Jumat, 30 Mei 2014

Kioku Reunion ~Bloody Island~ Chapter 13 (Final)




A Combination Project with Nakahara Ningsih and Lee Diah
Title : Kioku Reunion ~ Bloody Island~
Author : Uchiha Ryuko, Nakahara Ningsih, Aerish Lee
Genre : Comedy / Adventure/Mystery
Summary : Ryuko, Nakahara, Aerish dan 4 temannya semasa sekolah bertemu kembali dalam liburan yang tak terduga. Mereka pikir liburan di Bloody Island akan menjadi liburan yang tenang dan mengasyikan. Tapi yang menunggu mereka adalah liburan yang penuh dengan masalah.
Cerita ini memiliki 4 sudut pandang berbeda, Ryuko POV, Nakahara POV, Aerish POV dan Normal POV.



 Chapter 13 

Vallery mendorong Aerish yang berada di depan pintu sementara Akashi mengurus Ryuko.
“Hei, apa aku tidak penting sehingga kalian tidak pernah memperdulikanku?” celetuk Nakahara memperhatikan keempat orang tersebut sibuk sendiri. Ryuko sibuk melawan Akashi dengan tangan terikat, mau tidak mau Ryuko harus menggunakan kakinya. Aerish dan Vallery juga sibuk bergulat sendiri.
Vallery menarik kedua tangan Aerish ke belakang dan menguncinya, membuat Aerish tidak bisa bergerak. Sementara Ryuko sibuk berlari sambil sesekali menendang.
BUKK
Tendangan Ryuko tepat mengenai wajah Akashi yang biasa-biasa saja itu.
“Kau pantas menerimanya!” teriak Ryuko bersiap melancarkan serangan selanjutnya. Tapi dengan cepat Akashi menangkisnya dan menarik kaki Ryuko hingga membuat gadis itu terjatuh.
“Hei kau, si bodoh yang di sana! Daripada hanya berdiri lebih baik kau tolong aku atau Aerish!” Ryuko berteriak pada Nakahara yang masih asyik menyaksikan pertunjukkan. Tapi Nakahara cuek saja, pura-pura tidak mendengar teriakkan Ryuko.
“Naka-chan!” Aerish berteriak.
Sigh
Nakahara berlari menghampiri Vallery dan Aerish. Nakahara menarik rambut Vallery dengan kasar hingga membuat Vallery melepas cengkramannya pada Aerish dan berbalik bergulat dengan Nakahara. Ingin segera menyelesaikan pertarungan, Nakahara memberikan tendangan di perut dan di wajah Vallery hingga membuat wanita itu terjatuh.
“Hanya karena aku tidak pernah ikut dalam pertarungan kalian, bukan berarti aku  tidak bisa bertarung.”
Vallery terbaring tidak bergerak di lantai. Sepertinya pingsan.
Don’t’waste my time,” Nakahara mengalihkan perhatiannya pada Akashi yang kini mulai terpojok oleh Ryuko. Nakahara menghampiri kedua orang itu.
“Biar aku selesaikan yang satu ini, kemudian kita bisa….”
BUKK
Nakahara memotong kalimat Ryuko dengan membanting gadis itu ke lantai.
“What the… apa yang kau lakukan?” Ryuko berusaha bangkit tapi Nakahara menggencat kepala Ryuko dengan tangannya.
Calm down Ryuko, I just want you to help me,” Nakahara menyeret kaki Ryuko menuju Altar dan mengikat tangan Ryuko pada rantai yang berada di kedua sisi altar.
“Jika aku jadi kau, aku akan duduk dengan tenang di altar ini. Kau tidak tahu apa yang nantinya akan terjadi kan?” Dengan susah payah Nakahara berhasil mengikat Ryuko di atas Altar.
“Jika kau ingin menolong Yuuki, sebaiknya cepat. Jika Vallery sadar, mungkin dia akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.” kata Nakahara pada Akashi yang sepertinya masih berusaha mencerna situasi yang ada. Tidak lama kemudian Akashi hanya mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan.
Nakahara menarik tangan Aerish dan menggiringnya keluar dari ruangan.
“Naka-chan, apa yang kau lakukan?” Aerish sama bingungnya dengan Akashi.
“Hei Kau! Lepaskan aku!” teriak Ryuko. Nakahara tidak memperdulikan pertanyaan Aerish maupun teriakan Ryuko dan terus berjalan melewati pintu. Berhenti di depan alat scan Golden card.
BUKK…BUKK…BUKK
Nakahara menendang alat itu hingga hancur. Dengan begitu pintu itu tidak akan tertutup lagi kan? Setelah puas menghancurkan  benda tidak berdosa itu, Nakahara kembali menarik tangan Aerish dan membawanya berlari pergi dari ruang bawah. menuju lantai satu kastil.
“Hei kau! Tangkap!” teriak  Nakahara pada seseorang yang tidak lain adalah EunHyuk. Nakahara mendorong Aerish saat mereka masih berlari ke arah EunHyuk. Walau masih tidak tahu apa yang terjadi dengan sigap EunHyuk menangkap gadis itu. Belum selesai EunHyuk mengatur kembali keseimbangannya setelah menangkap Aerish, Nakahara justru melemparkan sebuah benda asing ke arah mereka. Yah seperti kataku tadi, karena Eunhyuk belum siap mau tidak mau benda mendarat tepat di kepala Eunhyuk yang berisi otak super cerdas itu.
“Ups, sengaja. Aerish! gunakan benda itu untuk membantu Akashi dalam penyelamatan yuuki!” Tidak sedetikpun Nakahara menghentikan laju larinya hingga gadis itu menghilang di persimpangan lorong.
“Aerish, tidak bisakah kau berteman dengan manusia normal?” kata Eunhyuk dengan nada kesal.
“Eunhyuk, Ryuko-chan. Dia masih di bawah sana. Dan Nakahara, ada apa dengannya? Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?”
“Hwoa… tenang Aerish. Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”
Aerish memandang benda yang di lempar oleh Nakahara yang kini berada di tangan Eunhyuk.
“Apa itu?” tanya Aerish menunjuk benda yang mirip dengan remote dengan banyak tombol.
