Hm
? Apa ya ? udah lah baca aja chapter dua nya hehehehe...mudah2han enggak pada
bingung sama alur ceritanya. Jujur aja meski ini ff kombinasi antara dua
author, kita(dua author gila) saling menghancurkan, hahaha....
Judul : One day in the Past
Genre :Comedy, Romance,
Adventure,Action,SHONEN AI
Pairing : D18, 0027,8059, 6926 (Hint : G27,6918,1827)
Rate : T (yang masih anak-anak
jangan baca)
xxxxxXXXXXXXxxxx
Previous
Chapter : Tsuna dan Enma terlempar ke masa di mana Vongola pertama kali
terbentuk. Mereka bertemu dengan dua ancestornya Giotto dan Cozart. Sementara
Yamamoto dan Gokudera terpisah dari Tsuna. Flan masih bersama Bel yang juga
ikut terlempar. Di luar dugaan Hibari yang terlempar di tengah keramaian,
bertemu dengan Dino dan Mukuro. Menurut informasi yang didapat Dino dari
Reborn, ada yang salah dengan masa di mana mereka berada,,,Kekuatan Flame tak
bisa digunakan ? Apa yang harus mereka lakukan ?
CHAPTER
2
“Oi Ya-Yamamoto !” seru Gokudera
kesal. Sejak tadi ia berusaha menahan berbagai pertanyaan yang ada di
pikirannya. Namun melihat sifat si baseball maniac yang selalu saja easy going,
seolah tak terjadi apa-apa.
“Hm ? Whats wrong ?” respon Yamamoto
santai.
“Grrr.. tentu saja ada yang salah di
sini... yang barusan,,,ke-kenapa kau melakukan itu ?” tanya Gokudera susah
payah. Ya, susah payah menahan agar wajahnya tak memerah lagi seperti tadi.
“Ah, yang barusan itu...maksudmu
yang seperti ini ?” lagi-lagi Yamamoto melancarkan kissing attacknya tanpa
diduga. Gokudera yang tidak siap pun tidak bisa berbuat banyak.
“Stop..Ahh..Gwahhh...” tak memberi
kesempatan Gokudera untuk melawan. Serangan kedua kembali dilancarkan Yamamoto
, ciuman yang begitu dalam dan ...lama. Namun apa daya, keduanya adalah manusia
biasa yang butuh oksigen.
“Nghh..Ah..ha..Ya...ma...moto...Kau...”
Hanya satu?ah, dua patah kata yang bisa diucapkan Gokudera ketika ia
mendapatkan kesempatan untuk bernafas. That stupid baseball freak ! Annoying !
>,<
“Oi Yamamoto ! Apa-apaan kau-“
“Gokudera awas !” Yamamoto segera mendorong Gokudera sisi kanan
untuk menghindari serangan yang tiba muncul. Namun ia masih sempat memutar
posisi tubuhnya untuk melindungi Gokudera.
“Kusooo ! Oi kau tak apa-apa
Yamamoto ?” seru Gokudera khawatir ketika melihat Yamamoto yang mengerang
kesakitan karena melindunginya.
“Ouch... Im okay haha..” jawab Yamamoto
yang masih sempat tertawa hingga membuat Gokudera menyesal sempat
mengkhawatirkan si bodoh ini.
Keduanya segera memasang sikap
waspada dan segera mengamati musuh yang baru saja menyerangnya secara mendadak.
Gokudera dan Yamamoto hanya membeku tak percaya ketika mendapati bahwa mereka
sedang menghadapi musuh tersulit terakhir saja mereka hadapi. Para Vindice. Apa
yang sedang mereka lakukan di sini ?
“Vindice... Kenapa kalian menyerang
kami ?” seru Yamamoto sambil mempersiapkan Shigure Kintoki,pedang andalannya,
untuk mempertahankan diri.
Gokudera pun mempersiapkan Vongola
Ring dan Vongola boxnya untuk berjaga-jaga. Namun ada yang aneh,..Kenapa ia tak
bisa mengeluarkan storm flamenya ? Sial, kalau begini ia tak bisa menggunakan
CAI sistema untuk menyerang.
“Oi Yamamoto, sebisa mungkin hindari
pertarungan,. Ada yang aneh dengan tempat ini,” Bisik Gokudera sambil menelan
ludah karena tegang. “Aku tidak bisa menggunakan flame ku di tempat ini,”
“Apa ?” Yamamoto segera mencoba
mengeluarkan Rain Flame nya. Namun tepat seperti ucapan Gokudera. Ia tak bisa
mengeluarkan flame nya.
