A Combination Project with Nakahara Ningsih and Lee
Diah
Title : Kioku Reunion ~ Bloody Island~
Author : Uchiha Ryuko, Nakahara Ningsih, Aerish Lee
Genre : Comedy / Adventure/Mystery
Summary : Ryuko, Nakahara, Aerish dan 4 temannya
semasa sekolah bertemu kembali dalam liburan yang tak terduga. Mereka pikir
liburan di Bloody Island akan menjadi liburan yang tenang dan mengasyikan. Tapi
yang menunggu mereka adalah liburan yang penuh dengan masalah.
Cerita ini memiliki 4 sudut pandang berbeda, Ryuko
POV, Nakahara POV, Aerish POV dan Normal POV.
CHAPTER 10
Setelah percakapannya dengan
karina-san Nakahara mengganti penyamarannya. Kali ini dia memakai baju training
full set dengan sepatu kets merah. Tidak perlu memakai rambut palsu lagi, cukup
dengan topi dan kacamata membuat Nakahara terlihat seperti orang normal.
Nakahara kembali ke hotel dan seperti
biasa dia langsung menuju kamar Aerish.
“Umm…. Ada yang bisa kubantu?”
Lagi-lagi Aerish tidak mengenali penyamaran Nakahara. Nakahara hanya tersenyum
menerobos masuk ke dalam kamar tanpa dipersilakan.
“Dimana Eunhyuk dan Otani?” tanya Nakahara melihat sekeliling ruangan. Kosong.
“Mereka bersama dengan Takano dan
Makio,” jawab Aerish masih memperhatikan Nakahara.
“Gezz, apa sesulit itu mengenaliku?” Nakahara membuka kacamatanya, memperlihatkan mata
ruby nya yang indah #jangan protes.
“Naka-chan? Kemana saja kau?” Aerish
akhirnya mengenali Nakahara.
“Berkeliling, menghindar dari si
Robert,” kata Nakahara santai.
“Aku butuh bantuanmu,” lanjut Nakahara cepat
sebelum Aerish sempat bertanya ke masalah lain.
“Apa yang bisa aku bantu?” tanya
Aerish duduk di sofa.
“Aku ingin kau memberikan Golden card
yang kau pegang,” pinta Nakahara. Aerish terlihat ragu mendengar pemintaan temannya.
“Apa lagi yang kau rencanakan
Nakahara?” tanya Aerish curiga. Nakahara hanya menggelengkan kepalanya.
“Apa kau tidak percaya padaku? Kau
bilang kau berada di pihakku,” kata Nakahara mengerutkan dahinya.
“Satu yang perlu kau tahu, aku tidak
di pihak siapapun. Jujur saja aku hanya ingin menikmati liburan yang tenang,
tapi itu bukan berarti aku tidak akan membatumu saat kau dalam masalah,” kata Aerish yang akhirnya
mengambil golden Card yang dia simpan di sebuah laci kecil di samping
ranjangnya. Nakahara tersenyum lebar menerima Golden card dari tangan Aerish.
“Lagipula itu memang bukan milikku.
Jadi apa kau akan mengembalikannya pada Tn. Miura?” tanya Aerish. Nakahara
sekali lagi tersenyum.
“Aku akan memberikannya kepada yang
membutuhkan,” kata Nakahara sebelum melangkah ke pintu dan keluar dari kamar.
Setelah berbasa-basi sedikit dengan
Aerish, kini Nakahara harus melakukan bagian tersulit dari rencananya. Yah
mengambil Golden Card yang satu lagi.
Nakahara memasuki kamar Ryuko dengan
mengendap-endap. Tidak ada cara lain yang bisa dia lakukan untuk mengambil
Golden card itu selain mencurinya. Dia tidak mungkin meminta secara baik-baik
karena pasti jawabannya ‘No’. Nakahara juga tidak mungkin memintanya secara
paksa, karena Ryuko itu suka menggigit Haha.
Terdengar dari arah kamar mandi air
sedang mengucur. Mmm mungkin Ryuko sedang mandi, kebetulan sekali. Nakahara
mengganjal pintu kamar mandi dengan sebuah kursi. Yah untuk jaga-jaga saja. Nakahara
menggeledah seisi ruangan dengan hati-hati, berusaha beraksi tanpa suara.