“seharusnya aku yang bertanya padamu. Ini benda yang dilemparkan temanmu tadi,kata Eunhyuk memberikan remote itu pada Aerish. Aerish ingat! benda ini adalah alat yang digunakan Vallery untuk membuka pintu rahasia dari dalam. Di dalam remote itu terdapat ketiga Golden card. Sepertinya fungsi remote itu sama dengan Golden card yang bisa mengakses seluruh ruangan di kastil. Tepatnya di Bloody Island.
Sementara itu keadaan dimana Ryuko berada.
“Ugh…” Vallery terbangun dari tidur panjangnya. Wajahnya terasa bengkak, dan dia teringat itu karena tendangan Nakahara.
“Arrrggghhh!” Vallery berteriak penuh emosi mengingat pertempuran belum lama ini.
“Hei kau!” panggil seseorang. Vallery melihat ke arah Altar. Ryuko terduduk di sana dengan tangan yang terikat dengan rantai yang menyambung ke setiap sisi Altar.
“Daripada berteriak seperti itu, lebih baik kau buka ikatanku karena sepertinya rencanamu sudah gagal,perintah Ryuko.
“Kenapa kau bisa terikat di situ?” dengan bodohnya Vallery bertanya.
“Jangan ingatkan aku tentang hal itu. Aku sedang sangat kesal. Jika aku bertemu dengannya aku pasti akan langsung mencincang orang itu,” Ryuko terlihat benar-benar kesal.
“Aku rasa rencanaku belum sepenuhnya gagal,” Vallery berjalan mendekati Altar yang berjarak dua meter di samping sebuah peti mati.
“Ugh… ini akan sedikit sulit.” Vallery berusaha mendorong lingkaran besar yang tergambar di sisi Altar.
“Hei, apa yang kau lakukan?” tanya Ryuko menarik rambut Vallery, berusaha menahan wanita itu untuk tidak melakukan apapun yang ingin dilakukannya (haduh, bahasanya susah bgt).
Clik.
Terdengar suara klik saat Vallery berhasil mendorong lingkaran besar itu ke bagian dalam.
Krik krik krik….
Tidak terjadi apapun.
“Hah, sudah ku bilang rencanamu itu sudah gagal,” Kata Ryuko. Tapi seulas senyum licik tergambar di wajah Vallery yang kemudian melangkah menjauh dari Altar.
Altar tiba-tiba bergetar, begitu pula dengan peti mati di sampingnya.
“Ck, apa lagi sekarang?”
Altar mulai bergerak naik bersama dengan peti mati. Semakin tinggi keatas. Langit-langit juga terbuka dengan sendirinya membuat Altar semakin bergerak naik. Dan kini Ryuko sepertinya sudah berada di lantai satu. Dan terus naik.
What The Hell!” Teriak Ryuko saat Altar berhenti bergerak. Dan tebak dimana dia sekarang? Yup dia bagian tertinggi dari kastil. Ryuko kini berada lebih tinggi dari atap kastil. Dia dapat melihat menara-menara yang mengelilingi kastil. Jika diperhatikan bangunan ini seperti membentuk formasi tertentu, dan Ryuko kini berada di jantung formasi tersebut.
Diluar sudah gelap dan terlihat bulan purnama yang mengiasi langit malam.
Great! Aku tahu Vallery membutuhkan bulan purnama untuk ritualnya. Tapi aku tidak berfikir seperti ini caranya!” Teriak Ryuko dari atas dan tentu saja tidak ada yang mendengarnya.
“Biarkan cahaya bulan ini memberi energi untuk kebangkitanmu,” Gumam Vallery yang tentu saja juga tidak terdengar oleh siapapun.
Terlihat di halaman depan kastil sudah ada beberapa orang yang berkumpul untuk Grand opening. Tapi mereka sepertinya tidak menyadari keberadaan Ryuko di atas sana.
“Yo!” sapa seseorang yang sangat dikenal oleh Ryuko dan merupakan orang pertama yang ingin dimusnahkan olehnya.
Nakahara berdiri di salah satu atap kastil tidak jauh dari tempat dimana Ryuko berada sambil menenteng sebuah kapak di bahunya. Dengan datar Ryuko menatap temannya itu.
“Sebelum kau bertanya, biar langsung aku jawab. Aku menemukan benda ini (di) salah satu dinding kastil sebagai dekorasi,kata Nakahara memperlihatkan kapak yang dibawanya. Tapi Ryuko sebenarnya sangat tidak tertarik dengan hal itu.
“Dan… aku akan menggunakannya untuk membebaskanmu. Jadi tunjukanlah sedikit rasa syukurmu,lanjut Nakahara.
“Seharusnya, sejak awal kau tidak usah merantaiku di sini jika pada akhirnya kau hanya akan melepaskanku,” Gumam Ryuko. Nakahara meloncat dari atap ke atap mencari sisi yang paling dekat dengan Altar.
“kau pasti sangat berharap aku jatuh kan? Tapi kuberitahu, itu tidak akan terjadi. Aku pernah berlatih sirkus selama satu minggu. Cukup untuk membuatku ahli dalam hal ini,celoteh Nakahara yang kini sudah berdiri di atas Altar bersama dengan Ryuko.
“Apa kau punya asuransi?” tanya Nakahara.
“Ha?” Ryuko tidak mengerti pertanyaan tidak penting dari Nakahara.
“Yah, hanya untuk berjaga-jaga kalau TANPA SENGAJA aku memotong tanganmu dan bukannya rantai itu,seulas senyum mencurigakan mengembang di wajah Nakahara.
“Perlu kau tahu, kita berada diatas ketinggian 50 meter dari tanah, jadi jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal,ancam Ryuko.
“Sigh… hai hai Ojou sama.”
PRANG!
Tanpa peringatan Nakahara memotong rantai yang mengikat tangan Ryuko dengan kapak. Ryuko sepertinya sudah terbiasa dengan kejutan-kejutan seperti itu, dan dia hanya memijat tangannya yang sudah bebas.
“Hei mau apa kau?” Ryuko menarik kerah belakang baju training Nakahara saat mendapati gadis itu hendak melakukan sesuatu.
“Aku masih ada janji kencan,” Nakahara menunjuk ke arah peti mati yang berada tidak jauh dari Altar.
