol ini akan segera selesai. Begitulah yang
dipikirkan oleh Daemon. Ia pun memilih mencari keberadaan ‘benda konyol’ yang
diinginkan Bermuda di sekitar mansion itu , namun pertemuan tak terduga dengan
seseorang membuatnya harus berhenti sejenak.
“Nufufufufu, lihat
siapa yang ada di sini,” ujar Daemon sinis.
xxxXXXXXXXXXXXXXxxx
Sementara itu Tsuna
dan Enma masih panik ketika tembok tempat mereka berada tiba-tiba hancur oleh
sebuah serangan. Di hadapannya muncul Jeager dan Bermuda yang ternyata sedang
mencari benda incarrannya. Dengan hati-hati Enma menyembunyikan kotak yang
diberikan Giotto padanya-yang kemungkinan benda incaran bermuda-.
“Kau... Vongola Decimo
? Jika kau ada di sini, kau pasti tahu sesuatu tentang benda incaranku,” ujar
Bermuda dingin.
“A-apa maksudmu ? Aku
tak mengerti,” jawab Tsuna gugup. Bagaimanapun juga ia harus menghindari
pertarungan sebisa mungkin, karena ia tak bisa mengeluarkan sky flame nya untuk
bertarung.
“Jangan pura-pura
bodoh, keberadaanmu di zaman ini pasti karena perintah Reborn kan ? Tch, that
damn Reborn, he tried to disturb my plan !” Bermuda terlihat kesal ketika
menyebut nama Reborn. Yah, sepertinya Reborn sangat ahli membuat musuh kesal
dengan keahliannya yang tak terduga.
“Re-Reborn ?” Ah,
Tsuna sudah menduganya. Semua ini pasti melibatkan home tutornya yang satu
itu,lagipula siapa lagi yang bisa membuat Tsuna kerepotan seperti ini selain
dia ? -,-
“Tsu-Tsuna,” Enma
menarik tangan Tsuna seolah memberi kode untuk melarikan diri. Tsuna teringat
pada kotak yang ditunjukan oleh Enma tadi. Ya, kotak yang menjadi incaran
Bermuda.
“Mencoba kabur ya,?
Jeager, serang !” tanpa banyak kompromi Bermuda menyerang Tsuna dan Enma yang
bersiap untuk kabur. Namun....
BRUAK !!! Tsuna
berhasil menghindari serangan Jeager, kemudian memanfaatkan kesempatan itu
untuk kabur.
Sementara itu, Flan
masih dengan santai menikmati es krim coklat di kamarnya sendirian. Ya, ia
ingat ketika terbangun, shisou nanasnya sudah tidak berada di ruangan. Karena
kelaparan(dia memang selalu lapar) ia memilih mengambil es krim coklat yang
entah milik siapa.
Namun suara ledakan
getaran di sekitarnya membuat Flan tak bisa menikmati es krim favoritnya. Ia
hendak mengecek keadaan namun seseorang sudah terlebih dahulu muncul di depan
pintu.
CEKREK.
“Oya ? Flan ?Kau mau
ke mana ?” tanya seseorang yang tak lain adalah sang master, Rokudo Mukuro.
“Ahhh..Shisou ? Kau
dari mana saja ? Aku baru mau mengecek suara berisik di luar,” jawab Flan
datar.
“Kufufufu, sepertinya
kau kelaparan, lihat es krimnya sampai ke mana-mana,” Mukuro merendahkan posisi
berdirinya kemudian dengan lembut menjilat sisa es krim coklat yang menodai
sudut kanan bibir Flan.
“Ahh, Shisou~ kau
melakukannya lagi, eh ? Are ? Kenapa ada bekas lebam di pipi Shisou ?” tanya
Flan sembari menyentuh lembut pipi Mukuro.
Mukuro kembali
mengingat bekas luka yang disebabkan oleh pukulan sang Karnivore, Hibari
Kyouya. Ia hanya tertawa dingin kemudian menggendong Flan menjauhi pintu.
“Kufufufu, aku sedikit
bermain dengan binatang buas. Saa.. sekarang biarkan aku bermain dengan yang
jinak,” Mukuro melempar Flan ke tempat tidur dan menciumi pipinya dengan rakus.