Setelah mengobrak-abrik tempat itu, akhirnya benda yang dicaripun ditemukan.
Crek Crek Crek terdengar suara dari
kamar mandi.
“Pintunya macet,” gumam Ryuko yang berada di
balik pintu. Tidak mau ada perang, Nakahara memutuskan untuk kabur dari kamar
Ryuko. Nakahara berlari menuju lift dan turun ke Lobi. Keluar dari hotel
Nkahara berlari sejauh mungkin dari Hotel. Mmm mungkin ke kastil.
Tik tik tik tik tiik tik tik
Suara keyboard terdengar di ruangan
itu.
Setelah kabur dari hotel Nakahara
pergi menuju kastil, dan sekarang dia berada di ruangan terpenting dari acara
Grand opening. Ya, ruangan pusat keamanan. Kenapa dia bisa ada di sana? Dan
kenapa tidak ada orang di sana?
Ruang pusat keamanan Bloody Island
memang istimewa. Tidak perlu ada orang yang berjaga 24 jam di ruangan itu,
karena mereka sudah memakai sistem yang canggih. Sedikit
pemrograman dan semua beres.
“Hmm aku akan ubah sedikit di sini dan
di sini.” Gumam Nakahara merubah sistem keamanan Kastil hingga Ruang pusat keamanan ini tidak bisa dijangkau
oleh orang lain. Karena Grand opening berlangsung di halaman kastil jadi
Nakahara hanya akan merubah keamanan yang ada di daerah kastil saja, bukan
seluruh pulau.
Setelah merubah beberapa ystem kini
Nakahara hanya tinggal duduk manis dan menonton pertunjukan dari layar besar
yang ada di ruangan. Nakahara bahkan sudah membeli minuman dan popcorn seperti
akan nonton film saja.
Semua CCTV sudah On.
@@@
Unknown POV
Dengan kesal aku membanting pintu
kamar.
“Sial, kenapa semuanya jadi
berantakan!” teriakku Frustasi. Semua rencanaku gagal dan aku hampir kehabisan
waktu. Perlu keajaiban agar aku bisa mencapai tujuanku. Dengan lelah aku
melemparkan diri di sofa.
Terlihat ada Amplop putih di atas
meja. Aku tidak ingat amplop apa itu. Perlahan aku mengambil amplop itu dan
melihat isinya.
Gasping
Apa keajaiban sedang berpihak padaku?
Dengan gemetar aku melihat tiga buah golden card yang ada di tanganku. Dengan
cepat aku mengambil kembali amplop yang telah terjatuh dari tanganku. Di
dalamnya masih ada secarik kertas yang bertuliskan:
‘GOOD LUCK’
@@@
NORMAL POV
“ Hei, apa yang kau lakukan? Sibuk sekali dengan
laptopmu?” tanya Makio berusaha untuk mengintip apa yang sedang dilakukan
Eunhyuk dengan laptopnya dari tadi. Namun, Eunhyuk terus menutup laptopnya
sehingga Makio tak bisa melihat apa-apa.
“ Bukan urusanmu!” jawab Eunhyuk enteng kemudian bangkit
berdiri lalu berjalan menuju pintu.
“ Hei, mau kemana kau?” seru Takano.
“ Cari Aerish!” Eunhyuk langsung membuka pintu dan keluar
dari kamar Takano dan Makio. Membiarkan mereka menjaga Otani.
“ Dia pacar Aerish?” tanya Makio begitu Eunhyuk sudah
menghilang.
Takano hanya mengangkat bahu tanda tak tahu. “ Apa kau
tadi sempat melihat apa yang dia kerjakan?”
Makio menggelengkan kepala.“ Dia tidak mengizinkanku
melihat dan langsung menutup laptopnya,” jawab Makio kecewa.
Wajah Takano langsung berubah menjadi masam, bingung, dan
tak tahu. Pokoknya campur-campur #emang
es campur
“ Kau kenapa? Wajahmu jelek sekali,” ejek Otani.