“Tck,” Ryuko melepaskan Nakahara dan membiarkan gadis itu melompat ke arah peti mati.
Hello, honey
“Jadi ini alasanmu membantu Vallery?” tanya Ryuko pada Nakahara yang masih asik membuka peti mati tersebut.
“sudah kuduga,” Lanjut Ryuko. Sementara Nakahara hanya terdiam.
“Hei, bisa kau cepat sedikit? Atau aku akan meninggalkanmu,” Ryuko mulai tidak sabar menunggu Nakahara, walau sebenarnya dia bisa pergi sendiri sih.
What…. WHAT THE HELL.!!!!” tiba-tiba Nakahara berteriak.
“Apa lagi sekarang?” Ryuko bertanya masih dengan menutup telinganya karena teriakan Nakahara yang mengganggu.
“Lihat ini!” Nakahara menunjuk sebuah tulisan.
MADE IN CHINA
“Ini palsu! Pria tua itu pasti sudah menukarnya. Mana yang asli? Museum, yah dia bilang beberapa benda di kastil itu di serahkan ke museum di London.AAAARRRRGGGGHHHH!!!!” Yah seperti itulah sesi tanya sendiri jawab sendiri dari Nakahara.
“Pfft.” Ryuko hanya tertawa geli.
“Tunggu sampai Vallery mengetahuinya,” Lanjut Ryuko.
Sementara itu, di tempat lain, Aerish masih menatap heran remote yang baru saja dia terima dari Nakahara. Meski sudah jelas, kalau di sana ada ketiga golden card, tapi yang membuat bingung Aerish adalah untuk apa Nakahara memberikannya itu? Untuk mengakses ruangan itu? Tidak mungkin, ruangan itu bahkan tak bisa tertutup lagi gara-gara ulah Nakahara. Untuk mengakses ruangan lain? Tapi, ruangan yang mana....
“ Akhhh....” seru Aerish frustasi menatap benda di tangannya.
“ Kau kenapa?” tanya Eunhyuk heran melihat Aerish.
“ Tidak apa-apa,” jawab Aerish biasa.
“ Apa yang kau lakukan dengan benda itu sekarang?”
“ Itu dia yang dari tadi kupikirkan. Aku tidak tahu rencana apa yang ada di pikiran Nakahara sekarang. Tapi, yang jelas, aku harus melakukan sesuatu untuk menolongnya dan Ryuko.”
“ Kalau memang kau mau menolong mereka, kenapa kau tidak masuk lagi saja?”
“ Nanti,” jawab Aerish.  “ Eunhyuk....”
Eunhyuk hanya diam menanti kelanjutan kalimat Aerish.
“ Terima kasih,” lanjut Aerish.
“ Untuk?”
“ Terima kasih karena kau telah menolongku....”
“ Bukankah kau keluar tidak karenaku? Jadi untuk apa kau berterima kasih padaku?”
“ Aku tahu. Ah, pokoknya....”
Bruak.....
Aerish mengernyitkan keningnya mendengar sesuatu dari dalam kastil. Seperti....
“ Ah, Eunhyuk, bisa kau tolong aku untuk mencari keberadaan seseorang?” tanya Aerish.
“ Siapa?”
“ Karina-san. Aku tidak tahu dimana dia sekarang dan aku juga tidak tahu kenapa firasatku mengatakan ada sesuatu yang buruk terjadi padanya. Jadi, tolong cari tahu dimana dia sekarang dengan kemampuan hack-mu itu,” pinta Aerish.
“ Siapa Karina itu?”
“ Dia salah satu pembimbingku yang juga salah satu pemegang saham di sini. Jadi, kau mau kan melakukan itu? Aku hanya ingin tahu keadaannya saja,” mohon Aerish.
Eunhyuk menghela nafasnya kecil. “ Baiklah. Aku akan mencarinya nanti.”
“ Terima kasih dan sepertinya aku harus mengecek sesuatu,” ujar Aerish berlari kembali masuk ke dalam kastil.
“ Hei, kenapa kau masuk lagi ke dalam? Kau, kan sudah keluar?” teriak Eunhyuk bingung melihat Aerish masuk lagi ke dalam.
“ Ada sesuatu yang harus kuurus. Pastikan saja kau menemukannya!” seru balik Aerish yang kini sudah masuk dan menghilang dari pandangan Eunhyuk.
“ Hh.... Bodoh! Selalu saja masuk ke dalam bahaya!” ucap Eunhyuk yang langsung pergi mencari tempat untuk menjalankan apa yang diminta Aerish.
Di dalam kastil....
Aerish terkejut begitu mendapati seseorang sedang terkapar tak berdaya di lantai. Dia lihat baik-baik orang itu dan pelan-pelan mendekati. Sebenarnya sih, tidak perlu seperti itu. Karena dari jauh, dia sudah bisa tahu siapa korban yang terkapar tak berdaya itu.
“ Ryuko-chan!” seru Aerish memanggil temannya yang kini tengah terbaring lemah di lantai.
Sementara yang dipanggil hanya menatapnya datar.
“ Apa yang terjadi denganmu? Mana Naka-chan?” tanya Aerish panik.
“ Sigh. Bisa kau diam!” Ryuko bangun dari tidurnya dan masih menatap Aerish tajam.
“ Bagaimana bisa kau jatuh di sini?” Aerish melihat Ryuko dan atap kastil yang terbuka bergantian.
Ryuko hanya menjawabnya dengan memberi death glare pada Aerish seolah memintanya untuk diam.
“ Lihat saja nanti! Akan kucincang dia!” umpat Ryuko sembari menatap langit kastil.
“ Bagaimana bisa kau ada di sini?” seru seseorang yang sudah tak asing lagi. Vallery.
Aeris dan Ryuko langsung menoleh ke sumber suara.
“ Sepertinya rencanamu benar-benar gagal sekarang!” ucap Ryuko sinis mengabaikan pertanyaan Vallery.
“ Gagal?!” Vallery tertawa mendengarnya. “ Tidak mungkin. Meski kau gagal jadi mangsanya, tapi aku yakin saat ini dia sedang proses untuk kebangkitannya,” ujar Vallery masih tidak tahu soal peti mati palsu itu.