“Kalian berdua... Keberadaan kalian
dilarang di tempat ini,” jawab salah satu Vindice dingin. Night flame yang ada
di sekitarnya memperjelas bahwa mereka datang tak hanya untuk bicara.
“Kalian akan di bawa ke Vendicare
prison!” seru Vindice lain yang langsung menyerang Yamamoto tanpa ragu.
Beruntung keduanya masih bisa menghindar, namun serangan berikutnya terlalu
cepat.
“Gawat ! aku tidak akan sempat-“
“Yamamoto !”
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
BAAAMMM,
Tsuna mendengar suara keras yang berasal dari dalam hutan.
“Ah mungkin
saja itu beruang yang sedang bertarung. Kau tahu di sekitar sini memang banyak
sekali beruang.” Cozarto masih sibuk menata kayu bakar untuk dijadikan api
unggun. Hyper Intuition Tsuna mengatakan ada sesuatu yang tidak beres sedang
terjadi.
“Mungkin
sebaiknya kita mengeceknya.”
Mereka
berempat pun pergi menuju sumber suara. Terlihat ada beberapa pohon yang patah
dan terbakar seperti baru saja terjadi pertempuran.
“Apa
beruang selalu mengakibatkan kerusakan separah ini?” tanya Enma heran. Ada
sesuatu yang tidak beres, Giotto dan Cozarto tahu akan hal itu. Mereka
berpencar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Tsuna !”
Enma berteriak dari suatu tempat di dalam hutan. Dengan cepat yang lainnya pun
mendatangi sumber suara. Terlihat Enma sedang berdiri di hadapan Gakudera dan
Yamamoto yang sedang terkapar.
“Yamamoto!, Gokudera-kun. Enma apa
yang terjadi?” Tsuna terlihat panic melihat teman-temannya terkapar dan
terluka.
“Entahlah.
Mereka sudah seperti ini saat aku menemukan mereka.”
“Apa mereka
teman-temanmu?” Giotto menyela keduanya.
“Lebih baik
kita bawa mereka ke tenda.” Ajak Cozarto berusaha membawa tubuh Yamamoto dan
Giotto membantu Tsuna membawa tubuh Gokudera. Mereka bersama membawa kedua anak
itu ke tenda dan mengobati luka keduanya.
Ada sesuatu
yang tidak beres tentang masa sekarang dimana mereka berada, Tsuna dapat
merasakan hal itu. Dan apa yang terjadi pada Gokudera dan Yamamoto? Siapa yang
menyerang dan melukai mereka? Terlalu banyak pertanyaan di kepala Tsuna.
“Tsuna.”
Suara Enma mengembalikan pikiran Tsuna.
“Tidak apa,
mereka akan baik-baik saja.” Enma duduk di samping Tsuna.
“Hmm, aku
tahu mereka kuat, jadi pasti semua akan baik-baik saja. Yang aku bingungkan
adalah, kenapa Reborn membuat kita datang ke tempat ini?” Tsuna mengacak-acak
rambutnya entah karena terlalu pusing atau
terlalu kesal pada Reborn. Enma dengan lembut mengambil tangan Tsuna dan
menggenggamnya.
“Hei
bukankah Reborn tidak akan berniat buruk pada kita?”
“Ya kau
benar. Kecuali saat dia berusaha membuatku menjadi Vongola Decimo hingga aku
harus bertarung dengan Varia, Byakuran, Daemon, bahkan Checker Face.” Tsuna
lemas ketika mengingat saat-saat pertempuran itu.
“Tapi Reborn
pula yang membuatku bisa bertemu dengan kalian.” Kali ini mereka tertawa
bersama mengingat saat-saat bersama dengan teman-teman yang lainnya. Tertawa
lepas kemudian saling bertatapan. Suasananya begitu mendukung bagi Enma untuk
menyatakan perasaannya. Dia sudah lama menyukai Tsuna tapi dengan teman-teman
yang selalu mengelilinginya membuat Enma urung menyatakan perasaannya.
Enma
menggenggam tangan Tsuna semakin erat dan menatapnya dengan lembut. Wajah Enma
agak merona karena malu.