“Ngh ah,,,shi-shisou,”
BRUAK ! DHUAR !
Suara ledakan
menyebabkan sdikit getaran dan suara berisik yang sangat mengganggu. Mau tak
mau Mukuro menghentikan aksinya sebentar dan melirik ke luar jendela. Hal itu
tentu membuat Flan sedikit bernafas lega.
Sigh. Keadaan yang
sangat mengganggu. Apa Mukuro harus mengecek keributan di luar? Atau lanjut
bermain bersama Flan ?
Terdengar suara ledakan lagi, dan kali ini
tepat di depan ruangan dimana Mukuro dan Flan berada.
“Fufufufu sepertinya waktu bermain sudah
selesai. Ayo Flan saatnya kita beraksi.”
Flan sangat suka saat Shisounya mengatakan
hal itu, karena dia sangat suka saat harus bertarung bersama dengan Mukuro.
Flan bisa mengamati secara langsung dan mempelajari teknik baru dari Mukuro.
Dengan segera Flan bangkit dari ranjang dan
menuju pintu. Tapi seketika pintu meledak dan hancur berkeping-keping.
Beruntung Mukuro dengan cepat menarik tangan Flan dan melindunginya dari
ledakan tersebut.
Terlihat di balik asap ledakan Tsuna dan Enma
sedang belari dikejar oleh sesuatu yang tidak lain adalah Bermuda.
“Beraninya mereka hampir mencelakai Flan.” Dengan aura yang membara
Mukuro mengejar Tsuna dan yang lainnya.
“Tsuna tangkap.” Enma melempar kotak
yang diincar Bermuda ke udara saat Bermuda menarik kakinya dan Enma pun
terjatuh ke lantai. Tsuna dengan sigap menangkap benda itu. Entah bagaimana
awalnya, tapi sedari tadi yang bisa mereka lakukan hanya bermain lempar tangkap
untuk menghindari Bermuda.
Melihat benda yang diincarnya kini berda di
tangan Tsuna membuat Bermuda mengalihkan perhatiannya dari Enma.
“Tunggu…huf” Bermuda terlihat kesal dan
lelah. Tentu saja mereka sudah berulang kali melakukan adegan yang sama.
Serang, lempar dan tangkap, begitu seterusnya.
“Mau sampai kapan kita akan melakukan hal
ini?” Bermuda sudah kehabisan kesabarannya. Dia juga lelah karena walau dia
bisa menggunakan flamenya di masa kini, tidak bisa di pungkiri bahwa yang bisa
dia gunakan hanya sebagian kecil saja.
“Sampai kau berhenti mengejar kami tentunya.”
Tsuna yang juga kelelahan menjatuhkan tubuhnya dan terduduk lemas sambil
sesekali mengelap keringatnya. Mereka bertiga kini bersama-sama beristirahat
mengambil kembali nafas mereka.
Tsuna merasakan ada sesuatu yang berbahaya
sedang mendekat. Udara di sekitar tiba-tiba menjadi dingin. Terlihat di ujung
lorong seseorang seperti hantu nanas sedang berjalan mendekati tempat dimana
merka berada saat ini. Dengan aura dingin dan menyeramkan, sosok terus mendekat
hingga profilnya pun semakin jelas. Sosok itu tidak lain adalah Mukuro.
“Katakan padaku, siapa dari kalian yang
membuat ledakan barusan?” dengan dingin dan aura seperti demon Mukuro bertanya.
Dengan cepat Enma dan Tsuna menunjuk ke arah Bermuda. Mereka bukan bermaksud untuk
menuduh, tapi memang kenyataannya seperti itu. Dari mereka bertiga yang bermain
kejar-kejaran kan hanya Bermuda yang bisa menggunakan Flamenya.
Mukuro mengeluarkan Trident miliknya dan
langsung menyerang Bermuda. Beruntung Bermuda bisa menghindar hingga Trident
milik Mukuro hanya mengenai topi Bermuda.