“ Kebangkitan?!” Kali ini Ryuko yang tertawa. “ Ya, ya. Dia memang sedang proses kebangkitan. Kebangkitan dari peti mati palsu,” ucap Ryuko tersenyum sinis.
“ Ryuko-chan, apa yang terjadi di sini?” tanya Aerish bingung dengan pembicaraan mereka.
“ Diam dan ikuti saja apa yang kulakukan!” perintah Ryuko.
“ Apa?! Peti mati palsu? Apa maksudmu?”
“ Seperti yang kau dengar. Peti itu palsu. Apa kau mau bukti?” Ryuko memberikan tatap penuh arti pada Vallery lalu.....
Brukkk.....
Tiba-tiba saja sebuah peti mati jauh dari atap tak jauh dari tempat Vallery berada. Beruntung dia berhasil menghindar sehingga tak ada anggota tubuhnya yang terkena peti mati itu.
Vallery terkejut melihat peti mati dan segera saja membukanya. Matanya terbelalak begitu melihat peti itu kosong dan terdapat tulisan MADE IN CHINA.
See? Kau lihat sendiri, kan?” ujar Ryuko tersenyum mengejek.
What the hell?! Siapa yang berani melakukan ini? Sial!” seru Vallery kesal menatap Ryuko dan Aerish tajam.
“ Siapapun orang itu, tapi setidaknya orang itu tahu maksudmu yang sebenarnya. Dan aku harus berterima kasih padanya karena dia berhasil menipumu dan juga manusia sialan itu (read: Nakahara)!” jawab Ryuko senang.
“ Aku tidak peduli siapa yang berani menipuku. Tapi, berhubung kalian sudah ada di sini, jadi....” Vallery tersenyum licik dan langsung melemparkan sebuah pisau yang tak tahu darimana ke arah Ryuko.
Beruntung Ryuko bisa beladiri, jadi dia bisa menghindar dengan cepat meski sedikit terhalang dengan kakinya yang cedera akibat jatuh dari langit atap kastil.
“ Responmu cepat!” ucap Vallery yang langsung menyerang Ryuko dan Aerish. Namun fokusnya hanya pada Ryuko dan bertarung dengannya. Aerish yang sebenarnya tidak bisa beladiri, hanya melihat mereka bertarung dan menunggu kesempatan untuk membantu Ryuko menjatuhkan Vallery.
Ketika kesempatan itu tiba, Aerish mengambil pisau yang tadi dilempar Vallery dan segera menikam punggungnya.
“ Arghh... Kau?!” Vallery membalikkan badan dan langsung menerkam leher Aerish.
Ryuko membantu Aerish lepas dari cengkeraman Vallery.
“ Sigh! Menyerahlah! Waktumu sudah habis!” saran Ryuko.
“ Menyerah?” Vallery tertawa getir menahan sakit akibat tusukan Aerish. “ Tidak akan pernah!” Dengan sisa-sisa tenaganya, Vallery menyerang Aerish dan Ryuko lagi secara bersamaan. Namun, serangannya meleset karena tenaganya sudah terkuras habis dan darah selalu mengucur deras dari lukanya.
“ Aerish! Bisa kau bantu aku?!” Ryuko melirik Aerish dari sudut matanya.
Aerish menganggukkan kepalanya dan mengerti apa yang dimaksud Ryuko. Dengan cepat mereka berdua meringkus Vallery yang sudah lemah dan hampir tak berdaya. Mereka mengikat Vallery dengan tali yang sebelumnya digunakan untuk mengikat Ryuko sewaktu jatuh dari atas.
“ Sudah kubilang, waktumu sudah habis. Tak ada gunanya lagi kau melawan. Rencanamu sudah gagal! Dan kau tak bisa apa-apa sekarang,” ucap Ryuko menatap Vallery tajam.
“ Tidak semudah itu, Ashihara!” Vallery tersenyum penuh arti.
@@@
Di rumah sakit....
Arystar berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang rawat Karina. Dia sedikit terkejut melihat ada Robert dan Alaude berdiri di depan ruang Karina.
“ Aku ingin bertemu dengannya,” ucap Arystar pada Robert.
“ Untuk apa?” tanya Robert.
Arystar memberi tatapan tajam pada Robert, lalu dia mempersilakan Arystar untuk menemui Karina.
“ Bodoh! Apa yang sudah kau lakukan? Dan kenapa mereka menjaga kamarmu?” seru Arystar begitu melihat Karina terbaring di tempatnya.
“ Mereka menjagaku. Dan aku juga sudah menceritakan semuanya pada Nakahara,” jawab Karina.
“ Apa?! Kau menceritakan semuanya padanya? Kau ini bodoh atau apa?” teriak Arystar berang.
“ Aku tidak bodoh. Justru itu satu-satunya cara untuk bisa menyelamatkan kita dan semuanya. Karena aku tidak bisa berbuat apa-apa, jadi aku memberitahunya,” jawab Karina.
“ Tapi, kau....”
“ Tenanglah. Ada kalanya kita membutuhnya untuk menyelamatkan kita,” ujar Karina menenangkan.
Tok tok....
Pintu ruang rawat Karina terbuka dan Robert masuk menyerahkan sebuah amplop pada Karina.
“ Dari siapa?” tanya Karina menatap amplop itu.
“ Seorang perawat memberikannya padaku katanya itu dari seseorang yang Karina-san kenal. Karena itu masalah pribadi Anda, jadi saya tidak berani membukanya,” jawab Robert yang langsung keluar dari ruang rawat Karina.
Karina langsung membuka amplop itu dan terkejut begitu membaca isinya.
Melihat perubahan wajah Karina, Arystar langsung meminta surat itu dan membaca isinya. Wajah Arystar juga langsung berubah begitu tahu isinya.
“ Ini tidak mungkin. Jadi kau juga sudah....”
“ Aku hanya memberinya petunjuk. Aku juga terkejut dia bisa tahu secepat ini,” jawab Karina memotong kata-kata Arystar.
“ Jadi, siapa saja yang sudah kau beritahu?”