“Ano..Tsuna.
Aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi…”
Tiba-tiba
Giotto memeluk Tsuna dari belakang. Dia sungguh datang di saat yang tidak
tepat.
“Giotto-san,
apa yang sedang kau lakukan?” Tsuna terkejut akan kehadiran Giotto.
“Nee…Aku
penasaran apa yang sedang kalian bicarakan. Kenapa berbisik-bisik?” Giotto
memberikan tatapan aneh pada Enma.
“Kami
sedang tidak berbisik-bisik. Enma apa yang ingin kau katakan tadi?” Kali ini
wajah Tsuna yang sedikit memerah entah karena Giotto masih memeluknya atau
karena hal lain.
“Umm…lupakan
saja, lagipula bukan hal yang penting.” Enma merasa tidak nyaman karena tatapan
Giotto padanya. Sedang Cozarto yang menatap dari kejauhan hanya diam membisu.
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx
“Ughhh.. aku ada di mana ?” Dengan
perlahan Gokudera membuka matanya untuk mengamati keadaan sekitar. Tidak banyak
yang bisa dia ingat, saat itu Vindice menyerangnya dan juga Yamamoto. Yamamoto
? Dengan segera Gokudera mencari keberadaan si baseball freak yang sedang
terbaring lemah di sebelahnya.
“Oi..Yamamoto....” bisik Gokudera
lembut. Perlahan ia mengenggam tangan Yamamoto dengan erat. Jujur, ia sangat
khawatir dengan keadaan si idiot ini. Oke, Yamamoto memang menyebalkan,
tiba-tiba melancarkan ciuman memabukan tanpa alasan, tapi Yamamoto juga sudah
menyelamatkan nyawanya dua kali. Ah, sial,,, kenapa si baseball freak ini
selalu melakukan hal yang tidak perlu ?
“Go..Gokudera...” Kata pertama yang
keluar dari mulut Yamamoto.
Entah kenapa, mendengar Yamamoto
menyebut namanya membuat hati Gokudera terasa lega dan kegirangan. Tanpa sadar
ia mempererat genggaman tangannya pada Yamamoto. Khawatir ? Ya, tentu saja ia
sangat khawatir pada si bodoh ini.
“Yamamoto...Kau sudah sadar ?” tanya
Gokudera dengan suara bergetar.
“It hurts Gokudera....” erang
Yamamoto. “Tanganku...kau mau mematahkan tanganku ?”
“Eh ? Hwaa... Ma-maaf,,,” Dengan
wajah merona Gokudera segera melepaskan tangan Yamamoto. Ia segera mengalihkan
pandangannya untuk menghindari tatapan Yamamoto. Hah, jika dipikir, beberapa
saat yang lalu mereka berdua baru saja melakukan ciuman panas sebanyak dua kali
? ah, mungkin lebih. Kenapa hanya berpegangan tangan saja membuatnya merasa
begitu malu ? Aneh....
“Hahaha...Aku senang kau baik-baik
saja,” respon Yamamoto lega ketika melihat keadaan Gokudera yang masih ceria
seperti biasa. Dan seperti biasa dia memang selalu berusaha terlihat santai dan
tanpa beban meski sebenarnya ia menderita luka yang cukup parah saat bertarung
dengan Vindice tadi. Dan sifat Yamamoto yang seperti inilah yang membuat
Gokudera sangat kesal pada si baseball freak yang satu ini.
“Tch, Dasar Yakyuu Baka ,,, Tapi
setidaknya kau sudah sadar.”respon Gokudera dengan nada kesal, meski sebenarnya
ia sedang berusaha menyembunyikan senyum bahagianya.
“Yamamoto ! Gokudera-kun ?” panggil
seseorang. “Yokatta...kalian berdua baik-baik saja,”
“Juudaime !” seru Gokudera kaget ketika
menyadari sang Juudaiime Vongola ada di tempat ini.
“Oh, Tsuna? Kenapa kau ada di sini
?” tanya Yamamoto yang juga heran.
“Etto..itu nanti saja. Sebenarnya
apa yang terjadi dengan kalian ?” Tsuna malah balik bertanya.
“Ah, temanmu sudah sadar, Tsuna ?”
tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Tsuna.
“Eh ? Ke-kenapa ada Vongola Primo di
sini ?” seru Gokudera kaget. “Juudaime, sebenarnya apa yang terjadi ??” lanjut
Gokudera tambah bingung.
