Bab 1
New Start
Mereka berbicara seolah
mereka tahu segalanya tentangku. Tertawa tanpa tahu perasaanku yang sebenarnya.
Dan menginginkanku menjadi sosok yang mereka inginkan,tanpa pernah memikirkan
keinginanku yang sebenarnya. Berpikir seolah mereka tahu segalanya. Dan selalu
merasa bahwa mereka tak pernah salah. Dasar bodoh.
Manusia memang sama.
Aku menghela nafas
begitu keluar dari kelas. Sekilas aku menatap matahari yang bersinar begitu
panas dan menyilaukan. Ah, aku harus segera pulang,masuk ke kamarku yang bebas
dari cahaya, menghidupkan layar laptop ku,mengenakan helm tiga dimensiku dan
segera membuka situs online favoritku.
Aku memainkan game
online favoritku. The darkness World.
Aku sangat menggemari
game ini. Aku bisa menjadi apapun di sini. Demon,
Vampire, Mage, Angel, Beast, dan apapun. Semua karakter memiliki kemampuan
khusus dan kekuatan yang luar biasa. Bukan sekedar manusia biasa yang
membosankan. Ditambah lagi, ini merupakan game tiga dimensi. Ketika kau sedang
bermain game ini, kau akan lupa untuk kembali ke dunia nyata jika kau tidak
memasang alarm peringatan untuk log out dari permainan.
Andai
saja aku tidak hidup di dunia nyata.
Ding ! Login complete !
Aku segera memilih
salah satu tempat untuk memulai misiku. Sejauh ini aku sudah mencapai level 98.
Tersisa 2 level lagi untuk mencapai level 100.
Kota terakhir yang
harus kuselesaikan adalah Underworld. Di sini tertulis bahwa aku harus
mengalahkan demon yang menguasai
Underworld. Sayang sekali aku memilih karakter sebagai seorang pureblood
vampire. Meskipun vampire memiliki kecepatan bertarung yang paling tinggi
diantara semua karakter, hal itu masih belum cukup untuk mengalahkan demon yang menguasai underworld. Demon yang menguasai sihir, menguasai
semua elemen dan infinity life.
Ini gila. Bagaimana aku
bisa mengalahkan musuh seperti itu ?
Tapi sekali lagi aku
berpikir, Ini cuma game. Jika gagal aku masih bisa mengulangnya lagi, bukan ?
Aku melanjutkan langkahku memasuki kota Underworld
dan menggunakan kemampuanku sebagai vampire dalam melihat kegelapan. Tidak ada
seorangpun di sini. Perhatianku segera tertuju pada sebuah kastil besar yang
pekat dengan kekuatan kegelapan yang sangat besar.
Tidak salah lagi, demon
itu ada di sana.
Aku mengecek kembali
semuanya. Healthy point,stamina, armor,weapon dan special ability. Aku cukup beruntung
karena memiliki beberapa kemampuan spesial yang langka dimiliki seorang
vampire. Kemampuan kebal terhadap sihir dan kemampuan meniru atau copy. Hanya saja, kemampuan copy baru saja kudapatkan sehingga aku
masih belum tahu apa gunanya dan bagaimana cara menggunakannya. Aku memilih light sword sebagai senjata untuk
melawan demon kali ini. Senjata yang
jarang kugunakan. Mungkin akan lebih mudah jika aku memilih karakter sebagai angel
yang dapat memanipulasi cahaya yang menjadi kelemahan bagi para demon, termasuk
vampire. Tapi sayang sekali aku membenci cahaya.
Pintu kastil terbuka
secara perlahan meskipun tanganku masih belum menyentuhnya. Cih, sebuah
tantangan dari si demon Underworld.
Sebelum mencapai Underworld,aku sudah pernah mengalahkan beberapa demon
sebelumnya. Mulai dari Low Class Demon
hingga High Class Demon. Anehnya
semua musuh yang ku kalahkan justru
menjadi kawan yang memberikanku sebuah kemampuan khusus atau sekedar item
berupa senjata.
Aku kembali menfokuskan
penglihatanku pada kegelapan yang menyelimuti ruangan di dalam kastil itu.
Untunglah aku seorang vampire, tidak masalah melihat dalam kegelapan. Tiba-tiba
saja sebuah kekuatan kegelapan yang sangat besar menyerang dari belakang.
Beruntung aku memiliki kecepatan sebagai vampire sehingga aku bisa menghindari
kekuatan itu dengan mudah.
“Impressive.” Ucap sebuah suara yang cukup membuat ruangan bergetar. Bukan karena suaranya yang keras dan
besar tapi karena sarat bahaya yang ada di balik nada suara itu.
“Tunjukkan dirimu.”
Ucapku penuh waspada.