“ Hanya mereka berdua. Tapi, sebaiknya kita ikuti saja apa yang dia katakan. Itu lebih baik buat kita,” kata Karina bangkit dari tempatnya dan bersiap-siap untuk pergi.
“ Kau yakin?”
“ Seyakin sewaktu aku menerima ajakanmu untuk memulai rencana itu,” jawab Karina berjalan ke arah pintu meski dengan tertatih-tatih. Arystar mengikutinya.
Sewaktu di depan, Robert menghentikan mereka berdua.
“ Kami hanya ingin jalan-jalan mencari udara segar,” jawab Karina berjalan melewati Robert diikuti Arystar.
@@@
Di tempat lain....
Seseorang menatap datar gambar yang ada di depannya seolah dia sudah tahu apa yang akan terjadi nantinya pada gambar-gambar yang ada di depannya. Sembari menghisap minumannya, dia kembali melihat lembar kecil yang berada di dekatnya.
Vampir adalah segalanya baginya
Dia selalu pada tempatnya
Tak jauh denganmu tapi juga tak dekat dengamu
Bulan purnama, kunci segalanya
Orang itu tersenyum penuh arti menatap tulisan itu.
“ Seperti yang kuduga,” gumamnya.

@@@
Akashi masih terus berlari untuk mencari keberadaan Yuuki. Seperti yang sudah ia duga, Yuuki sedang berada di tempat utama bersama pengawal mencurigakan yang selalu mengikutinya ke mana pun.
Akashi bisa bernafas sedikit lega karena kondisi Yuuki masih utuh seperti terakhir ia melihatnya. Namun tiba-tiba Yuuki dan pengawalnya bergerak menjauhi kerumunan. Dengan sembunyi-sembunyi Akashi mengikuti Yuuki  untuk mencari kesempatan yang tepat melumpuhkan pengawal suruhan Vallery.
“Kurasa sekarang saat yang tepat untuk menyerangnya,” bisik Akashi pada dirinya sendiri. Dengan gerakan yang cepat dan luwes Akashi melayangkan sebuah tendangan pada pengawal di samping Yuuki. Tapi pengawal bertopeng itu seolah memiliki mata di punggungnya, tanpa menoleh sedikit pun ia bisa menangkis serangan Akashi dengan mudah.
“Cih, aku tidak tahu kalau Vallery memiliki petarung yang sangat berbahaya,” Akashi menatap pria bertopeng itu dengan kesal.
“Shouichi?! Apa yang kau....?”
Belum sempat Yuuki menyelesaikan adegan terkejutnya (zoom in zoom out ala sinetron?) si pria bertopeng itu langsung memberikan serangan balik pada Akashi. Tendangan dari si topeng membuat kacamata Akashi retak .
“Sial..Siapa kau sebenarnya?” Akashi melepas kacamatanya dan melemparnya dengan kesal. Tanpa kacamata membuat Akashi menjadi seseorang yang berbeda. Tidak...dia tidak berubah menjadi kamen rider atau ultraman (?). Dia masih seorang Akashi, hanya saja yang satu ini terlihat lebih nakal, lebih liar dan berbahaya #gapenting.
Si pria bertopeng tidak tersenyum ataupun menjawab pertanyaan Akashi. Ia hanya memiringkan kepalanya sedikit, seolah mengatakan pada Akashi :’ mau tahu aja apa mau tahu banget?’ XD
“Tunggu dulu, Shouichi,” Yuuki yang tidak mengerti segera menempatkan diri di antara Akashi dan pria bertopeng. “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyerang pengawalku?” seru Yuuki menatap Akashi tajam.
“Menyingkirlah darinya, Yuuki!” seru Akashi kesal. Baru saja Akashi hendak melakukan serangan balasan, si pria bertopeng sudah lebih dahulu menarik Yuuki dan melemparnya menjauhi Pertarungannya dengan Akashi. Selang beberapa detik si pria bertopeng sudah berhasil meninggalkan kissmark, maksudnya, bekas luka  pukulan di wajah Akashi.
Akashi menyentuh bekas luka di pipinya yang masih terasa panas. Great, pipi kanannya mendapatkan bekas luka dari Ryuko dan pipi kirinya mendapatkan bekas dari si pria bertopeng. Ugh, mereka pikir wajahnya yang tampan ini adalah karung tinju yang digunakan untuk latihan?
“Ugh..sial,” Akashi meringis kesakitan sambil menatap si pria bertopeng. Entah kenapa, ada yang aneh dari si pria bertopeng ini. “ Apa yang kau inginkan?” tanya Akashi masih menatap tajam si topeng.
“Paksa aku untuk menjawab pertanyaanmu,” akhirnya si pria bertopeng itu angkat bicara.
“Suara ini...”  Tanpa membalas ucapan si topeng, Akashi melancarkan serangan padanya. Memberikan tendangan untuk menjatuhkan si pria bertopeng. Namun si pria bertopeng berhasil melompat untuk menghindari serangan Akashi. Dengan segera Akashi mengeluarkan chidori,eh maksudku, pisau lipat untuk menyerang si pria bertopeng. Namun sayang, ternyata Akashi hanya berhasil menyerang ilusi, maksudku topengnya saja hingga hancur.
Not bad,” komentar si pria bertopeng yang tak lagi bertopeng (?) santai sambil menatap Akashi.
“Kau...”
“Tch, kupikir kau bisa membuat ini lebih menarik, Ashihara Sasuke ,” komentar Yuuki menatap pria yang berdiri di depan Akashi.
“Kau..Ashihara Sasuke?” ucap Akashi gugup. “Apa yang kau lakukan di sini? Kupikir kau...”
“Hahahaha,,, Kau tertipu Shouichi,” tiba-tiba Yuuki tertawa melihat ekspresi bingung plus panik dari Akashi. “Hei  Ashihara, seharusnya kau buat Shouchi lebih kesal lagi. Aku suka melihat ekspresi kesalnya itu,” lanjut Yuuki puas menatap ekspresi aneh yang muncul dari wajah Akashi.
“Yuuki, kupikir pria yang bersamamu itu seorang assasin, tapi kenapa malah Sasuke yang...”
“Akashi Shouichi, kau bukan satu-satunya orang yang bisa mempermainkan orang lain,” ucap Sasuke dan aura demonnya.