Sigh. Sepertinya akan butuh waktu
lama untuk menjernihkan keadaan ini, keluh Tsuna dalam hati.
xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx
“ Haneuma ! What did that baby said
to you ?” tanya Hibari yang sepertinya mulai tertarik untuk mengetahui apa yang
terjadi. Alasannya sederhana, ia selalu tertarik dengan masalah-masalah yang
disebabkan oleh Reborn. Merepotkan memang, membuat Hibari harus beberapa kali
ikut bersama segerombolan herbivore merepotkan (maksudnya Tsuna cs) tapi
terkadang karena hal itu juga membuatnya memiliki kesempatan untuk bertarung
dengan musuh-musuh yang kuat.
Dino menghela nafas lega karena
akhirnya Hibari menghentikan serangannya, memberikan waktu sang Haneuma untuk
bernafas. “Sigh, akhirnya kau bersedia mendengarkan juga..Kyoya....”
SRET ! Tonfas Hibari menempel di
leher Dino.”Jangan banyak bicara, cepat jelaskan,”
“Kau masih saja tak sabaran Kyouya,”
keluh Dino sambil menghela nafas. “ Seperti yang sudah ku katakan sebelumnya,
saat ini kita berada di masa lalu. Menurut penjelasan Reborn, ini adalah masa
ketika masa awal terbentuknya Vongola Family. Lalu Reborn juga berkata, ada
yang salah di zaman ini dan semua ini disebabkan karena ada seseorang dari masa
depan yang datang untuk mengacaukan zaman ini. Dan salah satu efek dari ulah
orang itu, seperti yang kalian rasakan sendiri. Kalian tak bisa menggunakan
flame kalian...”
“Jadi Arcobaleno itu melempar Sawada
Tsunayoshi dan kawan2nya ke masa ini untuk memperbaiki keanehan yang terjadi ?
Fufufu... As expected from that Arcobaleno,” komentar Mukuro.
“Begitulah, dan seperti yang kalian
tahu, jika orang itu merusak zaman ini, bisa saja masa depan akan berubah
total. Namimori, Jepang ah tidak bahkan seluruh dunia bisa berubah menjadi
kacau. Seperti yang terjadi saat Byakuran mengacaukan dunia paralel dulu,”
tambah Dino serius.
“Hmn, Namimori dalam bahaya, huh ?”
respon Hibari tak senang mendengar tempat kesayangannya terancam dalam bahaya.
“Ne, Haneuma, siapa orang yang berani mengancam Namimori ?”
“Itu...aku juga tidak tahu,” jawab
Dino tanpa dosa. Ya, bagaimana dia bisa tahu ? Reborn hanya memberikan
penjelasan singkat itu padanya. Sebelum ia sempat bertanya, mantan home tutor
nya itu sudah menendangnya masuk ke mesin waktu dan terlempar ke masa ini.
Paling tidak ia masih bersyukur karena terlempar ke tempat di dekat murid
kesayangannya berada. Dan ia bahkan sudah sempat berhasil mencuri beberapa
ciuman panas dari Kyouya.
“Fufufu... menarik juga,” Mukuro
yang sudah puas mendapatkan informasi pun memilih pergi dan meninggalkan
tempatnya berada. Hibari sempat kesal melihat lagi-lagi mangsanya berhasil
kabur, namun kali ini ia memiliki sesuatu yang lebih diprioritaskan. Namimori.
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXxxxxxxxxx
“Hop…hop….hop…”
Flan melompati satu demi satu bebatuan di sungai. Bel yang berada di depannya
sangat berharap bahwa anak itu jatuh dan hanyut saja di sungai, jadi dia bisa
terbebas dari pengasuhan ini. Mau bagaimana lagi, semenjak kehadiran Flan dia
lebih mirip sebagai penjaga bayi ketimbang petarung. Tapi dia juga tidak bisa
meninggalkan Flan sendiri di tempat asing seperti ini, bisa dibilang Flan itu
aset berharga Varia di masa depan.
“Wa Shisou,
kau mengagetkanku. Kupikir kau pineapple
fairy.”
JLEB,
seperti biasa Mukuro sangat tidak suka jika muridnya yang satu ini membicarakan
tentang pineapple.
“Flan sudah
cukup bermainnya, Aku sudah mulai bosan berada di tempat ini. Sebaiknya kita
cari cara untuk pulang.”