Sesuatu muncul dari
balik bayangan. Sosok yang tidak terlihat seperti iblis menyeramkan yang ada di
cerita dongeng. Tampak seorang lelaki bertubuh besar hampir dua meter namun
proposional. Ia memakai jubah yang menjuntai dari punggung hingga hampir
menyentuh tanah. Matanya tidak menunjukan apapun kecuali bahaya akan
kekuatannya. Tampan dan berbahaya. Sulit dikalahkan. Sial.
“Kau demon penguasa
Underworld ?” tanyaku sambil mengarahkan light
sword ke arah si demon. Aku berusaha
tetap terlihat tenang dan tak menunjukan ekspresi sedikitpun.
“Jadi seorang pureblood vampire ya? Lumayan juga..” jawabnya sambil menatapku
dengan tatapan mengancam
“Terima kasih, demon.”
Aku tersenyum singkat sembari berlari mengarahkan serangan ke arah si demon.
Serangan terang-terangan yang tidak berguna karena si demon menghindari seranganku dengan sangat mudah
bahkan terlalu mudah.
“Sepertinya kau
melupakan satu kata ketika memanggilku,vampire. Kau melupakan kata King.” Dalam beberapa detik si demon
sudah berada tepat di belakangku. Ia mengeluarkan sebuah kekuatan aneh yang
membuatku tak bisa bergerak. Aku bisa merasakan bahwa si demon mulai menyentuh
leherku dengan tangannya yang dingin. Aku tahu bahwa demon berbeda dengan
vampire yang membutuhkan darah untuk bertahan hidup. Demon tidak memiliki
masalah dalam mengendalikan rasa haus akan darah. Tapi tetap saja, mereka juga
menyukai darah. Darah seorang vampire sekalipun.
“Hentikan.” Aku
berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari belenggu si raja demon sebelum
ia sempat mencicipi darahku.
“Vampire yang cantik
dan berbahaya, rasa darahmu pasti sangat memuaskan...” Si Demon mulai
menyingkirkan rambut yang menutupi leherku dan mulai mengendusku seolah aku
makanan yang sangat lezat. Sial ! Bagaimana aku bisa melepaskan diri dari
belenggu si demon ?
Aku menarik nafas dan
berkonsentrasi dengan kekuatan kegelapan si demon yang mengikatku. Aku tidak
berusaha melawannya, tapi aku berkonsentrasi untuk mengendalikannya. Dan
berhasil !. Kekuatan itu perlahan memudar dan aku bisa kembali menggerakan
tanganku untuk menusukkan light sword pada demon yang ada di belakangku.
“Biar kuberitahu,
Vampire lebih suka menghisap darah daripada dihisap darahnya.” Ucapku sambil
memperdalam tusukan pada si demon. Berharap pedangku bisa menembus jantungnya.
Si demon segera
menjauhkan diri dari jangkauan light
sword ku yang siap menebas kepalanya kapan saja. Ia menyentuh luka di
perutnya dan sedikit menggumamkan sesuatu,mungkin itu mantra. Perlahan darah
yang mengucur dari perutnya pun berhenti dan ia kembali menatapku dengan
tatapan yang tak terdefinisi. Aneh, Seingatku demon tidak memiliki kemampuan
menyembuhkan diri. Kemampuan itu seharusnya hanya dimiliki angel yang bisa mengendalikan elemen cahaya.
“Siapa kau sebenarnya ?
Demon seharusnya tidak bisa menyembuhkan diri.” Aku kembali memasang sikap
waspada sambil menatap si Demon dengan tatapan tajam.
Si Demon tersenyum aneh
padaku.”Dan seharusnya vampire tidak memiliki kemampuan mengendalikan elemen
kegelapan.”
“Itu hanya untuk vampire
biasa.” Aku mengayunkan pedangku ke arah si demon untuk menebas kepalanya. Tapi
dia memang bukan demon biasa. Ia menghindarinya hanya dengan menggerakkan
sedikit tubuhnya, seolah ia sedang bermain denganku. Sial !
Dengan satu gerakan
yang lembut , dia sudah berada tepat di depan
mataku. Aku bisa menatap langsung matanya yang bewarna terang, sangat
terang, mata seorang demon yang berbahaya. Ia segera meraih light sword dari
tanganku membalikkan mata pedangnya ke arahku sehingga sedikit melukai tanganku.
Si Demon melempar light sword jauh dari jangkauanku dan segera meraih tanganku
kemudian menciumnya seolah darahku berbau seperti bunga mawar. Ugh, meskipun
aku seorang vampire, aku tidak pernah mencium darah mangsaku sebelum
meminumnya.
Aku berusaha menggerakkan
tubuhku untuk melepaskan diri dari si demon. Tapi kedua lengannya mengunci
pergerakan tubuhku. Ia meletakkan dagunya di atas pundak kananku dan menatap
leherku dengan penuh rasa lapar.
“Lehermu cantik sekali,
sayang.” Ucapnya sambil menyingkirkan rambut yang menutupi leherku.
Aku tidak merespon
ucapan si demon sambil terus berpikir cara melepaskan diri dari si demon.