“Tapi...” Akashi sangat tidak suka pada aura mengintimidasi dari Sasuke.
“Shouchi, kalau yang kau maksud assasin rendahan yang berpura-pura sebagai pengawalku itu,, dia sudah dibereskan olehnya,” Yuuki melirik pada Sasuke yang masih pada mode demonnya.
“Sigh. Kalau kau sudah tahu, kau tak perlu mempermainkanku seperti itu, Yuuki. Kau benar-benar jahat pada teman masa kecilmu,” keluh Akashi.
“Yah..mau bagaimana lagi Shou-chan? Aku suka melihatmu menderita,” komentar Yuuki sambil tertawa bahagia.
“Jadi Akashi, jika kau sudah berada di sini aku berasumsi masalah di dalam kastil sudah selesai bukan?” Sasuke memotong adegan childhood reunion antara Akashi dan Yuuki dengan tidak sabar.
“Kau... sudah tahu tentang rencana Vallery?” tanya Akashi heran.
“Kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa?” balas Sasuke dingin. “Katakan padaku, apa terjadi sesuatu dengan Ryuko?” tanya Sasuke sambil mengiirimkan death glare pada Akashi.
Akashi mengelus pipi kanannya,mengingat bekas luka yang didapatkan dari Ryuko. “Ryuko-san masih berada di dalam kastil bersama Nakahara-san,Aerish-san dan juga Vallery,” lanjut Akashi.
Well well, mungkin sebaiknya kalian lakukan sesuatu untuk membantu mereka bertiga karena Vallery itu tipe yang bisa menjadi sangat gila jika apa yang dia inginkan tidak terwujud,” celetuk Yuuki yang juga sudah tahu semua tentang Vallery.
“Entahlah, tapi aku rasa Ryuko-san bisa membereskan masalah di kastil itu, dia tidak lemah kok,” ucap Akashi sambil mengelus lukanya(lagi). “Lagipula di kastil itu ada dua orang temannya,” lanjut Akashi.
Well, dia pernah menghadapi musuh yang jauh lebih berbahaya daripada sekedar wanita gila maniak vampire,” komentar Sasuke santai.
“Tapi sebaiknya kalian tidak lupa kalau Nakahara ada di sana. Dia sering membuat situasi menjadi semakin tidak terkendali,” komentar Yuuki.
Sementara itu....
“Kau pikir ini sudah berakhir, Ashihara?Kau salah!” seru Vallery sambil tertawa layaknya orang gila.
“Diamlah Vallery. Jangan berteriak frustasi seperti caleg yang gagal dalam pemilu (?),”ujar Ryuko ga jelas.
Smirk. Sebuah senyum mencurigakan dari Vallery membuat Ryuko kembali bersikap waspada.
“Kalau aku gagal membangkitkan masterku, maka aku akan mengubur kalian semua bersama dengan kastil ini, Tapi sebelum itu..”
CLAK.
Vallery menginjak lantai kastil hingga membuat kastil kembali bergetar. Awalnya Ryuko mengira bahwa kastil akan kembali bergerak atau akan ada serangan mendadak yang muncul dari atap kastil. Tetapi yang muncul malah zombie menjijikan yang pernah menyerang Ryuko cs sebelumnya.
“Ryuko-chan, makhluk itu lagi,,” kata Aerish bergidik ngeri melihat zombie-zombie palsu yang muncul dari balik dinding kastil.
“Ugh, sialan kau Vallery,” Ryuko berusaha mempertahankan diri dengan kondisi seadanya.
Tiba-tiba Buakkk! Sebuah kapak besar turun dari langit menghantam zombie palsu yang ada di depan Ryuko cs.  Dan entah kenapa, tiba-tiba semua zombie itu pun berhenti bergerak. Aerish mendongak ke atas untuk melihat orang yang tiba-tiba melempar kapak dari atap kastil. Terlihat Nakahara melambaikan tangan dengan bodohnya.
“Oi Naka-chan~ terima kasih,” seru Aerish.
“Tch, kenapa bukan dia saja yang jatuh dari atas atap itu,” Ryuko menatap Nakahara dengan kesal, mengingat bagaimana dirinya hampir mati karena terjatuh dari atap kastil yang tingginya hampir 50 meter . Dan semua itu karena Nakahara. Dia benar-benar pengacau profesional.
“Sial! Lagilagi si pengacau itu!” Bahkan Vallery pun kesal pada Nakahara. “Kalau begitu kuhancurkan saja tempat ini!” seru Vallery.
Vallery berlari mendekati sebuah lantai dengan ukiran tengkorak di sisi lain ruangan itu (bodohnya Ryuko cs hanya mengikat tangan Vallery dan tak mengikat kakinya juga). Ia memanfaatkan darah yang mengalir dari tubuhnya dan mengalirkannya pada ukiran tengkorak di lantai itu.
Self destruction activated!”
Tiba-tiba getaran gempa ber kekuatan 8 Skala ritcher(?) terasa di sekitar kastil, bahkan mungkin terasa sampai di sekitar kastil.
“Apa lagi ini?” seru Ryuko kesal. Ia menatap Vallery yang terlihat kacau karena rencananya gagal. Terlihat Vallery sedang tertawa layaknya orang gila.
“Ryuko-chan! sepertinya tempat ini akan runtuh, kita harus keluar dari sini!” seru Aerish panik.
Wait!” Ryuko berlari mendekati Vallery dan menarik kerah bajunya. “ Katakan padaku bagaimana cara menghentikan ini!” ancam Ryuko
“ Hahahaha...Tidak ada cara menghentikan ini,” jawab Vallery sambil tertawa gila.
“Kau-“
“Ryuko-chan , ayo cepat!” seru Aerish memanggil Ryuko. “Naka-chan! Sebaiknya kau turun dari sana! Vallery sudah mengaktifkan self destruction tempat ini!” seru Aerish memanggil Nakahara yang masih berada di atas.
Nakahara yang masih berada di atas masih santai memperhatikan semua orang yang berada di halaman kastil. Semuanya terlihat panik karena getaran gempa yang tiba-tiba terasa di sekitar kastil.