“Tapi
Shisou, aku lapar dan aku mencium bau makanan dari balik pepohonan ini.”Flan
tidak mendangarkan perintah masternya dan terus melangkah mendekati sumber bau
yang dia katakan. Dari atas Mukuro dapat melihat kepulan asap. Mungkin ada
rumah atau setidaknya manusia di balik pepohonan itu. Dalam diam Mukuro
mengikuti Flan tepat di belakangnya.
Hop…hop…hop
Flan masih melompati satu demi satu bebatuan. Kali ini dia meleset dan hendak
terjatuh. Dengan sigap Mukuro menangkap tubuh Flan dan mengembalikannya pada
keseimbangan.
Mukuro
memang tidak membenci Flan, dia murid yang berbakat walau memang agak bodoh dan
terkadang menyebalkan. Tapi jauh dilubuk hatinya dia sangat bersyukur Flan
hadir dalam kehidupannya. Kecuali tentang Pinapple.
“Let me
look.” Mukuro menghentikan langkah Flan dan memutar tubuhnya agar dia bisa
melihat profil Flan dengan jelas. Dia Nampak sangat kotor, mungkin karena terlalu
sering terjatuh. Diperhatikan tangan dan kaki Flan. Tidak ada luka maupun
lecet. Kecuali di pipi sebelah kanannya.
“Ah..Shisou”
Flan merasa geli saat Mukuro menjilati luka Flan. Terkadang Mukuro memang
terlalu tegas pada Flan, tapi terkadang dia begitu lembut.
“Eheeem…
Pervert Sensei.” Terdengar suara seseorang yang mengganggu moment mereka.
Mukuro melupakan kehadiran Belphegor yang ternyata sedari tadi hanya menonton.
“Kenapa kau
masih ada di sini? Sesi baby Sitting sudah selesai kau bisa pulang sekarang.”
Dengan Bridal Style, Mukuro membawa Flan ke balik batu besar dengan aliran air
yang cukup tenang dan dalam.
“Jangan
mengintip.” Mukuro memperingatkan Belphegor yang sudah tahu apa yang
selanjutnya akan terjadi. Belphegor tired of hearing when Flan being raped by
Mukuro.
Mukuro
melepaskan seluruh pakaian Flan dan memasukan tubuh bocah itu kedalam air yang
terbilang dingin.
“Shisou apa
yang yang kau lakukan?” Tidak seperti biasanya yang selalu terdengar datar,
kali ini suara Flan terdengar agak sedikit bergetar. Mukuro sangat tahu Flan
tidak tahan jika kedingingan karena dia berasal dari daerah tropis. Flan akan
selalu mencari kehangatan saat merasa dingin dan Mukuro selalu memanfaatkan hal
itu.
“Aku tidak
suka melihatmu kotor, jadi akan kubersihkan.” Mukuro mulai membasahi kedua pipi
Flan yang lembut dengan air. Tantu saja itu hanya alasan bagi Mukuro untuk bisa
leluasa menyentuh flan. Dia tidak keberatan melihat Flan kotor. Flan selalu
bisa membuat Mukuro merasa lapar walau tertutup lumpur sekalipun.
Mukuro
mengosok kedua pipi Flan yang lembut dan kenyal seperti marsmellow. Mencium
bibir manis Flan dengan lembut sementara kedua tangannya masih sibuk menyentuh
bagian lain dari tubuh Flan.
“Ah…” Flan
sedikit terkejut saat Mukuro menyentuh kedua (sencored).
“Aku akan
membersihkanmu secara mendetail.” Mukuro berbisik di telinga Flan.
“Ah….mnnn
Shisou ah…” Flan tidak bisa menahan suaranya saat Mukuro mulai menyentuh
(sencored) dengan tangannya dan mengigit telinga
Flan dengan lembut. Flan tidak tahu lagi sudah semerah apa wajahnya karena
Mukuro.
“Shisou aku
kedinginan.” Flan sedikit mengigil sementara Mukuro masih bermain dengan
(sencored).
