Minggu, 22 Desember 2013

One Day in the Past (KHR Fanfiction) Chapter 2


Hm ? Apa ya ? udah lah baca aja chapter dua nya hehehehe...mudah2han enggak pada bingung sama alur ceritanya. Jujur aja meski ini ff kombinasi antara dua author, kita(dua author gila) saling menghancurkan, hahaha....
Judul               : One day in the Past
Genre               :Comedy, Romance, Adventure,Action,SHONEN AI
Pairing              : D18, 0027,8059, 6926 (Hint : G27,6918,1827)
Rate                 : T (yang masih anak-anak jangan baca)


xxxxxXXXXXXXxxxx
Previous Chapter : Tsuna dan Enma terlempar ke masa di mana Vongola pertama kali terbentuk. Mereka bertemu dengan dua ancestornya Giotto dan Cozart. Sementara Yamamoto dan Gokudera terpisah dari Tsuna. Flan masih bersama Bel yang juga ikut terlempar. Di luar dugaan Hibari yang terlempar di tengah keramaian, bertemu dengan Dino dan Mukuro. Menurut informasi yang didapat Dino dari Reborn, ada yang salah dengan masa di mana mereka berada,,,Kekuatan Flame tak bisa digunakan ? Apa yang harus mereka lakukan ?
CHAPTER 2
“Oi Ya-Yamamoto !” seru Gokudera kesal. Sejak tadi ia berusaha menahan berbagai pertanyaan yang ada di pikirannya. Namun melihat sifat si baseball maniac yang selalu saja easy going, seolah tak terjadi apa-apa.
“Hm ? Whats wrong ?” respon Yamamoto santai.
“Grrr.. tentu saja ada yang salah di sini... yang barusan,,,ke-kenapa kau melakukan itu ?” tanya Gokudera susah payah. Ya, susah payah menahan agar wajahnya tak memerah lagi seperti tadi.
“Ah, yang barusan itu...maksudmu yang seperti ini ?” lagi-lagi Yamamoto melancarkan kissing attacknya tanpa diduga. Gokudera yang tidak siap pun tidak bisa berbuat banyak.
“Stop..Ahh..Gwahhh...” tak memberi kesempatan Gokudera untuk melawan. Serangan kedua kembali dilancarkan Yamamoto , ciuman yang begitu dalam dan ...lama. Namun apa daya, keduanya adalah manusia biasa yang butuh oksigen.
“Nghh..Ah..ha..Ya...ma...moto...Kau...” Hanya satu?ah, dua patah kata yang bisa diucapkan Gokudera ketika ia mendapatkan kesempatan untuk bernafas. That stupid baseball freak ! Annoying ! >,<
“Oi Yamamoto ! Apa-apaan kau-“
“Gokudera awas !”  Yamamoto segera mendorong Gokudera sisi kanan untuk menghindari serangan yang tiba muncul. Namun ia masih sempat memutar posisi tubuhnya untuk melindungi Gokudera.
“Kusooo ! Oi kau tak apa-apa Yamamoto ?” seru Gokudera khawatir ketika melihat Yamamoto yang mengerang kesakitan karena melindunginya.
“Ouch... Im okay haha..” jawab Yamamoto yang masih sempat tertawa hingga membuat Gokudera menyesal sempat mengkhawatirkan si bodoh ini.
Keduanya segera memasang sikap waspada dan segera mengamati musuh yang baru saja menyerangnya secara mendadak. Gokudera dan Yamamoto hanya membeku tak percaya ketika mendapati bahwa mereka sedang menghadapi musuh tersulit terakhir saja mereka hadapi. Para Vindice. Apa yang sedang mereka lakukan di sini ?
“Vindice... Kenapa kalian menyerang kami ?” seru Yamamoto sambil mempersiapkan Shigure Kintoki,pedang andalannya, untuk mempertahankan diri.
Gokudera pun mempersiapkan Vongola Ring dan Vongola boxnya untuk berjaga-jaga. Namun ada yang aneh,..Kenapa ia tak bisa mengeluarkan storm flamenya ? Sial, kalau begini ia tak bisa menggunakan CAI sistema untuk menyerang.
“Oi Yamamoto, sebisa mungkin hindari pertarungan,. Ada yang aneh dengan tempat ini,” Bisik Gokudera sambil menelan ludah karena tegang. “Aku tidak bisa menggunakan flame ku di tempat ini,”
“Apa ?” Yamamoto segera mencoba mengeluarkan Rain Flame nya. Namun tepat seperti ucapan Gokudera. Ia tak bisa mengeluarkan flame nya.
“Kalian berdua... Keberadaan kalian dilarang di tempat ini,” jawab salah satu Vindice dingin. Night flame yang ada di sekitarnya memperjelas bahwa mereka datang tak hanya untuk bicara.
“Kalian akan di bawa ke Vendicare prison!” seru Vindice lain yang langsung menyerang Yamamoto tanpa ragu. Beruntung keduanya masih bisa menghindar, namun serangan berikutnya terlalu cepat.
“Gawat ! aku tidak akan sempat-“
“Yamamoto !”

xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx

BAAAMMM, Tsuna mendengar suara keras yang berasal dari dalam hutan.
“Ah mungkin saja itu beruang yang sedang bertarung. Kau tahu di sekitar sini memang banyak sekali beruang.” Cozarto masih sibuk menata kayu bakar untuk dijadikan api unggun. Hyper Intuition Tsuna mengatakan ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
“Mungkin sebaiknya kita mengeceknya.”
Mereka berempat pun pergi menuju sumber suara. Terlihat ada beberapa pohon yang patah dan terbakar seperti baru saja terjadi pertempuran.
“Apa beruang selalu mengakibatkan kerusakan separah ini?” tanya Enma heran. Ada sesuatu yang tidak beres, Giotto dan Cozarto tahu akan hal itu. Mereka berpencar untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Tsuna !” Enma berteriak dari suatu tempat di dalam hutan. Dengan cepat yang lainnya pun mendatangi sumber suara. Terlihat Enma sedang berdiri di hadapan Gakudera dan Yamamoto yang sedang terkapar.
“Yamamoto!, Gokudera-kun. Enma apa yang terjadi?” Tsuna terlihat panic melihat teman-temannya terkapar dan terluka.
“Entahlah. Mereka sudah seperti ini saat aku menemukan mereka.”
“Apa mereka teman-temanmu?” Giotto menyela keduanya.
“Lebih baik kita bawa mereka ke tenda.” Ajak Cozarto berusaha membawa tubuh Yamamoto dan Giotto membantu Tsuna membawa tubuh Gokudera. Mereka bersama membawa kedua anak itu ke tenda dan mengobati luka keduanya.
Ada sesuatu yang tidak beres tentang masa sekarang dimana mereka berada, Tsuna dapat merasakan hal itu. Dan apa yang terjadi pada Gokudera dan Yamamoto? Siapa yang menyerang dan melukai mereka? Terlalu banyak pertanyaan di kepala Tsuna.
“Tsuna.” Suara Enma mengembalikan pikiran Tsuna.
“Tidak apa, mereka akan baik-baik saja.” Enma duduk di samping Tsuna.
“Hmm, aku tahu mereka kuat, jadi pasti semua akan baik-baik saja. Yang aku bingungkan adalah, kenapa Reborn membuat kita datang ke tempat ini?” Tsuna mengacak-acak rambutnya entah karena terlalu pusing atau terlalu kesal pada Reborn. Enma dengan lembut mengambil tangan Tsuna dan menggenggamnya.
“Hei bukankah Reborn tidak akan berniat buruk pada kita?”
“Ya kau benar. Kecuali saat dia berusaha membuatku menjadi Vongola Decimo hingga aku harus bertarung dengan Varia, Byakuran, Daemon, bahkan Checker Face.” Tsuna lemas ketika mengingat saat-saat pertempuran itu.
“Tapi Reborn pula yang membuatku bisa bertemu dengan kalian.” Kali ini mereka tertawa bersama mengingat saat-saat bersama dengan teman-teman yang lainnya. Tertawa lepas kemudian saling bertatapan. Suasananya begitu mendukung bagi Enma untuk menyatakan perasaannya. Dia sudah lama menyukai Tsuna tapi dengan teman-teman yang selalu mengelilinginya membuat Enma urung menyatakan perasaannya.
Enma menggenggam tangan Tsuna semakin erat dan menatapnya dengan lembut. Wajah Enma agak merona karena malu.
“Ano..Tsuna. Aku tahu ini bukan saat yang tepat, tapi…”
Tiba-tiba Giotto memeluk Tsuna dari belakang. Dia sungguh datang di saat yang tidak tepat.
“Giotto-san, apa yang sedang kau lakukan?” Tsuna terkejut akan kehadiran Giotto.
“Nee…Aku penasaran apa yang sedang kalian bicarakan. Kenapa berbisik-bisik?” Giotto memberikan tatapan aneh pada Enma.
“Kami sedang tidak berbisik-bisik. Enma apa yang ingin kau katakan tadi?” Kali ini wajah Tsuna yang sedikit memerah entah karena Giotto masih memeluknya atau karena hal lain.
“Umm…lupakan saja, lagipula bukan hal yang penting.” Enma merasa tidak nyaman karena tatapan Giotto padanya. Sedang Cozarto yang menatap dari kejauhan hanya diam membisu.

xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx

“Ughhh.. aku ada di mana ?” Dengan perlahan Gokudera membuka matanya untuk mengamati keadaan sekitar. Tidak banyak yang bisa dia ingat, saat itu Vindice menyerangnya dan juga Yamamoto. Yamamoto ? Dengan segera Gokudera mencari keberadaan si baseball freak yang sedang terbaring lemah di sebelahnya.
“Oi..Yamamoto....” bisik Gokudera lembut. Perlahan ia mengenggam tangan Yamamoto dengan erat. Jujur, ia sangat khawatir dengan keadaan si idiot ini. Oke, Yamamoto memang menyebalkan, tiba-tiba melancarkan ciuman memabukan tanpa alasan, tapi Yamamoto juga sudah menyelamatkan nyawanya dua kali. Ah, sial,,, kenapa si baseball freak ini selalu melakukan hal yang tidak perlu ?
“Go..Gokudera...” Kata pertama yang keluar dari mulut Yamamoto.
Entah kenapa, mendengar Yamamoto menyebut namanya membuat hati Gokudera terasa lega dan kegirangan. Tanpa sadar ia mempererat genggaman tangannya pada Yamamoto. Khawatir ? Ya, tentu saja ia sangat khawatir pada si bodoh ini.
“Yamamoto...Kau sudah sadar ?” tanya Gokudera dengan suara bergetar.
“It hurts Gokudera....” erang Yamamoto. “Tanganku...kau mau mematahkan tanganku ?”
“Eh ? Hwaa... Ma-maaf,,,” Dengan wajah merona Gokudera segera melepaskan tangan Yamamoto. Ia segera mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan Yamamoto. Hah, jika dipikir, beberapa saat yang lalu mereka berdua baru saja melakukan ciuman panas sebanyak dua kali ? ah, mungkin lebih. Kenapa hanya berpegangan tangan saja membuatnya merasa begitu malu ? Aneh....
“Hahaha...Aku senang kau baik-baik saja,” respon Yamamoto lega ketika melihat keadaan Gokudera yang masih ceria seperti biasa. Dan seperti biasa dia memang selalu berusaha terlihat santai dan tanpa beban meski sebenarnya ia menderita luka yang cukup parah saat bertarung dengan Vindice tadi. Dan sifat Yamamoto yang seperti inilah yang membuat Gokudera sangat kesal pada si baseball freak yang satu ini.
“Tch, Dasar Yakyuu Baka ,,, Tapi setidaknya kau sudah sadar.”respon Gokudera dengan nada kesal, meski sebenarnya ia sedang berusaha menyembunyikan senyum bahagianya.
“Yamamoto ! Gokudera-kun ?” panggil seseorang. “Yokatta...kalian berdua baik-baik saja,”
“Juudaime !” seru Gokudera kaget ketika menyadari sang Juudaiime Vongola ada di tempat ini.
“Oh, Tsuna? Kenapa kau ada di sini ?” tanya Yamamoto yang juga heran.
“Etto..itu nanti saja. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian ?” Tsuna malah balik bertanya.
“Ah, temanmu sudah sadar, Tsuna ?” tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Tsuna.
“Eh ? Ke-kenapa ada Vongola Primo di sini ?” seru Gokudera kaget. “Juudaime, sebenarnya apa yang terjadi ??” lanjut Gokudera tambah bingung.
Sigh. Sepertinya akan butuh waktu lama untuk menjernihkan keadaan ini, keluh Tsuna dalam hati.

xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx

Haneuma ! What did that baby said to you ?” tanya Hibari yang sepertinya mulai tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi. Alasannya sederhana, ia selalu tertarik dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh Reborn. Merepotkan memang, membuat Hibari harus beberapa kali ikut bersama segerombolan herbivore merepotkan (maksudnya Tsuna cs) tapi terkadang karena hal itu juga membuatnya memiliki kesempatan untuk bertarung dengan musuh-musuh yang kuat.
Dino menghela nafas lega karena akhirnya Hibari menghentikan serangannya, memberikan waktu sang Haneuma untuk bernafas. “Sigh, akhirnya kau bersedia mendengarkan juga..Kyoya....”
SRET ! Tonfas Hibari menempel di leher Dino.”Jangan banyak bicara, cepat jelaskan,”
“Kau masih saja tak sabaran Kyouya,” keluh Dino sambil menghela nafas. “ Seperti yang sudah ku katakan sebelumnya, saat ini kita berada di masa lalu. Menurut penjelasan Reborn, ini adalah masa ketika masa awal terbentuknya Vongola Family. Lalu Reborn juga berkata, ada yang salah di zaman ini dan semua ini disebabkan karena ada seseorang dari masa depan yang datang untuk mengacaukan zaman ini. Dan salah satu efek dari ulah orang itu, seperti yang kalian rasakan sendiri. Kalian tak bisa menggunakan flame kalian...”
“Jadi Arcobaleno itu melempar Sawada Tsunayoshi dan kawan2nya ke masa ini untuk memperbaiki keanehan yang terjadi ? Fufufu... As expected from that Arcobaleno,” komentar Mukuro.
“Begitulah, dan seperti yang kalian tahu, jika orang itu merusak zaman ini, bisa saja masa depan akan berubah total. Namimori, Jepang ah tidak bahkan seluruh dunia bisa berubah menjadi kacau. Seperti yang terjadi saat Byakuran mengacaukan dunia paralel dulu,” tambah Dino serius.
“Hmn, Namimori dalam bahaya, huh ?” respon Hibari tak senang mendengar tempat kesayangannya terancam dalam bahaya. “Ne, Haneuma, siapa orang yang berani mengancam Namimori ?”
“Itu...aku juga tidak tahu,” jawab Dino tanpa dosa. Ya, bagaimana dia bisa tahu ? Reborn hanya memberikan penjelasan singkat itu padanya. Sebelum ia sempat bertanya, mantan home tutor nya itu sudah menendangnya masuk ke mesin waktu dan terlempar ke masa ini. Paling tidak ia masih bersyukur karena terlempar ke tempat di dekat murid kesayangannya berada. Dan ia bahkan sudah sempat berhasil mencuri beberapa ciuman panas dari Kyouya.
“Fufufu... menarik juga,” Mukuro yang sudah puas mendapatkan informasi pun memilih pergi dan meninggalkan tempatnya berada. Hibari sempat kesal melihat lagi-lagi mangsanya berhasil kabur, namun kali ini ia memiliki sesuatu yang lebih diprioritaskan. Namimori.