“Beraninya kau membuat Flan hampir celaka.” Dengan mata yang berapi-api Mukuro
menumpahkan kekesalannya kepada siapapun yang berniat melukai Flan. Dasar
Mukuro.
“Hah, siapa lagi yang
akan menggangguku ?” seru Bermuda kesal.
“Fufufufu, Bayi kurang
ajar, aku akan memberi sedikit pelajaran padamu,” ujar Mukuro sambil
mengeluarkan Mist Of Flame nya , tanda bahwa ia benar-benar serius.
Bermuda hanya bisa
berdecih kesal. Reborn Sialan ! Berapa orang yang dikirimnya ke zaman ini untuk
mengganggu rencananya ??!!
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
Daemon bertemu dengan
orang yang sama sekali tak ingin ditemuinya. Orang yang memilihnya sebagai
Vongola’s Mist Guardian. Vongola Primo dan para guarddiannya di masa kini.
“Hah, malah bertemu
dengan mereka,” keluh Daemon kesal.
“Daemon, kau tidak
pernah bercerita padaku kau punya kembaran,” ujar Giotto tanpa dosa. Ia heran
karena saat ini dia melihat dua Daemon Spade, ya tentunya Daemon dari masa kini
dan masa depan.
“Oi Primo, aku memang
tidak punya kembaran,” respon Spade( Daemon masa kini).
“Sudahlah, kau tidak
perlu malu. Jadi dia itu adik atau kakakmu ?” tanya Giotto lagi tanpa dosa.
(kok Vongola Primo karakternya jadi konyol begini ? -_- )
“Sudah kubilang, aku tidak
punya kembaran. Dia itu salah satu musuh yang berniat mengincar benda itu !”
seru Spade kesal.
“Whaaa..musuh ? Kalau
begitu ayo segera tangkap dia sampai EXTREME !” Seru Knuckle yang sembari tadi
hanya menonton perdebatan konyol Primo dan Spade.
“Yosh, ayo tangkap
musuh itu segera-gozaru” Asari mengeluarkan pedangnya tapi ia tak melihat
keberadaan Daemon di manapun.
“Eh ? di mana dia ?”
tanya Giotto yang juga mencarinya.
Sigh. “Dia sudah
pergi, ketika kalian sedang sibuk mengobrol,” jawab Alaude cuek.
“Heee ? Padahal aku
belum selesai mengobrol dengannya. Aku ingin mengobrol lebih banyak dengan
kakaknya Spade,” respon Giotto yang dengan seenaknya mengambil kesimpulan.
“Primo !!! Dia bukan
kembaranku !” seru Spade kesal. (Duh, ini para 1st guardian OOC nya to the
EXTREME banget dehhhh)
“Sudahlah, kalian
bantu saja mereka, sepertinya mereka kuwalahan,” respon Alaude (satu2nya yang
masih waras#plakk) sambil menunjuk ke arah G dan YamaGoku yang sedang bertarung
melawan Vindice.
“Ikuze,” respon Giotto
serius (yah, tentunya dia sudah masuk Hyper Mode, jadinya serius lagi deh).
Sementara itu, Daemon
dia berhasil kabur dan masih sambil mengutuk Bermuda yang menyebabkannya
terjerumus dalam masalah konyol ini. Beruntung, ia berhasil menemukan Bermuada
yang sedang bermain dengan Decimo dan sesosok manusia ‘nanas’ yang mirip dengan
dirinya.
“Oi bayi konyol !”
seru Daemon kesal.
“Ada apa sih , nanas ?
Aku sedang sibuk !” jawab Bermuda kesal. Mendengar kata nanas membuat dua orang
berwujud nanas di ruangan itu tersulut emosinya.Alhasil....
DHUAK ! Double punch
diterima Bermuda dari Daemon dan Mukuro.
“Apa yang kau lakukan,
dasar na....” Bermuda segera menutup mulutnya karena di depannya berdiri dua
iblis Nanas yang siap menyiksanya.
Sementara Tsuna dan
Enma menikmati pertarungan itu sambil minum teh dan pasang taruhan #eh.
