Sabtu, 25 Juli 2015

My Guardian of Eternity (Bab 1)

Bab 1
New Start
Mereka berbicara seolah mereka tahu segalanya tentangku. Tertawa tanpa tahu perasaanku yang sebenarnya. Dan menginginkanku menjadi sosok yang mereka inginkan,tanpa pernah memikirkan keinginanku yang sebenarnya. Berpikir seolah mereka tahu segalanya. Dan selalu merasa bahwa mereka tak pernah salah. Dasar bodoh.
Manusia memang sama.


Aku menghela nafas begitu keluar dari kelas. Sekilas aku menatap matahari yang bersinar begitu panas dan menyilaukan. Ah, aku harus segera pulang,masuk ke kamarku yang bebas dari cahaya, menghidupkan layar laptop ku,mengenakan helm tiga dimensiku dan segera membuka situs online favoritku.
Aku memainkan game online favoritku. The darkness World.
Aku sangat menggemari game ini. Aku bisa menjadi apapun di sini. Demon, Vampire, Mage, Angel, Beast, dan apapun. Semua karakter memiliki kemampuan khusus dan kekuatan yang luar biasa. Bukan sekedar manusia biasa yang membosankan. Ditambah lagi, ini merupakan game tiga dimensi. Ketika kau sedang bermain game ini, kau akan lupa untuk kembali ke dunia nyata jika kau tidak memasang alarm peringatan untuk log out dari permainan.
Andai saja aku tidak hidup di dunia nyata.
Ding ! Login complete !
Aku segera memilih salah satu tempat untuk memulai misiku. Sejauh ini aku sudah mencapai level 98. Tersisa 2 level lagi untuk mencapai level 100.
Kota terakhir yang harus kuselesaikan adalah Underworld. Di sini tertulis bahwa aku harus mengalahkan demon yang menguasai Underworld. Sayang sekali aku memilih karakter sebagai seorang pureblood vampire. Meskipun vampire memiliki kecepatan bertarung yang paling tinggi diantara semua karakter, hal itu masih belum cukup untuk mengalahkan demon yang menguasai underworld. Demon yang menguasai sihir, menguasai semua elemen dan infinity life.
Ini gila. Bagaimana aku bisa mengalahkan musuh seperti itu ?
Tapi sekali lagi aku berpikir, Ini cuma game. Jika gagal aku masih bisa mengulangnya lagi, bukan ? Aku melanjutkan langkahku memasuki kota Underworld dan menggunakan kemampuanku sebagai vampire dalam melihat kegelapan. Tidak ada seorangpun di sini. Perhatianku segera tertuju pada sebuah kastil besar yang pekat dengan kekuatan kegelapan yang sangat besar.
Tidak salah lagi, demon itu ada di sana.
Aku mengecek kembali semuanya. Healthy point,stamina, armor,weapon dan special ability. Aku cukup beruntung karena memiliki beberapa kemampuan spesial yang langka dimiliki seorang vampire. Kemampuan kebal terhadap sihir dan kemampuan meniru atau copy. Hanya saja, kemampuan copy baru saja kudapatkan sehingga aku masih belum tahu apa gunanya dan bagaimana cara menggunakannya. Aku memilih light sword sebagai senjata untuk melawan demon kali ini. Senjata yang jarang kugunakan. Mungkin akan lebih mudah jika aku memilih karakter sebagai angel yang dapat memanipulasi cahaya yang menjadi kelemahan bagi para demon, termasuk vampire. Tapi sayang sekali aku membenci cahaya.
Pintu kastil terbuka secara perlahan meskipun tanganku masih belum menyentuhnya. Cih, sebuah tantangan dari  si demon Underworld. Sebelum mencapai Underworld,aku sudah pernah mengalahkan beberapa demon sebelumnya. Mulai dari Low Class Demon hingga High Class Demon. Anehnya semua musuh yang ku kalahkan  justru menjadi kawan yang memberikanku sebuah kemampuan khusus atau sekedar item berupa senjata.
Aku kembali menfokuskan penglihatanku pada kegelapan yang menyelimuti ruangan di dalam kastil itu. Untunglah aku seorang vampire, tidak masalah melihat dalam kegelapan. Tiba-tiba saja sebuah kekuatan kegelapan yang sangat besar menyerang dari belakang. Beruntung aku memiliki kecepatan sebagai vampire sehingga aku bisa menghindari kekuatan itu dengan mudah.
Impressive.” Ucap sebuah suara yang cukup membuat ruangan  bergetar. Bukan karena suaranya yang keras dan besar tapi karena sarat bahaya yang ada di balik nada suara itu.
“Tunjukkan dirimu.” Ucapku penuh waspada.