“Hmm, kalau
begitu kenapa kau tidak datang padaku?” Dengan cepat Flan naik ke
pangkuan Mukuro dan memeluknya. Mukuro kini ikut basah karenanya. Tapi itu
bukan masalah, dia bisa mengeringkannya dalam sekejap dengan kekuatan yang dia
miliki. Selanjutnya tentu saja Mukuro will eat his Meal with Pleasure.
xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
“Kyouya~” panggil Dino lagi. Tapi
hanya respon yang sama yang didapatkan Dino, yah atau lebih tepatnya ia tak
mendapatkan respon sama sekali dari Hibari.
Sang Cloud Guardian masih berjalan
menyusuri hutan dengan santai mengabaikan Dino yang berjalan di belakangnya.
Langkahnya terhenti ketika si burung kecil kesayangannya, Hybird, mulai
bertindak aneh. Berputar-putar gelisah di atas kepala Hibari. Sang Cloud
Guardian pun merasakan sensasi aneh di sekitarnya, insting predatornya
mengatakannya untuk bersikap waspada.
SRETTT ! TRANG !
Sebuah rantai tiba-tiba menyerang
Hibari entah dari arah mana. Namun, Hibari masih bisa mementalkan serangan itu
menggunakan tonfas miliknya. Namun pergerakan musuh yang cepat membuat Hibari
tak bisa menghindari serangan kedua dan terpental menghantam pepohonan yang ada
di sekitarnya.
“Kyouya !” Dino segera berlari
menghampiri Hibari yang tergeletak akibat serangan tadi. Namun bukan Hibari
namanya jika hanya karena dua kali serangan membuat tergeletak tak sadarkan
diri.”Kyouya ! Kau tak apa ?” seru Dino khawatir melihat murid tercintanya yang
masih memaksa bangkit setelah terlempar dengan sangat keras.
“Diam Haneuma,” jawab Hibari dingin.
“Dia datang !” lanjut Hibari ketika melihat sang musuh melanjutkan serangannya.
Namun dengan sigap, Dino menahan serangan itu dengan cambuk miliknya. Matanya
terbelalak kaget ketika menyadari musuh yang ada di depannya adalah salah satu
penjaga penjara yang paling berbahaya di dunia ke mafiaan. Vindice.
“I wont let you touch my precious
student,” ujar Dino tegas.
Sang vindice tak mengubah
ekspresinya mendengar ucapan Dino (ya wajah mereka ga kelihatan karena tertutup
perban, jadi gimana mau kelihatan ekspresinya (?) ). Perlahan sebuah kabut
muncul di sebelah sang Vindicce dan memunculkan sosok yang mirip dengan Mukuro
tapi bukanlah Mukuro. Daemon Spade. The first Vongola’s guardian of mist.
“Wao, kejutan yang menyenangkan,”
ujar Hibari senang ketika menyadari bahwa ada dua musuh kuat yang siap untuk
‘dimangsa’.
“Nufufufu..Omae.., decimo’s cloud
guardian,eh ?” ujar Daemon.
“Kamikorosu !” Dengan penuh nafsu
membunuh Hibari hendak menyerang Daemon tanpa banyak bertanya.
“Matte Kyouya !” Dino menahan tonfas
Hibari dengan cambuknya. Kali ini Dino benar-benar melaksanakan amanat Reborn
agar Hibari tak bertindak ceroboh. “Sedikit saja kesalahan, masa depan Namimori
dalam bahaya. Kendalikan dirimu!” ujar Dino berusaha menenangkan Hibari.
“Tch, lepaskan aku Haneuma !”
“Nufufufu... Sepertinya pemuda ini
bukan Vongola, tapi dia punya intuisi yang bagus. Tak perlu menahan diri,
karena apapun yang kau lakukan, masa depan Vongola akan berubah,” ujar Daemon
dingin.
“Apa maksudmu ?” dengan bijaksana,
Dino berusaha mencari lebih banyak informasi.
“Nufufufu, kau tidak perlu tahu.
Bagaimana kalau kita sedikit bermain Decimo
kumo no sugosha ?” tantang Daemon.
“Wao. Kalau kau kalah, jangan
menyesal, herbivore!” respon Hibari dingin.
Keduanya hendak saling menyerang.
Kali ini Dino tidak bisa berbuat banyak karena dia tidak bisa menghentikan dua
orang sekaligus. Namun beruntung sebuah serangan tiba-tiba menghentikan
keduanya. Namun melihat sosok yang baru saja menghentikan pertarungan, membuat
Dino dan Hibari terkejut.
“Bagaimana bisa ? Kenapa ada dua
Daemon Spade ?” bisik Dino tak percaya.