“Oi kalian berdua ! Berikan benda yang aku
cari, maka sebagai gantinya aku akan kembalikan kalian ke masa depan !” seru
Bermuda kehabisan ide.
“Benarkah ? Tapi...”
Meski ragu Tsuna mulai tertarik dengan tawaran Bermuda.
Tapi
seberapapun menariknya tawaran Bermuda Tsuna lebih merasa takut dengan apa yang
akan dihadapinya nanti jika dia gagal dalam misi ini. Reborn pasti akan
menghabisinya.
“Tsuna
sebaiknya kita cepat menyembunyikan benda ini.” Enma menarik tangan Tsuna dan
membawanya berlari. Bermuda yang melihat hal itu hendak mengejar mereka, tapi
apa daya dua iblis yang kini yang berada di dekatnya masih belum mau melepaskan
Bermuda begitu saja.
“Mau
kemana kau bayi. Urusan kita belum selesai.” Keduanya menghalangi Bermuda yang
berniat kabur.
“Heeee….”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
Enma
dan Tsuna terus berlari menuju tempat yang Tsuna sama sekali tidak tahu dimana
itu.
“Enma,
sebenarnya kita mau kemana?” Tsuna yang ngos-ngosan berusaha mengimbangi
kecepatan Enma.
“Ke
tempat dimana kita harus menyembunyikan ini. Sesuai dengan perintah Giotto.”
Enma mulai mengingat kembali jalan yang harus mereka ambil untuk sampai ke
lokasi yang seharusnya.
“kau
tahu, di sekitar sini ada Gua yang merupakan Gua rahasia milik Vongola. Gua itu
memiliki keamanan khusus jika kita ingin memasukinya. Giotto bilang ada 13
gerbang yang menutup tempat itu.”
“Ini
akan jadi perkerjaan yang berat.” Tsuna merasa lelah mendengar 13 gerbang.
“Kita
akan melakukan itu bersama.”
Enma
dan Tsuna terus berlari melewati pepohonan dan batuan. Saat mereka sudah merasa
keadaan mulai aman, merekapun menurunkan kecepatan. Terus berjalan melewati
ngarai dan beberapa bukit, Tsuna dan Enma akhirnya beristirahat di sebuah
sungai sambil melihat matahari terbit. Mereka sama sekali belum tidur maupun
makan sejak kemarin. Berbekal buah yang mereka petik di jalan Tsuna dan Enma
mengisi perut mereka sambil menyegarkan diri di sungai.
“Apa
masih jauh?” tanya Tsuna lemas.
“Sekitar
lima kilo meter lagi” Enma tersenyum pahit. Dalam kondisi sekarang lima
kilometer bagaikan 100 km bai mereka.
“Mungkin
sebaiknya kita segera bergegas. Kita tidak maukan terjadi sesuatu pada yang
lainnya di Mansion jika tidak segera menyelesaikan misi ini.” Tsuna bangkit dan
mulai berjalan. Di saat seperti ini semangat Tsuna memang lebih bisa diandalkan
dari pada kekuatannya sendiri.
Mereka
berjalan dalam diam. Suasana sepi membuat Tsuna kembali mengingat perkataan
Enma semalam, saat Enma menyatakan cinta pada Tsuna. Memori itu membuat Tsuna
merasa canggung berada di dekat Enma. Tsuna sendiri tidak tahu bagaimana
perasaan dia terhadap Enma.
“Tsuna
aku rasa itu guanya !” Teriakkan Enma membuyarkan lamunan Tsuna. Dengan cepat
Tsuna dan Enma memasuki gua.
Tidak
terlalu jauh mereka memasuki gua yang bisa mereka temukan hanya jalan buntu.
“Jalan
buntu. Apa kau yakin ini gua yang dimaksudkan oleh Giotto?” tanya Tsuna
meraba-raba dinding gua yang buntu.
“Ya,
ini adalah gerbang pertama. Kita harus memasukan flame kita ke lubang itu.”
Kata Enama menunjuk dua lubang yang berada di dinding Gua.
“Tapi
bukankah kita tidak bisa menggunakan Flame kita? Jadi bagaimana sekarang?”