Sesuatu muncul dari balik bayangan. Sosok yang tidak terlihat seperti iblis menyeramkan yang ada di cerita dongeng. Tampak seorang lelaki bertubuh besar hampir dua meter namun proposional. Ia memakai jubah yang menjuntai dari punggung hingga hampir menyentuh tanah. Matanya tidak menunjukan apapun kecuali bahaya akan kekuatannya. Tampan dan berbahaya. Sulit dikalahkan. Sial.
“Kau demon penguasa Underworld ?” tanyaku sambil mengarahkan light sword  ke arah si demon. Aku berusaha tetap terlihat tenang dan tak menunjukan ekspresi sedikitpun.
“Jadi seorang pureblood vampire ya?  Lumayan juga..” jawabnya sambil menatapku dengan tatapan mengancam
“Terima kasih, demon.” Aku tersenyum singkat sembari berlari mengarahkan serangan ke arah si demon. Serangan terang-terangan yang tidak berguna karena si demon  menghindari seranganku dengan sangat mudah bahkan terlalu mudah.
“Sepertinya kau melupakan satu kata ketika memanggilku,vampire. Kau melupakan kata King.” Dalam beberapa detik si demon sudah berada tepat di belakangku. Ia mengeluarkan sebuah kekuatan aneh yang membuatku tak bisa bergerak. Aku bisa merasakan bahwa si demon mulai menyentuh leherku dengan tangannya yang dingin. Aku tahu bahwa demon berbeda dengan vampire yang membutuhkan darah untuk bertahan hidup. Demon tidak memiliki masalah dalam mengendalikan rasa haus akan darah. Tapi tetap saja, mereka juga menyukai darah. Darah seorang vampire sekalipun.
“Hentikan.” Aku berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari belenggu si raja demon sebelum ia sempat mencicipi darahku.
“Vampire yang cantik dan berbahaya, rasa darahmu pasti sangat memuaskan...” Si Demon mulai menyingkirkan rambut yang menutupi leherku dan mulai mengendusku seolah aku makanan yang sangat lezat. Sial ! Bagaimana aku bisa melepaskan diri dari belenggu si demon ?
Aku menarik nafas dan berkonsentrasi dengan kekuatan kegelapan si demon yang mengikatku. Aku tidak berusaha melawannya, tapi aku berkonsentrasi untuk mengendalikannya. Dan berhasil !. Kekuatan itu perlahan memudar dan aku bisa kembali menggerakan tanganku untuk menusukkan light sword pada demon yang ada di belakangku.
“Biar kuberitahu, Vampire lebih suka menghisap darah daripada dihisap darahnya.” Ucapku sambil memperdalam tusukan pada si demon. Berharap pedangku bisa menembus jantungnya.
Si demon segera menjauhkan diri dari jangkauan light sword ku yang siap menebas kepalanya kapan saja. Ia menyentuh luka di perutnya dan sedikit menggumamkan sesuatu,mungkin itu mantra. Perlahan darah yang mengucur dari perutnya pun berhenti dan ia kembali menatapku dengan tatapan yang tak terdefinisi. Aneh, Seingatku demon tidak memiliki kemampuan menyembuhkan diri. Kemampuan itu seharusnya hanya dimiliki angel yang bisa mengendalikan elemen cahaya.
“Siapa kau sebenarnya ? Demon seharusnya tidak bisa menyembuhkan diri.” Aku kembali memasang sikap waspada sambil menatap si Demon dengan tatapan tajam.
Si Demon tersenyum aneh padaku.”Dan seharusnya vampire tidak memiliki kemampuan mengendalikan elemen kegelapan.”
“Itu hanya untuk vampire biasa.” Aku mengayunkan pedangku ke arah si demon untuk menebas kepalanya. Tapi dia memang bukan demon biasa. Ia menghindarinya hanya dengan menggerakkan sedikit tubuhnya, seolah ia sedang bermain denganku. Sial !
Dengan satu gerakan yang lembut , dia sudah berada tepat di depan  mataku. Aku bisa menatap langsung matanya yang bewarna terang, sangat terang, mata seorang demon yang berbahaya. Ia segera meraih light sword dari tanganku membalikkan mata pedangnya ke arahku sehingga sedikit melukai tanganku. Si Demon melempar light sword jauh dari jangkauanku dan segera meraih tanganku kemudian menciumnya seolah darahku berbau seperti bunga mawar. Ugh, meskipun aku seorang vampire, aku tidak pernah mencium darah mangsaku sebelum meminumnya.
Aku berusaha menggerakkan tubuhku untuk melepaskan diri dari si demon. Tapi kedua lengannya mengunci pergerakan tubuhku. Ia meletakkan dagunya di atas pundak kananku dan menatap leherku dengan penuh rasa lapar.
“Lehermu cantik sekali, sayang.” Ucapnya sambil menyingkirkan rambut yang menutupi leherku.