“ Diam kau!” Takano menatap Otani tajam. “ Tadi Robert
menelepon, katanya ada seseorang yang mencoba untuk masuk ke sistem keamanan
pulau ini. Dan kita dimintai pertolongan untuk membantu mencari tahu, kalian
tahu kenapa?”
Makio dan Otani menggeleng bersamaan.
“ Karena pelakunya salah satu diantara kita,” jawab
Takano. “ Dia berhasil menghentikan orang itu masuk ke sistem keamanan pulau
dan menangkap lokasinya ada di kamar kita. Dan aku curiga orang itu adalah
Eunhyuk,” ujar Takano menduga.
“ Eunhyuk? Bagaimana kau bisa yakin?”
“ Kau lihat sendiri, kan apa yang dia lakukan dari tadi?
Hanya berkutat dengan laptopnya dan tak seorangpun dia izinkan untuk
melihatnya, kan?”
“ Benar juga, sih. Tapi kan....”
“ Ah, sudahlah. Sebaiknya kita cari dia sekarang juga!”
Takano langsung keluar kamar disusul oleh Makio dan Otani.
@@@
Tok tok tok....
Aerish berlari ke pintu untuk melihat siapa yang datang
dan tanpa mengintip atau bertanya terlebih dahulu, dia langsung membuka
pintunya lebar-lebar. Betapa terkejutnya dia begitu melihat Eunhyuk yang
berdiri di depan kamarnya.
“ Eun... Eunhyuk. Apa yang kau lakukan?” tanya Aerish
gagap.
“ Bagaimana kakimu? Apa sudah sembuh?” Eunhyuk langsung
berjalan masuk ke kamar Aerish.
Aerish hanya bisa menatap Eunhyuk tanpa bisa berbuat
apa-apa. Dia langsung menutup pintunya dan mengikuti Eunhyuk yang sudah duduk di
sofanya. Namun Aerish masih berdiri di depan Eunhyuk dengan tatapannya yang tak
berpindah ke tempat lain.
“ Mau apa kau kemari?”
“ Untuk menemuimu,” jawab Eunhyuk tersenyum simpul. “
Duduklah! Ada yang ingin kuperlihatkan padamu!” Eunhyuk langsung membuka
laptopnya lagi dan menyalakannya.
“ Apa?!”
“ Duduklah!”
Aerish menghela nafasnya keras lalu duduk di sofa samping
Eunhyuk.
Eunhyuk langsung menyodorkan laptopnya pada Aerish dan
memperlihatkan apa yang kini tampil di layar laptopnya. Hasil dari keisengan
Eunhyuk selama beberapa jam ini.
“ Apa ini? Apa yang sudah kau lakukan?” seru Aerish
terkejut melihatnya.
“ Kau bisa lihat sendiri, kan? Itu rekaman CCTV,” jawab
Eunhyuk santai.
“ Aku tahu kalau itu rekaman CCTV. Yang aku tanya, apa
yang sudah kau lakukan dengan rekaman CCTVnya? Apa kau meng-hack-nya?”
“ Begitulah. Hanya iseng.”
“ Iseng kau bilang? Ini?!” Aerish menunjuk gambar-gambar
yang ada di layar laptop Eunhyuk.
“ Sudahlah. Jangan permasalahkan itu.”
“ Bagaimana tidak dipermasalahkan kalau kau sudah membuat
kekacauan besar?!” teriak seseorang yang langsung mendobrak pintu kamar Aerish.
Takano, Makio, dan Otani langsung masuk begitu saja.
Eunhyuk dan Aerish sontak langsung menoleh ke arah mereka
bertiga.
“ Kalian? Apa yang ka....”
“ Apa yang sudah kau lakukan dengan sistem keamanan pulau
ini? Apa kau merusaknya?” tanya Takano berjalan mendekati Eunhyuk dan
mengabaikan Aerish.
“ Tidak ada yang merusaknya. Justru aku sudah
memperbaikinya seperti semula,” jawab Eunhyuk enteng.
“ Apa kau bilang? Memperbaiki? Robert tadi menelepon kami
dan mengatakan seseorang telah berusaha untuk memasuki sistem keamanan pulau.
Dan kau tahu siapa orang itu? Salah satu yang ada di kamar kita tadi. Dan itu
pasti kau, kan? Kau mencoba untuk meng-hack-nya, kan?”