Tsuna mulai panic, tapi Enma hanya diam saja.
“Apa
kita harus kembali dan menyuruh yang lainnya untuk ke tempat ini? Melewati
gerbang pertama saja kita sudah gagal.”
“Tsuna
tenanglah.” Enma menenangkan tsuna dan menatapnya intens.
“Apa
kau percaya padaku?” tanya Enma pada Tsuna.
“Mmmm,
aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tapi tentu saja aku percaya padamu.”
Dengan sedikit ragu Tsuna menjawab pertanyaan Enma.
“Aku
tahu cara mengembalikan kekuatan flame kita.” Kata Enma mantap.
GULP. Tsuna menelah
ludah karena tegang. Entah kenapa suasana di tempat itu menjadi sangat intens.
Tatapan Enma kali ini tidaklah main-main. Dia serius akan suatu hal.
“Enma ? Apa yang ingin
kau lakukan ?”
GREP ! Enma memeluk
erat tubuh Tsuna, memanggil nama Tsuna dan mulai menciumi rambut karamelnya.
Tsuna yang tak pernah melihat Enma begitu agressif seperti ini pun tak tahu
harus bagaimana.
“Tsuna..I love you,”
bisik Enma lembut.
“Enma,aku-Ngh “Tsuna
hendak membuka mulutnya untuk merespon namun Enma tak memberi kesempatan. Enma
membungkam mulut Tsuna dengan bibirnya. Kesempatan ! Enma mengajak Tsuna
bermain main dengan lidahnya. Yah, seperti biasa Tsuna tak dapat mengelak.
“Hh,,En..ma..Ngh,”
Syukurlah, Enma menarik dirinya, memberi waktu sang Decimo untuk bernafas.
“Nee, Tsuna ~ . Mana
yang lebih kau sukai ? Giotto-san atau... aku ?” tanya Enma lembut. Meski
fisiknya tak menyerang Tsuna tapi tatapan intens nan tajam dari Enma membuat
hati Tsuna gelagapan(?).
“A-Apa maksudmu ?
Aku...tak mengerti,” dengan suara lirih Tsuna menjawab. Jujur, ia tak berani
menatap mata Enma secara langsung.
Enma hanya menghela
nafas. Yah, ia sadar beginilah sifat Tsuna. Namun ia tak menyerah, bagaimanapun
ia mencintai Tsuna apa adanya.
“Tsuna... kekuatan
flame bisa dibangkitkan dengan adanya...hmmm ikatan yang kuat di antara...dua
orang. Jadi.. apa kau mau menerimaku sebagai partnermu dan membangkitkan
kekuatan flame itu denganku ?” tanya Enma lembut sambil tersenyum.
“Enma....” entah
kenapa melihat senyum Enma yang polos seperti ini membuat jantung Tsuna
berdebar bahagia. Ya, dia menyukai Enma yang seperti ini, Enma yang jujur dan
polos.
“Tsuna...”Enma
merespon senyum Tsuna dengan mendekatkan wajahnya padanya dan...
Chu ~ sebuah ciuman
ringan mendarat di kening Tsuna.
“Enma... terima
kasih,”
“Hahaha..tak perlu
ber-Hmph “
Eh ? Ada apa ini ? Tanpa disadari, Tsuna sudah
melayangkan sebuah ciuman hangat ke bibir Enma. Mata Enma masih terbelalak
kaget tak percaya. Kemudian secara reflek kedua tangannya meraih pundak Tsuna
dan mendekatkan tubuh keduanya.
Entah, Enma masih tak
mengerti, apa Tsuna sudah menerima cintanya dengan utuh ? Ataukah ini masih
one-sided love ? Tak apa, paling tidak untuk saat ini, Tsuna percaya padanya.
“Akh..Tsuna, ayo kita
coba,” akhirnya keduanya saling melepaskan diri. Lalu keduanya berdiri di depan
masing-masing gerbang berkonsentrasi untuk membangkitkan kekuatan flame.
“Tsuna, percayalah
padaku,” ujar Enma sekali lagi sambil memegang erat tangan Tsuna.
Tsuna membalas dengan
tersenyum. “Umm ! Shinjiteru yo !”