Self destruction? Yang benar saja. Mana ada orang bodoh yang membangun kastil kemudian membuat sistem self destruction untuk tempat yang susah payah dibangun?” seru Nakahara membalas ucapan Aerish.
“Wait...” Ryuko berpikir sejenak ketika mendengar seruan Nakahara dari atas. “Oi Nakahara! kau tahu bagaimana menghentikan getaran ini kan? Aku perintahkan kau untuk menghentikan getaran ini sekarang juga!”
“Dibayar pun aku tidak akan mau menuruti perintahmu,” seru Nakahara.
“Kau!”
“Sigh. Lagipula aku sudah mendapatkan spot yang bagus untuk melihat banyak orang menderita di bawah sana hahaha,” entah kenapa saat ini Nakahara terdengar lebih antagonis dibandingkan dengan Vallery.
“Ryuko-chan, sekarang apa yang ingin kau lakukan?” tanya Aerish panik.
“Kalau bisa aku ingin terbang ke atas dan menghajar Nakahara,”jawab Ryuko yang mulai frustasi menghadapi Nakahara.
Orang-orang yang ada di halaman mulai berlarian menuju gerbang utama kastil. Mungkin mereka berniat untuk kabur dari kastil.
“Aerish-chan!” Nakahara berteriak dari atas.
“Apa lagi sekarang?!” yang di panggil Aerish malah Ryuko yang menjawab. Sepertinya Ryuko sedang darah tinggi.
“Aerish, apa kau masih membawa remote yang aku lemparkan padamu?” tanya Nakahara mengabaikan komentar Ryuko. Aerish teringat remote yang dimaksud Nakahara dan merogoh kantungnya.
“Apa remote ini yang kau maksudkan?” teriak Aerish.
“Gezz tidak bisakah kau turun! Kami lelah jika harus berteriak. Leherku juga sakit jika harus terus melihat keatas!” teriak Ryuko. Nakahara hanya menjulurkan lidahnya mengejek Ryuko.
“Aerish, cukup dengarkan saja perintahku. Bisa kau tekan tombol GC pada remote itu?” teriak Nakahara. Aerish dengan polosnya mengikuti perintah Nakahara dan menekan tombol GC pada remote.
BAM
Terdengar suara gerbang tertutup. Ryuko yang merasa curiga langsung menuju jendela yang mengarah ke halaman depan kastil. Gerbang yang tadinya terbuka kini tertutup. Para tamu terjebak di halaman kastil.
“Hei, apa yang kau lakukan!” Ryuko terlihat semakin kesal.
“Tidak akan menyenangkan jika para korban berhasil kabur!”
“Aku tidak peduli, cepat hentikan getaran ini!” perintah Ryuko.
“Ok ok, Aerish bisa kau tekan tombol S1 dan S2?!” perintah Nakahara. Kali ini Aerish agak ragu tapi pada akhirnya dia tetap menekan tombol itu.
WUUZZ
Mesin penyiram otomatis yang berada di halaman depan kastil menyala semua dan mulai menyemprotkan air. Terdengar teriakan para tamu yang mulai basah. Tidak hanya itu. Alat pemadam kebakaran yang berada di dalam kastil juga ikut menyala dan membasahi seluruh ruangan termasuk Ryuko dan Aerish.
“Kau! Jangan main-main!” sepertinya Ryuko sudah siap untuk meledak.
“Ups, maaf. Aku juga sedang berusaha mengingat disini,kata Nakahara berpura-pura lupa. Tapi tentu saja Ryuko tahu kalau Nakahara sengaja melakukan hal ini.
“Ok, getaran self destruction itu hanya kamuflase untuk mengecoh para pengacau. Jadi kastil ini tidak akan benar-benar hancur. Tujuannya adalah, membuat para pengacau itu kabur keluar agar kastil bisa melarikan diri.”
“Hentikan omong kosongmu dan langsung ke pokok permasalahan!” teriak Ryuko.
“Gezz, tekan saja tombol MV!” teriak Nakahara. Aerish menekan tombol seperti yang diperintahkan.
Tik Tok Tik Tok. Setelah beberapa detik getaran berhenti.
Ryuko terlihat lega karena getaran sudah berhenti dan alat pemadam dan menyiram otomatis juga ikut berhenti.
“Ryuko-chan,” Aerish terlihat masih khawatir. “Apa tadi Naka-chan bilang agar kastil bisa melarikan diri? Apa maksudnya itu?” lanjut Aerish.
Ryuko baru tersadar setelah Aerish menanyakan hal itu. Benar saja, belum ada satu menit mereka bernafas lega, kastil kembali bergetar. Tapi kali ini getaran terasa lebih lembut.
“Apa yang kau lakukan?!” Ryuko berteriak.
“Seperti yang kau minta. Aku menghentikan getaran dari self destruction!”
“Tapi kastil ini masih bergetar Naka-chan,” Aerish berusaha menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh karena getaran.
“Well, yang pasti getaran ini bukan dari self Destruction. ITS MOVING CASTLE HAHA…” Nakahara berteriak penuh semangat.
“Sepertinya dia sudah sama gilanya dengan Vallery,gumam Ryuko.
“Ngomong-ngomong soal Vallery, dimana dia sekarang?” tanya Aerish celingukan mencari keberadaan Vallery. Tapi ruangan itu kosong. Hanya ada mereka berdua plus Nakahara di atas sana.
“Jika kau mencari Vallery, dia sudah kabur dari tadi. Sejak kalian panik karena guncangan yang pertama!” teriak Nakahara.
“Jika kau melihatnya kabur kenapa tidak beritahu kami!” kali ini Ryuko yang berteriak.
“Gezz, kalian maunya apa sih? Sebentar perintah ini, sebentar perintah itu. Lagipula Robert pasti sudah mengurusnya!” kata Nakahara
“Daripada kalian sibuk mengurus Vallery, sepertinya kalian punya masalah yang lebih besar yang harus diselesaikan,lanjut Nakahara. Ryuko dan Aerish menatap keluar jendela. Terlihat kastil mulai terangkat dari tanah. Pilar yang mengelilingi kastil kini menjadi kaki. Kastil kini bergerak dan berjalan. Para tamu yang ada di halaman kastil mulai berteriak histeris. Tentu saja, saat ini mereka sedang melihat bangunan besar yang bergerak dan berjalan seolah memiliki kaki. Hanya orang aneh yang tidak berteriak.