Eunhyuk tersenyum sinis. “ Tenanglah. Akan kuperlihatkan
sesuatu padamu!” Eunhyuk langsung mengambil laptopnya dari tangan Aerish dan
mengutak-atiknya selama beberapa saat. Tak lama kemudian dia menunjukkan
hasilnya pada Takano, Makio, Aerish, dan Otani yang dari tadi hanya diam saja.
“ Lihatlah! Apa ini namanya merusak?” Eunhyuk menunjukkan
hasil rekaman CCTV yang ada di sistem keamanan pulau. Semua sudut. Tak ada yang
luput satupun.
“ Apa maksudnya ini?” tanya Makio meminta penjelasan.
“ Aku akan menjelaskannya. Tapi, sebelumnya aku butuh
penjelasan mengenai pulau ini dulu. Mungkin kalian bisa memanggil dua teman
kalian yang lain,” jawab Eunhyuk menatap Aerish.
“ Maksudmu?” tanya Aerish.
“ Dua orang yang bersamamu terjebak di dalam kastil.
Ashihara couple,” jawab Eunhyuk memperjelas.
“ Biar kupanggilkan Ryuko dan Sasuke.” Makio langsung
mengambil handphonenya dan menghubungi Ryuko. Tak lama kemudian, Makio sudah
menutup teleponnya dan kembali bergabung dengan yang lain.
“ Bagaimana?” tanya Aerish.
“ Kata Ryuko, dia dan Sasuke akan segera ke sini,” jawab
Makio. Dan benar saja. Tak butuh waktu lama terdengar ketukan pintu dan Aerish
segera berjalan untuk membukakannya.
Ryuko bersama Sasuke segera bergabung dengan yang lainnya
yang sudah berkumpul dan menunggu penjelasan Eunhyuk.
“ So? Masalah penting apa yang membutuhkanku di sini?”
tanya Ryuko ketus.
Semua orang menatap Eunhyuk untuk menjawabnya.
“ Oke. Akan kujelaskan,” jawab Eunhyuk bersiap untuk
menjelaskan. “ Awalnya, sih aku cuma iseng-iseng aja mau ngelihat seberapa
hebat sih, keamanan di sini. Dan nggak tahunya tidak terlalu hebat,” lanjut
Eunhyuk bertele-tele.
Semua orang menatap Eunhyuk tajam menuntut penjelasan
langsung ke intinya.
“ Oke, baiklah. Aku tahu kalian tidak butuh penjelasan
kenapa aku bisa mendapatkan rekaman-rekaman itu,” jawab Eunhyuk sembari
menunjuk laptopnya. “ Rekaman yang kalian lihat sekarang itu adalah rekaman
asli dari CCTV yang ada di dalam kastil sekarang. Karena sudah kuperbaiki,
sehingga CCTVnya sudah berjalan kembali normal. Sementara gambar yang ini,”
Eunhyuk langsung menggantinya ke gambar lain. Gambar yang memperlihatkan semua
CCTV hanya fokus di halaman kastil saja. Gambar itu dia ambil sewaktu
iseng-iseng masuk ke sistem keamanan pulau tadi.
“ Gambar itu kudapat sebelum sistemnya kuperbaiki. Kalian
bisa lihat sendiri, kan apa yang ada di gambar itu?”
Semua orang menatap layar laptop dan Eunhyuk bergantian.
“ Seseorang telah mengutak-atik sistemnya dan membuat
CCTV yang ada di kastil hanya fokus dengan halaman depan saja. Tapi, aku tidak
tahu siapa orangnya. Karena dia merubahnya langsung di sistemnya,” jawab
Eunhyuk.
“ Mungkin salah satu dari kalian ada yang bisa menduga
siapa yang melakukannya?”
Semua orang saling bertatapan dan memikirkan kira-kira
siapa yang sudah berhasil mengutak-atik sistem keamanan kastil.
“ Orang itu pasti orang yang sudah mengambil golden card
yang kubawa,” gumam Ryuko.
“ Mengambil golden cardmu, Ryuko-chan? Golden cardmu
dicuri?” tanya Aerish.
“ Begitulah. Dia mengambilnya sewaktu aku mandi. Sial!”