Aku masih tak mengerti
dengan perasaanku. Apa aku mencintai Enma atau tidak ? Aku juga tidak tahu. Aku
tak mengerti apa itu cinta. Tapi aku mengerti akan satu hal, Enma adalah
seseorang yang berharga untukku dan aku...Percaya padanya.
WUSHHHH !!!!!
Earth Flame dan Sky
Flame berhasil dibangkitkan. Dan pintu itu pun terbuka.....
“Ternyata tidak sesulit yang aku bayangkan”
Enma menarik Tsuna masuk melewati gerbang pertama.
“Masih ada 12 lagi. Kenapa mereka harus
membuat gerbang sebanyak itu.”
“Mungkin benda yang kita pegang saat ini
adalah sesuatu yang benar-benar berharga, dan kita harus melindunginya.” Enma
memperhatikan kotak kecil yang masih dibawanya. Masih dengan rasa penasaran
tentu saja. Tapi kini tidak masalah apapun benda yang ada di dalamnya, jika itu
bisa membuat Enma lebih dekat dengan Tsuna maka dia akan melakukannya.
Dengan pakaian yang sobek-sobek dan sedikit
terbakar, luka lecet di sana sini dan sepatu yang sudah hilang sebelah Tsuna
dan Enma berhasil melewati gerbang yang terakhir.
“Yang tadi itu nyaris sekali.” Tsuna berkata
sambil ngos-ngosan.
“Hmm….” Enma juga tidak kalah lelahnya dengan
Tsuna. Mereka kini hanya perlu meletakkan benda itu di tempatnya dan
menyegelnya.
“Apa ini artinya semua masalah telah
selesai?” Tsuna dan Enma berjalan keluar dari Gua sesaat setelah misi mereka selesai.
“Entahlah.”
“Lalu bagaimana cara kita pulang?”
“Ho...ho..ho...ho..ho...”
(note : ini bukan suara santa klaus yak -_- )
Tiba-tiba sebuah
suara mmisterius muncul dari entah berantah. Membuat Tsuna dan Enma yang baru
saja keluar dari gua merinding ketakutan.
“Su-su suara itu
jangan..jangan...” Tsuna menelan ludahnya , entah karena kehausan atau
ketakutan. Tapi ya, Tsuna mengenal suara ini, suara dari orang yang paling
ditakutinya. Hieee, Hibari kah ? BUKAN !
Xanxus ? NGAWUR !!!! Ah, hanya satu
yang orang yang bisa membuat sang Decimo ketakutan....
Sesosok makhluk
misterius muncul dari atas , ia mengenakan kostum fairy dengan sayap2 di kedua
punggungnya. Sebuah tongkat(yang mungkin)tongkat sihir dibawa sang fairy, yang
anehnya kenapa fairy ini mengenakan pedora hats (huh ?).Tsuna takut sama peri ?????!!!!!
“Re-re-re BORN
?!!!!!!” SERU Tsuna panik,kaget,bingung ,tapi lega juga sih ? Tapi apa yang
Reborn lakukan di sini dan juga...kenapa dia berpenampilan aneh begitu ?
Buakhhh ! secara
refleks Reborn menendang Tsuna hingga membuat muridnya itu terdiam seketika.
“Ho.ho.ho.ho, aku
adalah Reibon Fairy, penjaga Reborn’s oracle,” ucap sosok misterius itu, yang
sebenarnya adalah Reborn yang sedang bercosplay. -,-?
“Reibon Fairy ?”
Enma terlihat takjub melihat sosok fairy yang tiba-tiba muncul itu.
“Hah ? Reborn !
fairy apaan sih ? lagipula apa yang kau-“
BUAKHH ! Lagilagi
sebuah sepakan gratis diterima Tsuna dari sang fairy Reborn.
“Ck,ck, Dame-Tsuna.
Sudah kubilang aku ini Fairy Reibon. Kau harus memaggil namaku dengan benar,”
ujar Reborn seenaknya.
Sementara Tsuna
hanya bisa menangis dalam hati. ToT
“Fairy-sama. Apa
yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Enma akhirnya.