“Nufufufu... aku tak tahu siapa kau
sebenarnya. Tapi mendengar kata Vongola, aku tak bisa tinggal diam. Meski
artinya aku harus mengalahkan diriku sendiri,” ujar Daemon Spade yang lain
(sebut saja yang protagonis dengan panggilan ‘spade’).
“Sayang sekali aku tak suka melawan
diriku sendiri. I think I should call it a day. Ayo pergi, vindice..” ujar sang
Daemon jahat sambil pergi meninggalkan Dino,Hibari dan Spade.
“Ne, kimi-tachi, sepertinya kalian
orang-orang yang bukan berasal dari sini, How about tell me what happened ?” ucap Spade santai. Memang
secara fisik keduanya mirip dengan Daemon jahat yang baru saja muncul, tapi
tentu saja ada aura yang membedakan keduanya. Yang satu ini, terlihat
lebih...protagonis ?
“Maaf, kami tak bisa menceritakan
apapun karena satu saja kesalahan bisa berakibat fatal. Kami harus pergi, oh ya
dan terima kasih. Ayo pergi, Kyo...eh ?” Dino hendak mengajak Kyouya pergi,
namun sang karnivore sudah lebih dulu meninggalkan sang Cavallone sendirian.
Dan tanpa membuang banyak waktu, Dino pun segera mengejar murid kesayangannya.
Oke, melihat keadaan yang ada, Dino
berhasil mendapatkan beberapa kesimpulan. Satu, orang yang menjadi musuh mereka
saat ini adalah Daemon Spade yang datang dari masa depan dan yang barusan, ia
asumsikan sebagai Daemon Spade di masa ini (yang tentunya masih belum jahat,
karena mereka masih ada di awal jaman terbentuknya Vongola). Dua ,tujuan Daemon
jahat adalah untuk menghancurkan masa depan,entah apa alasannya dan sialnya
Vindice ikut terlibat. Tiga, akhirnya ia berhasil menemukan sang karnivore
Namimori sedang tertidur lelap di bawah pohon ditemani oleh Hibird
kesayangannya.
Hibari yang tertidur terlihat begitu
lugu dan tanpa dosa. Ah sial, dia yang sedang tertidur terlihat begitu lemah
dan tanpa perlindungan. Membuat sang Haneuma ingin sekali melakukan kissing attack
dan memeluk sang karnivore yang satu ini. Tak peduli, jika setelah ini sang
karnivore akan mengamuk dan meng ‘kamikorosu’ dirinya setelah ini.
Ah siapa peduli? dia bisa
memikirkannya nanti.Ya nanti saja >;)
xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx
Daemon
spade memasuki sebuah ruangan gelap diikuti oleh para Vindice. Di kegelapan
terlihat Bermuda sedang menatap sebuah peta yang terpampang di dinding.
“Apa kau
sudah menemukan lokasi benda yang kucari?” Bermuda menyadari keberadaan Daemon
Spade.
“Aku masih
berusaha melacaknya, tapi sepertinya akan sedikit sulit karena Vongola juga
datang dari masa depan.”
“Singkirkan
semua yang menghalangi jalan kita. Dengan mencari benda itu kita bisa merubah
masa depan, jadi aku tidak akan kalah lagi dari Reborn.” Bermuda geram mengingat
saat dia harus mengakui telah kalah dari Reborn.
“Haaah,
kenapa aku harus terlibat dalam pertengkaran seperti ini.”
“Ini bukan
pertengkaran, tapi ini pertempuran. Kau tahu, aku sudah mempertaruhkan banyak
hal dalam pertempuran ini. Dan aku sangat menginginkan benda itu.”
“Bermuda,
kau itu Cuma kalah taruhan dengan Reborn, kenapa harus seheboh itu?”
“Ini bukan
taruhan biasa, kami mempertaruhkan sesuatu yang berharga di dalamnya. Aku harus
menemukan benda itu di masa sekarang, jadi di masa depan aku tidak akan pernah
kalah dari Reborn.” Bermuda kembali memperhatikan peta.
Daemon
Spade hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dilihat darimanapun juga ini hanyalah
sebuah pertengkaran anak-anak.
xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
To be continue-Lanjut-Tsuzuku=====> CHAPTER 3
Stop being Silent reader !! Berilah komentar ! Sankyu !!! m(-_-)m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......