Ryuko nampak masih kesal karena seseorang telah berani masuk ke kamarnya dan
mencuri golden card asli yang dia bawa. Terlebih orang itu mengganjal pintu
kamar mandinya dengan kursi yang membuat Ryuko harus menggunakan tenaga ekstra
untuk bisa membuka pintunya.
“ Mungkinkah ada pelaku lain selain Karina-san dan Mr.
Arystar?” tanya Makio.
“ Mungkin saja,” jawab Ryuko.
“ Sekarang bagaimana sistem keamanan itu? Apa kau bisa
melihat siapa orang yang ada di ruang kontrol sistem keamanan itu?” tanya Ryuko
pada Eunhyuk.
“ Sistemnya sudah aman. CCTV sudah kembali normal tapi,
aku buat yang tampil di layar sistem yang ada di ruang kontrol masih tetap sama
seperti yang diinginkan oleh orang itu. Mungkin dengan begitu nanti kau bisa
tahu siapa orang yang sudah mencuri golden cardmu itu,” jawab Eunhyuk
menjelaskan.
“ Bagus! Itu berarti orang itu akan keluar begitu
hasilnya tidak sesuai yang dia harapkan!” ujar Ryuko tersenyum senang.
“ Berarti kita harus siapkan rencana yang baik untuk
menangkapnya,” ujar Takano.
“ Tunggu! Bagaimana kalau orang itu hacker ahli yang bisa
tahu ulah Eunhyuk,” ucap Makio.
Eunhyuk tersenyum simpul. “ Dia tidak akan tahu. Aku
tidak tahu dia hacker hebat atau tidak. Tapi, dugaanku dia bukanlah orang
hebat. Hanya biasa-biasa saja. Kita lihat saja nanti!” jawab Eunhyuk.
“ Oke. Kita percayakan itu sama kamu, Eunhyuk,” ujar
Aerish.
Beep beep beep.
Ryuko menerima sebuah pesan singkat dari seseorang. Ia membacanya sejenak dan
sedikit terkejut dengan apa yang dibacanya.
Akashi : Ryuko-san, temui aku di depan pintu masuk
kastil. Ada hal penting yang harus kutunjukan padamu . Sesuatu yang berhubungan
dengan kasus bloody Island. Note: jangan ajak siapapun, ini masih rahasia.
CLAK. Ryuko
menutup flip handphonenya dan berusaha bersikap sewajar mungkin. Ada satu hal
tentang Akashi yang tak diketahui oleh yang lain, hanya dia dan Sasuke saja
yang tahu. Tapi dalam hal ini, ia tak mau melibatkan Sasuke. Sasuke hanya akan
memperumit keadaan.
“Ne Aerish, aku
pinjam golden card milikmu. Kau masih punya kan?” bisik Ryuko sambil menarik
Aerish menjauhi gerombolan ternak (?).
“Mmm..Sebenarnya
Naka-chan baru saja meminta golden card yang kau berikan padaku. Dia bilang
akan memberikannya pada yang membutuhkan, jadi mungkin sekarang sudah ada di
tangan Tn Miura,” jawab Aerish.
Ryuko menghela
nafas panjang. “Aku merasakan firasat buruk. Uhm... Aerish, kau pastikan saja
soal keamanan Bloody Island di sini bersama mereka. Aku harus mengurus sesuatu,
Ah, dan jika kau melihat Nakahara, pastikan dia tetap dalam pengawasanmu.
Kurung dia atau ikat bila perlu,” ujar Ryuko sambil berjalan pergi meninggalkan
Aerish cs.
Baru beberapa
langkah berjalan, tangannya ditarik oleh seseorang. “Wait! Kau mau ke mana?” tanya Sasuke dingin.
“Dengar, kali
ini saja, bisa kau percaya padaku? Aku harus memastikan sesuatu,oke?” ujar
Ryuko tanpa menjawab pertanyaan dari Sasuke. Sasuke masih diam dan tetap
melancarkan tatapannya yang mengintimidasi. Dan oke, dalam hal ini Ryuko tak
pernah bisa menang. Ia mengeluarkan handphonenya dengan malas, lalu menunjukan
sebuah pesan singkat dari Akashi.