What the…. Apa-apaan ini!” teriak Ryuko.
“Aerish kau bisa mengendalikan laju kastil ini dengan remote itu! Semua akan baik-baik saja selama kau tidak jatuh ke jurang atau ke laut atau menabrak tebing!” teriak Nakahara yang sudah duduk dengan tenang di altar yang berada di atas kastil.
 “Ryu…Ryuko-chan,” Kata aerish gemetaran memegang remote di tangannya.
“Tenang Aerish, nyawa kita kini berada di tanganmu. Jadi kau harus tenang.”
What? Ryuko-chan kau sama sekali tidak membantu,” Aerish semakin gemetaran.
Guys! Aku rasa kalian harus UP sekarang!” teriak Nakahara. Aerish dan Ryuko kembali menatap ke luar jendela. Tembok besar yang mengelilingi kastil kini berada di hadapan mereka.
“Waa….. UP UP UP!” Aerish panik mencari tombol yang dimaksud oleh Nakahara.
Peep
Tombol UP berhasil ditekan. Menara kastil yang kini menjadi kaki tiba-tiba memanjang hingga membuat kastil semakin terangkat ke atas dan kastilpun tidak jadi menabrak tembok.
“Ryuko-chan. Jika begini terus aku tidak sanggup lagi,” Kata Aerish lelah.
“Tenang! aku akan menjadi pemandu kalian! Dari atas sini semuanya terlihat lebih jelas!”
“Nakahara menjadi pemandu kita? Ryuko-chan kali ini aku benar-benar yakin bahwa kita akan mati!”
“Hei! aku bisa dengar itu!” keluh Nakahara.
“Nakahara, aku harap kali ini kau lakukan tugasmu dengan benar! Jika tidak, kau juga akan mati!” perintah Ryuko.
“Ok ok ok aku tahu!”
Ryuko dan Aerish masih waspada memandang keluar jendela. Saat ini kastil bergerak mengarah ke alun-alun utama pulau.
“Aku rasa kita harus memutar! Kastil ini mengarah ke alun-alun!” teriak Nakahara.
“Lalu?” dengan bodohnya Aerish bertanya.
“Di alun-alun ada laut Aerish sayang. Jika kita salah langkah maka…BUK…PRANG…DUAR….BYUR The end,” Kata Ryuko mejelaskan.
“Ok, begini rencananya. Kita harus putar haluan sebesar 68 derajat ke arah Utara. Perhatikan angin dari arah barat dan selatan!” perintah Nakahara.
“Umh… Naka-chan?!” panggil Aerish.
“Ya?!”
“Sebenarnya apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti,kata Aerish.
“Tidak apa Aerish! aku juga tidak mengerti! Barusan aku hanya mencoba sebuah kalimat dari salah satu movie kesukaanku!” Jewab Nakahara tanpa dosa.
“Berhenti bercanda! Dan lakukan tugasmu dengan benar!” teriak Ryuko.
“Baiklah kastil ini tidak bisa berputar 360 derajat karena ukurannya yang besar, kita hanya bisa berbelok sekitar 30-60 derajat, jadi akan lebih mudah jika kita memutari pulau untuk mengarahkan kastil ini kembali ke tempatnya. Gunakan TL untuk belok ke kiri dan TR untuk belok ke kanan. L untuk bergeser ke kiri dan R untuk bergeser ke kanan. Up untuk meninggikan kastil dan Stop untuk menghentikan kastil ini. Jangan lupa tekan tombol FW di akhir acara. Selesai” kata Nakahara menjelaskan.
Singkatnya dengan sedikit kepanikan dan banyak perdebatan akhirnya tiga serangkai itu berhasil membawa kastil kembali ke tempatnya.
“Sedikit ke kiri Aerish,perintah Ryuko berusaha mengepaskan pondasi kastil dengan lubang yang ada.
“Tidak tidak tidak, kau harus lebih ke kanan!” perintah Nakahara dari atas.
“Aerish, apa kau tidak bisa melihatnya dari sini? Sedikit ke kiri,kata Ryuko.
“Apa kau lupa? Aku bisa melihat lebih jelas dari sini!” Nakahara tidak mau kalah.
“Bisakah kalian berdua tenang? Aku sedang berkonsentrasi di sini,” Aerish terlihat mulai lelah mendengar perdebatan Ryuko dan Nakahara.
Beep
Dengan banyak tekanan dari Ryuko dan Nakahara, akhirnya Aerish berhasil menekan tombol STOP dan membuat kastil kembali ke tempatnya semula.
“Aerish! Tekan tombol FW nya!” perintah Nakahara. Masih terlalu lelah, Aerish akhirnya menekan tombol FW.
SYUUU DUUAAARRR
Kembang api yang entah datang dari mana mulai bermunculan dan menghiasi langit malam.
Mission Complete. It’s a perfect way to end this mission, isn’t it?” kata Nakahara memandang langit sebelum kembali memandang ke kedua temannya yang berada di bawah. Ryuko sudah terbaring di lantai. Dan Aerish? Jangan ditanya. Sepertinya dia memiliki terlalu banyak energy sampai-sampai masih sempat memikirkan Vallery.
I don’t care about her anymore. Just let me rest for a bit,kata Ryuko saat Aerish mengajaknya untuk mencari Vallery. Dia ingin memastikan apa benar Robert sudah mengurus Vallery.
Just enjoy this firework!” teriak Nakahara yang kini juga sudah berbaring di atas altar. Berfikir sejenak, akhirnya Aerish mengikuti kata kedua temannya itu. Toh sayang juga kalau mereka melewatkan pemandangan seindah ini hanya karena Vallery.
Ketiga gadis muda itu akhIrnya hanya berdiam di sana dan menikmati sisa malam itu tanpa memikirkan vampire, vallery ataupun Grand Opening yang secara tidak langsung sudah berhasil digagalkan oleh mereka bertiga.
The End (?)

Wohoho ~ Finally ini sudah berakhir ~ Oh ya, masih ada versi Omake nya Naka Aerish dan Ryuko version.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......