Sementara si demon mulai mengusap leherku yang secara reflek membuatku bergidik
ngeri membayangkan taringnya menancap di leherku.
“Hentikan
atau kau akan-“ Aku tak bisa meneruskan kata-kataku karena saat itu juga aku
merasakan taring si demon menusuk di leherku. Aku bisa merasakan darahku
dihisap secara perlahan olehnya. Darah adalah sumber kekuatan bagi para
vampire. Ketika darahku dihisap sama saja saja dengan menghisap kekuatanku. Aku
mulai merasakan lemas menyerang seluruh tubuhku. Tatapanku yang bisa menembus
kegelapan pun mulai menghilang menjadi kegelapan itu sendiri. Sial, sepertinya
aku akan gagal di misi terakhir.
Si
demon sudah berhenti menghisap darahku. Aku bisa merasakannya ketika dia mulai
mengendurkan belenggu kekuatannya dari tubuhku. Aku tak bisa segera melompat
menjauh dari si demon tetapi tubuhku justru terjatuh lemas pada kedua lengan si
demon. Sial, tenagaku benar-benar sudah terkuras habis.
“Sial..sepertinya
aku kalah, Cepat bunuh aku agar aku bisa segera log out dan log in kembali
untuk membunuhmu.” Aku berkata dengan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki sambil
menatap matanya yang berwarna terang.
“Sepertinya,kau
sangat bersemangat untuk membunuhku,vampire...cantik.” ucap si demon sambil
mengelus leherku, tepatnya di bekas gigitan si demon.
“Diam
kau ! Cepat akhiri saja demon sialan.” Geramku.
“Dari
rasa darahmu, aku bisa merasakan hasratmu yang sebenarnya, nona vampire.
Sepertinya kau sudah bosan dengan duniamu, dan kau bosan menjadi manusia.
Hidupmu terlalu biasa ? kosong ? datar? Atau mungkin membosankan ?”ucapnya
sambil terus mengusap leherku kemudian beralih ke pipiku.
“Sudah
cukup ! Jangan banyak bicara lagi !” bentakku. Entah kenapa tiba-tiba amarahku
meluap ketika si demon berbicara tentang kehidupanku.
Si
demon tersenyum nakal ke arahku. “Vampire seharusnya tidak memiliki sifat
pemarah. Baiklah,aku akan membuat hidupmu lebih menarik, nona vampire.”
Si demon merentangkan
tangan kanannya yang perlahan mengeluarkan sebuah pedang panjang berwarna hitam
gelap. Legendary dark sword. Salah
satu pedang misterius yang kucari-cari selama ini ternyata dimiliki oleh si
raja demon. Aku menutup mataku karena aku tak ingin melihat si demon menusukkan
pedang itu ke jantungku, meskipun aku berharap agar si demon segera
melakukannya sehingga aku bisa segera keluar dari permainan ini.
“Sampai jumpa lagi,
nona vampire yang cantik.” Tanpa di duga si demon melayangkan sebuah ciuman
kecil ke bibirku hingga membuatku kembali membuka mataku dan menatap si demon
yang tampan sedang tersenyum padaku. Aku pikir dia akan menusukkan pedang itu
ke jantungku tapi dia justru membalikkan mata pedangnya dan menusuk jantungnya
sendiri. Seketika itu juga darah mengucur dari dadanya . Darah demon itu
menetesi sekujur tubuhku. Aku bisa mencium bau darahnya, baunya begitu
menyegarkan seperti buah-buahan. Seketika itu juga rasa hausku meningkat karena
mencium bau darahnya yang menyegarkan.
“Apa kau ingin
mencicipi darahku, nona ?” goda si demon sambil tersenyum nakal padaku.
Aku menggeram sambil
memamerkan kedua taringku. “Kau... Apa yang sedang kau lakukan ?”
“Membayar darahmu.
Mulai sekarang, hidupmu tak akan lagi membosankan.” Ucap Si demon sambil
tersenyum penuh misteri. Perlahan tubuh si demon menghilang dan berubah menjadi
sebuah batu permata berwarna hitam. Batu yang sangat indah seolah mewakili
sosok si demon yang indah.
Dengan sedikit ragu aku
mengambil batu itu dan mengamatinya. Apakah ini item yang kudapatkan jika si demon kukalahkan ? Tapi aku tak membunuhnya, dia mati atas
keinginannya sendiri. Sial, apa yang sebenarnya terjadi ?
Mysterious
Stone. Do you wish to use it or throw it ?
Tiba-tiba sebuah
tulisan pertanyaan muncul di hadapanku. Apa yang akan terjadi bila aku menggunakan
batu misterius ini ? Entah kenapa pertanyaan itu muncul begitu saja di benakku.
Tanpa banyak berpikir aku menyentuh opsi YES.
Your
wish has been heard. You will be log out automatically in 5 second.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......