Sasuke menghela
nafas panjang. “ Baiklah, temui dia, but
be carefull,” ujar Sasuke singkat.
“Yayaya... Aku
tahu, Young master,” respon Ryuko
sinis.
Sore itu
suasana di sekitar kastil mulai terlihat ramai. Persiapan untuk grand opening
malam nanti sudah benar-benar terlihat. Ryuko melihat sekeliling untuk mencari
keberadaan Akashi. Namun ia sama sekali tak bisa menemukan keberadaan si bodoh
itu. Tak berapa lama, sebuah pesan singkat masuk di ponselnya.
Akashi : Aku sudah mengirimkan lokasiku padamu lewat
googlemaps.
Tak berapa lama
kemudian, Ryuko berhasil menemukan lokasi yang di kirim Akashi. Sebuah tempat
yang ada di sudut kastil. Ryuko tak terlalu mengerti kenapa Akashi memilih
tempat tersembunyi seperti ini untuk bertemu.
“Ah Ryuko-san,
apa kau kesulitan menemukan tempat ini?” tanya Akashi begitu melihat Ryuko.
“Not really,” respon Ryuko singkat. “Jadi kenapa kau memilih tempat tersembunyi
seperti ini? Apa hal yang ingin kau bicarakan benar-benar rahasia?” lanjut
Ryuko serius.
“Ya, ini sangat
rahasia. Aku sudah tahu apa yang terjadi dengan Mr Arystar dan Miss Karina. Ini
tentang pelaku ketiga yang melakukan penyerangan pada mereka berdua dan juga
pelaku sebenarnya yang menyerang Miura Yuuki,” ujar Akashi serius.
Ryuko
menyipitkan matanya dan menatap Akashi dengan serius. “Lalu?”
Akashi
mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Sebuah kertas yang menunjukan hasil
identifikasi sidik jari dari sebuah benda. Ya, benda yang digunakan untuk
melukai Yuuki. Ryuko tidak terlalu terkejut kenapa Akashi bisa memiliki itu
semua. Semua berhubungan dengan siapa dia sebenarnya.
“Jadi kau yang
mengambilnya dari kamarku?” ucap Ryuko dingin.
“Maaf
Ryuko-san,” ucap Akashi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Kalau aku
memintanya secara langsung , aku tidak yakin kau akan memberikan patung itu.”
“Apa kau juga
yang mengambil golden card ku tanpa ijin?” lanjut Ryuko tajam.
“Tidak, bukan
aku. Tapi yang jelas, pelaku ketiga itu memiliki ketiga golden card dengan
lengkap. Dan kemungkinan dia akan mulai bertindak malam ini,” ujar Akashi
serius.
“Tunggu, kenapa
bisa? seharusnya dua golden card itu ada di tangan Nakahara....” gumam Ryuko
tidak jelas. “Apa dia tertangkap? Hmm..kurasa itu tidak mungkin,” lanjut Ryuko.
“Ryuko-san,
kali ini aku ingin kau membantuku. Aku yakin kau sudah tahu siapa aku karena
Sasuke-sama sudah ada di sini, jadi kali ini tolong ikuti permainanku.”
Ryuko terdiam
sejenak. Aneh rasanya melihat Akashi yang terlihat konyol dan tidak berguna
tiba-tiba berubah menjadi serius. Namun demi mengetahui kebenarannya, kali ini
Ryuko terpaksa mengikuti permainan orang lain.
“Baiklah, Jadi
apa yang direncanakan orang itu? Kau pasti sudah tahu kan?” tanya Ryuko.
Akashi menatap
Ryuko sejenak kemudian membisikan sesuatu padanya. Sebuah ekspresi tak percaya
terukir di wajah Ryuko, namun dengan cepat ia segera berusaha tenang.
“Akashi-kun,
kau tidak sedang bercanda kan? Maksudku, itu rencana paling tidak masuk akal
yang pernah kudengar,” kata Ryuko sambil tertawa hambar.