“Hohohoho... aku
datang karena kalian berdua berhasil menyelesaikan misi yang ada di Reborn’s
Oracle. Aku ke sini untuk mengembalikan ke masa kalian berada..hohoho,”
“Eeeehhhh? Benarkah
?” Tsuna yang sedari tadi pundung di pojokan hutan (?) berteriak antusias
ketika mendengar bahwa si reibon fairy atau siapapun itu akan mengembalikannya
ke masa depan.
“Hohoho...Fairy
tidak pernah berbohong, Dame-Tsuna,” respon Reibon-Fairy.
“Bagus !” respon
Enma senang.
“Tapi...” tiba-tiba
wajah Reborn berubah serius. “ Aku tidak punya banyak waktu, kalian harus
kembali ke mansion itu dalam 5 menit. Atau semua orang yang ada di mansion itu
akan tertinggal di sini selamanya.”
“Naniiii ??? Usooo
!!!!” seru Tsuna tak percaya.
BUAKKKHHH !
Tendangan ketiga dilancarkan Reibon Fairy, “Sudah kubilang, aku tidak bohong,
Dame-Tsuna !”
“Tapi...tidak
mungkin kita bisa sampai ke mansion dalam lima menit, tenagaku sudah habis
untuk membuka gerbang itu. Sigh,”keluh Tsuna dan juga Enma.
“Hohohoho...Kalau
begitu, aku akan membantu kalian,” Reibon mengeluarkan sebuah remote
mencurigakan. Ia menekan sebuah tombol dan..
WUSHHHHHH ! Entah
bagaimana sebuah pegas raksasa membuat Enma dan Tsuna terlempar tepat ke arah
mansion. Membuat keduanya hanya bisa menjerit pasrah.
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
Di Vongola Mansion,
keadaan masih sama. Bermuda masih sibuk ‘bermain’ kejar-kejaran dengann dua
kepala nanas(read: mukuro dan Demon) dengan Fran sebagai wasit dan penontonnya.
Di halaman belakang, Vindice sedang bersenang-senang dengan YamaGoku dan first
generation Vongola guardian. Sedangkan Hibari? Ia masih sibuk mengutuk para
ilusionis yang menciptakan barrier menyebalkan hingga ia hanya bisa menonton
para herbivore yang sedang bertarung di depan matanya. Dino Cavallone ? masih
useless seperti biasa..hahaha..
“Che! menyebalkan
sekali mereka ini, tidak ada habisnya,” keluh Gokudera.
“Kau benar, di saat
seperti ini Tsuna sedang apa ya ?” respon Yamamoto sambil menahan serangan
Vindice.
“Sebaiknya kalian
mundur saja bocah, nanti malah mengganggu,” ujar Alaude dingin menatap duo
YamaGoku yang sempat mengobrol di saat genting.
“Cih, jangan
remehkan kami,” respon Gokudera kesal.
“Ahahaha..dia mirip
sekali dengan Hibari,” tambah Yamamoto.
DHUAR !!! Tibatiba
sebuah ledakan muncul dari dalam mansion. Dari ledakan itu memuntahkan sesosok
mumi bayi yang tak lain adalah Bermuda ? Oh, rupanya Bermuda memilih kabur dari
dua monster nanas yang merepotkan.
“Huwaaaaa !!!! Awas
!!!!!” seru Bermuda yang terjun bebas dari atas mansion.
“Tunggu kau bayi
jelek !!!!” seru Daemon dan Mukuro dengan OOC nya (?). Mereka muncul di susul
Fran yang masih asik bermain sebagai penonton.
DHUAK ! Apa yang
terjadi ? Bermuda jatuh mengenai G. Daemon jatuh di atas Alaude. Mukuro jatuh
di atas Gokudera. Hanya Fran yang beruntung, ia menjatuhi Yamamoto yang baik
hati,penyayang dan rajin menabung(?).
“Teme !!!! Apa yang
kau lakukan, stupid pineaple ??!!” seru Gokudera kesal. Mukuro yang dipanggil
pineaple pun emosinya beralih pada bomber man yang juga emosi. Ledakan
pertarungan pun tak terhindar.