xxxxXXXXXXXXXXXXXXXxxxxxxxxx
“Hop…hop….hop…” Flan melompati satu demi satu bebatuan di sungai. Bel yang berada di depannya sangat berharap bahwa anak itu jatuh dan hanyut saja di sungai, jadi dia bisa terbebas dari pengasuhan ini. Mau bagaimana lagi, semenjak kehadiran Flan dia lebih mirip sebagai penjaga bayi ketimbang petarung. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Flan sendiri di tempat asing seperti ini, bisa dibilang Flan itu aset berharga Varia di masa depan.
“Wa Shisou, kau mengagetkanku. Kupikir kau pineapple fairy.”
JLEB, seperti biasa Mukuro sangat tidak suka jika muridnya yang satu ini membicarakan tentang pineapple.
“Flan sudah cukup bermainnya, Aku sudah mulai bosan berada di tempat ini. Sebaiknya kita cari cara untuk pulang.”
“Tapi Shisou, aku lapar dan aku mencium bau makanan dari balik pepohonan ini.”Flan tidak mendangarkan perintah masternya dan terus melangkah mendekati sumber bau yang dia katakan. Dari atas Mukuro dapat melihat kepulan asap. Mungkin ada rumah atau setidaknya manusia di balik pepohonan itu. Dalam diam Mukuro mengikuti Flan tepat di belakangnya.
Hop…hop…hop Flan masih melompati satu demi satu bebatuan. Kali ini dia meleset dan hendak terjatuh. Dengan sigap Mukuro menangkap tubuh Flan dan mengembalikannya pada keseimbangan.
Mukuro memang tidak membenci Flan, dia murid yang berbakat walau memang agak bodoh dan terkadang menyebalkan. Tapi jauh dilubuk hatinya dia sangat bersyukur Flan hadir dalam kehidupannya. Kecuali tentang Pinapple.
“Let me look.” Mukuro menghentikan langkah Flan dan memutar tubuhnya agar dia bisa melihat profil Flan dengan jelas. Dia Nampak sangat kotor, mungkin karena terlalu sering terjatuh. Diperhatikan tangan dan kaki Flan. Tidak ada luka maupun lecet. Kecuali di pipi sebelah kanannya.
“Ah..Shisou” Flan merasa geli saat Mukuro menjilati luka Flan. Terkadang Mukuro memang terlalu tegas pada Flan, tapi terkadang dia begitu lembut.
“Eheeem… Pervert Sensei.” Terdengar suara seseorang yang mengganggu moment mereka. Mukuro melupakan kehadiran Belphegor yang ternyata sedari tadi hanya menonton.
“Kenapa kau masih ada di sini? Sesi baby Sitting sudah selesai kau bisa pulang sekarang.” Dengan Bridal Style, Mukuro membawa Flan ke balik batu besar dengan aliran air yang cukup tenang dan dalam.
“Jangan mengintip.” Mukuro memperingatkan Belphegor yang sudah tahu apa yang selanjutnya akan terjadi. Belphegor tired of hearing when Flan being raped by Mukuro.
Mukuro melepaskan seluruh pakaian Flan dan memasukan tubuh bocah itu kedalam air yang terbilang dingin.
“Shisou apa yang yang kau lakukan?” Tidak seperti biasanya yang selalu terdengar datar, kali ini suara Flan terdengar agak sedikit bergetar. Mukuro sangat tahu Flan tidak tahan jika kedingingan karena dia berasal dari daerah tropis. Flan akan selalu mencari kehangatan saat merasa dingin dan Mukuro selalu memanfaatkan hal itu.
“Aku tidak suka melihatmu kotor, jadi akan kubersihkan.” Mukuro mulai membasahi kedua pipi Flan yang lembut dengan air. Tantu saja itu hanya alasan bagi Mukuro untuk bisa leluasa menyentuh flan. Dia tidak keberatan melihat Flan kotor. Flan selalu bisa membuat Mukuro merasa lapar walau tertutup lumpur sekalipun.
Mukuro mengosok kedua pipi Flan yang lembut dan kenyal seperti marsmellow. Mencium bibir manis Flan dengan lembut sementara kedua tangannya masih sibuk menyentuh bagian lain dari tubuh Flan.
“Ah…” Flan sedikit terkejut saat Mukuro menyentuh kedua (sencored).
“Aku akan membersihkanmu secara mendetail.” Mukuro berbisik di telinga Flan.
“Ah….mnnn Shisou ah…” Flan tidak bisa menahan suaranya saat Mukuro mulai menyentuh (sencored) dengan tangannya dan mengigit telinga Flan dengan lembut. Flan tidak tahu lagi sudah semerah apa wajahnya karena Mukuro.
“Shisou aku kedinginan.” Flan sedikit mengigil sementara Mukuro masih bermain dengan (sencored).
“Hmm, kalau begitu kenapa kau tidak datang padaku?” Dengan cepat Flan naik ke pangkuan Mukuro dan memeluknya. Mukuro kini ikut basah karenanya. Tapi itu bukan masalah, dia bisa mengeringkannya dalam sekejap dengan kekuatan yang dia miliki. Selanjutnya tentu saja Mukuro will eat his Meal with Pleasure.

xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx

Kyouya~” panggil Dino lagi. Tapi hanya respon yang sama yang didapatkan Dino, yah atau lebih tepatnya ia tak mendapatkan respon sama sekali dari Hibari.
Sang Cloud Guardian masih berjalan menyusuri hutan dengan santai mengabaikan Dino yang berjalan di belakangnya. Langkahnya terhenti ketika si burung kecil kesayangannya, Hybird, mulai bertindak aneh. Berputar-putar gelisah di atas kepala Hibari. Sang Cloud Guardian pun merasakan sensasi aneh di sekitarnya, insting predatornya mengatakannya untuk bersikap waspada.
SRETTT ! TRANG !
Sebuah rantai tiba-tiba menyerang Hibari entah dari arah mana. Namun, Hibari masih bisa mementalkan serangan itu menggunakan tonfas miliknya. Namun pergerakan musuh yang cepat membuat Hibari tak bisa menghindari serangan kedua dan terpental menghantam pepohonan yang ada di sekitarnya.
“Kyouya !” Dino segera berlari menghampiri Hibari yang tergeletak akibat serangan tadi. Namun bukan Hibari namanya jika hanya karena dua kali serangan membuat tergeletak tak sadarkan diri.”Kyouya ! Kau tak apa ?” seru Dino khawatir melihat murid tercintanya yang masih memaksa bangkit setelah terlempar dengan sangat keras.
“Diam Haneuma,” jawab Hibari dingin. “Dia datang !” lanjut Hibari ketika melihat sang musuh melanjutkan serangannya. Namun dengan sigap, Dino menahan serangan itu dengan cambuk miliknya. Matanya terbelalak kaget ketika menyadari musuh yang ada di depannya adalah salah satu penjaga penjara yang paling berbahaya di dunia ke mafiaan. Vindice.
“I wont let you touch my precious student,” ujar Dino tegas.
Sang vindice tak mengubah ekspresinya mendengar ucapan Dino (ya wajah mereka ga kelihatan karena tertutup perban, jadi gimana mau kelihatan ekspresinya (?) ). Perlahan sebuah kabut muncul di sebelah sang Vindicce dan memunculkan sosok yang mirip dengan Mukuro tapi bukanlah Mukuro. Daemon Spade. The first Vongola’s guardian of mist.
“Wao, kejutan yang menyenangkan,” ujar Hibari senang ketika menyadari bahwa ada dua musuh kuat yang siap untuk ‘dimangsa’.
“Nufufufu..Omae.., decimo’s cloud guardian,eh ?” ujar Daemon.
“Kamikorosu !” Dengan penuh nafsu membunuh Hibari hendak menyerang Daemon tanpa banyak bertanya.
“Matte Kyouya !” Dino menahan tonfas Hibari dengan cambuknya. Kali ini Dino benar-benar melaksanakan amanat Reborn agar Hibari tak bertindak ceroboh. “Sedikit saja kesalahan, masa depan Namimori dalam bahaya. Kendalikan dirimu!” ujar Dino berusaha menenangkan Hibari.
“Tch, lepaskan aku Haneuma !”
“Nufufufu... Sepertinya pemuda ini bukan Vongola, tapi dia punya intuisi yang bagus. Tak perlu menahan diri, karena apapun yang kau lakukan, masa depan Vongola akan berubah,” ujar Daemon dingin.
“Apa maksudmu ?” dengan bijaksana, Dino berusaha mencari lebih banyak informasi.
“Nufufufu, kau tidak perlu tahu. Bagaimana kalau kita sedikit bermain Decimo kumo no sugosha ?” tantang Daemon.
“Wao. Kalau kau kalah, jangan menyesal, herbivore!” respon Hibari dingin.
Keduanya hendak saling menyerang. Kali ini Dino tidak bisa berbuat banyak karena dia tidak bisa menghentikan dua orang sekaligus. Namun beruntung sebuah serangan tiba-tiba menghentikan keduanya. Namun melihat sosok yang baru saja menghentikan pertarungan, membuat Dino dan Hibari terkejut.
“Bagaimana bisa ? Kenapa ada dua Daemon Spade ?” bisik Dino tak percaya.
“Nufufufu... aku tak tahu siapa kau sebenarnya. Tapi mendengar kata Vongola, aku tak bisa tinggal diam. Meski artinya aku harus mengalahkan diriku sendiri,” ujar Daemon Spade yang lain (sebut saja yang protagonis dengan panggilan ‘spade’).
“Sayang sekali aku tak suka melawan diriku sendiri. I think I should call it a day. Ayo pergi, vindice..” ujar sang Daemon jahat sambil pergi meninggalkan Dino,Hibari dan Spade.
“Ne, kimi-tachi, sepertinya kalian orang-orang yang bukan berasal dari sini, How about tell me  what happened ?” ucap Spade santai. Memang secara fisik keduanya mirip dengan Daemon jahat yang baru saja muncul, tapi tentu saja ada aura yang membedakan keduanya. Yang satu ini, terlihat lebih...protagonis ?
“Maaf, kami tak bisa menceritakan apapun karena satu saja kesalahan bisa berakibat fatal. Kami harus pergi, oh ya dan terima kasih. Ayo pergi, Kyo...eh ?” Dino hendak mengajak Kyouya pergi, namun sang karnivore sudah lebih dulu meninggalkan sang Cavallone sendirian. Dan tanpa membuang banyak waktu, Dino pun segera mengejar murid kesayangannya.
Oke, melihat keadaan yang ada, Dino berhasil mendapatkan beberapa kesimpulan. Satu, orang yang menjadi musuh mereka saat ini adalah Daemon Spade yang datang dari masa depan dan yang barusan, ia asumsikan sebagai Daemon Spade di masa ini (yang tentunya masih belum jahat, karena mereka masih ada di awal jaman terbentuknya Vongola). Dua ,tujuan Daemon jahat adalah untuk menghancurkan masa depan,entah apa alasannya dan sialnya Vindice ikut terlibat. Tiga, akhirnya ia berhasil menemukan sang karnivore Namimori sedang tertidur lelap di bawah pohon ditemani oleh Hibird kesayangannya.
Hibari yang tertidur terlihat begitu lugu dan tanpa dosa. Ah sial, dia yang sedang tertidur terlihat begitu lemah dan tanpa perlindungan. Membuat sang Haneuma ingin sekali melakukan kissing attack dan memeluk sang karnivore yang satu ini. Tak peduli, jika setelah ini sang karnivore akan mengamuk dan meng ‘kamikorosu’ dirinya setelah ini.
Ah siapa peduli? dia bisa memikirkannya nanti.Ya nanti saja >;)

xxxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxxx

Daemon spade memasuki sebuah ruangan gelap diikuti oleh para Vindice. Di kegelapan terlihat Bermuda sedang menatap sebuah peta yang terpampang di dinding.
“Apa kau sudah menemukan lokasi benda yang kucari?” Bermuda menyadari keberadaan Daemon Spade.
“Aku masih berusaha melacaknya, tapi sepertinya akan sedikit sulit karena Vongola juga datang dari masa depan.”
“Singkirkan semua yang menghalangi jalan kita. Dengan mencari benda itu kita bisa merubah masa depan, jadi aku tidak akan kalah lagi dari Reborn.” Bermuda geram mengingat saat dia harus mengakui telah kalah dari Reborn.
“Haaah, kenapa aku harus terlibat dalam pertengkaran seperti ini.”
“Ini bukan pertengkaran, tapi ini pertempuran. Kau tahu, aku sudah mempertaruhkan banyak hal dalam pertempuran ini. Dan aku sangat menginginkan benda itu.”
“Bermuda, kau itu Cuma kalah taruhan dengan Reborn, kenapa harus seheboh itu?”
“Ini bukan taruhan biasa, kami mempertaruhkan sesuatu yang berharga di dalamnya. Aku harus menemukan benda itu di masa sekarang, jadi di masa depan aku tidak akan pernah kalah dari Reborn.” Bermuda kembali memperhatikan peta.
Daemon Spade hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dilihat darimanapun juga ini hanyalah sebuah pertengkaran anak-anak.

xxxxXXXXXXXXXXXXXXXXXxxxx
To be continue-Lanjut-Tsuzuku=====> CHAPTER 3
Stop being Silent reader !! Berilah komentar ! Sankyu !!! m(-_-)m

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......