“Akan
kujelaskan sambil berjalan, sekarang kita harus bergegas, sebentar lagi malam
hari. Orang itu pasti akan segera menjalankan rencananya,” ajak Akashi sambil
melangkahkan kakinya memndekati pintu masuk kastil. Anehnya, Akashi memiliki
sebuah card yang mirip golden card, namun berbeda warna. Ia bisa menggunakannya
untuk memasuki kastil tanpa golden card sekalipun.
“Itu mirip
dengan golden card....”
“Bukan, ini
adalah diamond card. Hanya dua di dunia,” Jelas Akashi namun tetap tidak
jelas(?). “Tapi ini aneh, sepertinya tanpa golden card pun kita bisa memasuki
kastil,” lanjut Akashi heran.
Ah, itu pasti
karena sistem keamanan yang sudah diacak - acak oleh Eun hyuk atau satu orang
lainnya.
Sigh.” Baru saja aku keluar dari sini,
sekarang aku harus masuk lagi ke sini,” keluh Ryuko.
@@@
Nakahara yang sedang asyik memakan popcorn dan menyesap minumannya harus
merasa terganggu karena tiba-tiba layar besar di hadapannya mati tanpa izin.
“What? Apa ini? Apa kakek tua itu belum membayar tagihan listrik?” keluh
Nakahara -menyalahkan Tn Miura-
Ia mencoba mengutak atik keyboard agar sistem keamanan Bloody Island berada
di bawah kendalinya. Namun sial, semuanya sia-sia. Dengan malas ia keluar dari
ruangan itu dan berniat mencari tempat lain untuk menonton pertunjukan itu.
Bagaimanapun ia tak boleh melewatkan pertunjukan seru itu.
Sementara itu, Aerish masih bersama Eun Hyuk dan yang lain (kecuali Sasuke yang tiba-tiba menghilang )
mengamati seluruh keadaan di sekitar kastil melalui kamera CCTV.
“Eun Hyuk, apa kau bisa memperlihatkan kondisi dalam kastil?” pinta Aerish.
“Hm, tunggu sebentar,” kata Eun hyuk meminta waktu. “ Untuk sementara hanya
ini yang bisa kuperlihatkan. Akses di ruang server sudah kublokir, namun masih
butuh waktu untuk mengambil alih seluruh aksesnya,” lanjut Eunhyuk.
Aerish mengangguk mengerti. Tiba-tiba ia melihat sosok yang semenjak tadi
menghilang. Nakahara. Ia terlihat melewati sebuah ruangan di dalam kastil
dengan santai. Sigh, apa lagi yang
dilakukan Nakahara di dalam situ? Jangan-jangan , Nakahara memintanya
memberikan golden card agar bisa memasuki ruangan aneh itu? Ah, itu berarti
kemungkinan Nakahara juga yang mengambil golden card milik Ryuko! Dan kenapa
Nakahara melakukan hal itu? Yah, mungkin dia masih terobsesi untuk menangkap
vampire,zombie dan sebangsanya. Yang jelas, Aerish harus segera memberitahu
Ryuko dan mengambil tindakan!
“Hei Aerish, bukankah ini temanmu? Apa yang dilakukannya di depan pintu
kastil?” Eun hyuk menunjuk sebuah tampilan CCTV di mana Ryuko dan Akashi sedang
memasuki kastil. “Aneh..kenapa dia tidak bersama pacarnya?” lanjut Eun hyuk
menyadari bahwa Ryuko tidak bersama Sasuke.
Tanpa berlama-lama Aerish segera meninggalkan kamarnya diam-diam. Ia sampai
di depan pintu kastil. Dan sepertinya Aerish cukup beruntung, ia berhasil
menemukan Ryuko dan Akashi yang baru saja memasuki kastil. Dengan perlahan
Aerish mengikuti mereka berdua.
GREP! Secara tiba-tiba mulut Aerish dibekap oleh seseorang, dengan gugup ia
mencoba melihat sosok yang membekapnya.
“Boo!” bisik Nakahara mengejutkan Aerish.
“Kya-Mmmbbb” dengan cepat Nakahara membungkam Aerish dan memberinya tanda
untuk diam.
“Naka-chan, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Aerish yang sudah bebas
dari Nakahara.
“Aku
mau menonton pertunjukan seru,” jawab Nakahara.
“Huh?”
@@@
To be continued
(Author ga sempat komentar. Sankyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......