“Hei kau, cepat
menyingkir,” ujar Alaude dingin namun penuh dengan killing intent.
“Nufufu, A-Alaude..long
time no see..” Daemon pun mulai deg2an karena di zaman ini Alaude masih sangat
liar nafsu membunuhnya. ALHASIL, pertumpahan darah pun tak terelakan.
“Ah Spade ! itu
kakakmu, cepat bantu dia atau Alaude akan membunuhnya ?” seru Giotto tanpa dosa.
“Biarkan saja,”
resspon Spade cuek.
“Fuh, untung saja
dua monster nanas itu sibuk dengan musuh-musuh baru. Dengan begini aku bisa
fokus mencari benda itu. Mansion ini juga hampir hancur, pasti akan mudah
mencarinya muhahaha,” gumam Bermuda tidak jelas. Ia tidak sadar bahwa ia sedang
menduduki generasi pertama Storm guardian yang pada dasarnya sangat
short-tempered.
“Bayi sialan.....”
ujar G penuh emosi.
Sial bagi Bermuda,
ia harus memainkan babak kedua dengan G.
“Whaaaaaaaa....
YAAANGGG DI BAWAHHHHH AWASSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Tiba-tiba Tsuna dan Enma turun dari langit ke
tengah-tengah pertarungan yang tak jelas lagi siapa musuh siapa kawan. Di sisi
lain, akhirnya sang karnivore Namimori berhasil memecahkan barier yang mengurungnya.
Dengan rasa lapar tingkat dewa, sang karnivore akan memangsa siapa saja yang
ada di depannya. Namun...
BUAK !!! Sang
karnivore kejatuhan sesuatu? Seseorang ? seekor ? herbivore yang bernama Sawada
Tsunayoshi yang berani-beraninya jatuh menimpa Hibari.
“Ittai... ah, maaf,
apa kau-“ Tsuna yang hendak meminta maaf pun harus terpotong ucapannya karena
saat itu juga ia membeku akibat aura pembunuh Hibari yang terkendali.
“SAWADA TSUNAYOSHI !
Kamikorosu !”
“Hieeeeee !!!1
Gomenasaiiiiiii Hibari-san !” dengan secepat kilat Tsuna segera melarikan diri
dari kejaran sang Karnivore. Menambah ke semrawutan pertarungan di tempat itu.
Enma dan Dino yang
melihat masing-masing kekasih(?) nya sedang asik berperang pun hanya bisa
jawsdrop. Keduanya enggan mengganggu pertarungan karena masih sayang nyawa.
“Hohohoho....
Sepertinya aku harus menghentikan perang dunia ini,” dengan senyum misterius
sang Fairy Reibon menjatuhkan sesuatu dari atas langit dan ....
DHUARRRRR !!!!!
Vongola Mansion terkena bom atom.
Korban yang
bberjatuhan : Bermuda, Sebagian Vindice, Yamamoto,Gokudera, Tsuna,Enma dan Dino
Korban luka ringan :
Daemon,Spade, Asari,G , Fran,Giotto,Cozarto,Knuckle
Korban tanpa luka :
Alaude, Hibari, Mukuro
Nah, untuk
selanjutnya para2 bocah itu pun berhasil kembali ke masa depan. Dan untuk kedua
kalinya bermuda harus mengganti biaya ganti rugi atas rusaknya Vongola Mansion.
Membuat sang Arcobaleno ini kembali uring-uringan.
Sementara Reborn
menikmati uang hasil taruhannya dan duduk santai di rumah sambil minum espresso.
Author pun menarik
nafas lega setelah berhasil menamatkan cerita aneh ini. Dan para readers pun
hanya bisa jaws drop dan penuh tanda tanya ketika mereka menyadari bahwa ending
cerita ini aneh dan tidak jelas.
-END (?)-
Iya ..ini beneran udah end kok, jangan garuk-garuk kepala karena bingung gitu dong XD
oke, komentar or review ya ? nanti kalau ingat(biasanya lupa) dibikin sekuelnya deh :3
test
BalasHapus