Aku tidak merespon ucapan si demon sambil terus berpikir cara melepaskan diri dari si demon. Sementara si demon mulai mengusap leherku yang secara reflek membuatku bergidik ngeri membayangkan taringnya menancap di leherku.
            “Hentikan atau kau akan-“ Aku tak bisa meneruskan kata-kataku karena saat itu juga aku merasakan taring si demon menusuk di leherku. Aku bisa merasakan darahku dihisap secara perlahan olehnya. Darah adalah sumber kekuatan bagi para vampire. Ketika darahku dihisap sama saja saja dengan menghisap kekuatanku. Aku mulai merasakan lemas menyerang seluruh tubuhku. Tatapanku yang bisa menembus kegelapan pun mulai menghilang menjadi kegelapan itu sendiri. Sial, sepertinya aku akan gagal di misi terakhir.
            Si demon sudah berhenti menghisap darahku. Aku bisa merasakannya ketika dia mulai mengendurkan belenggu kekuatannya dari tubuhku. Aku tak bisa segera melompat menjauh dari si demon tetapi tubuhku justru terjatuh lemas pada kedua lengan si demon. Sial, tenagaku benar-benar sudah terkuras habis.
            “Sial..sepertinya aku kalah, Cepat bunuh aku agar aku bisa segera log out dan log in kembali untuk membunuhmu.” Aku berkata dengan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki sambil menatap matanya yang berwarna terang.
            “Sepertinya,kau sangat bersemangat untuk membunuhku,vampire...cantik.” ucap si demon sambil mengelus leherku, tepatnya di bekas gigitan si demon.
            “Diam kau ! Cepat akhiri saja demon sialan.” Geramku.
            “Dari rasa darahmu, aku bisa merasakan hasratmu yang sebenarnya, nona vampire. Sepertinya kau sudah bosan dengan duniamu, dan kau bosan menjadi manusia. Hidupmu terlalu biasa ? kosong ? datar? Atau mungkin membosankan ?”ucapnya sambil terus mengusap leherku kemudian beralih ke pipiku.
            “Sudah cukup ! Jangan banyak bicara lagi !” bentakku. Entah kenapa tiba-tiba amarahku meluap ketika si demon berbicara tentang kehidupanku.
            Si demon tersenyum nakal ke arahku. “Vampire seharusnya tidak memiliki sifat pemarah. Baiklah,aku akan membuat hidupmu lebih menarik, nona vampire.”
Si demon merentangkan tangan kanannya yang perlahan mengeluarkan sebuah pedang panjang berwarna hitam gelap. Legendary dark sword. Salah satu pedang misterius yang kucari-cari selama ini ternyata dimiliki oleh si raja demon. Aku menutup mataku karena aku tak ingin melihat si demon menusukkan pedang itu ke jantungku, meskipun aku berharap agar si demon segera melakukannya sehingga aku bisa segera keluar dari permainan ini.
“Sampai jumpa lagi, nona vampire yang cantik.” Tanpa di duga si demon melayangkan sebuah ciuman kecil ke bibirku hingga membuatku kembali membuka mataku dan menatap si demon yang tampan sedang tersenyum padaku. Aku pikir dia akan menusukkan pedang itu ke jantungku tapi dia justru membalikkan mata pedangnya dan menusuk jantungnya sendiri. Seketika itu juga darah mengucur dari dadanya . Darah demon itu menetesi sekujur tubuhku. Aku bisa mencium bau darahnya, baunya begitu menyegarkan seperti buah-buahan. Seketika itu juga rasa hausku meningkat karena mencium bau darahnya yang menyegarkan.
“Apa kau ingin mencicipi darahku, nona ?” goda si demon sambil tersenyum nakal padaku.
Aku menggeram sambil memamerkan kedua taringku. “Kau... Apa yang sedang kau lakukan ?”
“Membayar darahmu. Mulai sekarang, hidupmu tak akan lagi membosankan.” Ucap Si demon sambil tersenyum penuh misteri. Perlahan tubuh si demon menghilang dan berubah menjadi sebuah batu permata berwarna hitam. Batu yang sangat indah seolah mewakili sosok si demon yang indah.
Dengan sedikit ragu aku mengambil batu itu dan mengamatinya. Apakah ini item yang kudapatkan jika si demon kukalahkan ?  Tapi aku tak membunuhnya, dia mati atas keinginannya sendiri. Sial, apa yang sebenarnya terjadi ?
Mysterious Stone. Do you wish to use it or throw it ?
Tiba-tiba sebuah tulisan pertanyaan muncul di hadapanku. Apa yang akan terjadi bila aku menggunakan batu misterius ini ? Entah kenapa pertanyaan itu muncul begitu saja di benakku. Tanpa banyak berpikir aku menyentuh opsi YES.
Your wish has been heard. You will be log out automatically in 5 second.
*****


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......