Judul : Endless Night
Genre : Angst/Hurt/romance, Tragedy, Shounen Ai
Pair : Dino X Hibari (D18)
DINO POV
Aku
tahu dia hanya menganggapku seorang pengganggu. Aku selalu mengikutinya,
berbicara tanpa henti padanya, dan selalu memaksanya melakukan hal-hal yang tak
disukainya. Aku tahu dia orang yang benci keramaian dan penyendiri. Aku tahu,
dia selalu kesepian, atau mungkin tidak ? Entahlah,.
Aku
ingin bersamanya karena melihatnya kesepian membuat hatiku terasa sakit.
Ah
tidak, kurasa bukan itu alasannya. Alasannya pasti karena perasaan egois yang
ada di dalam diriku. Perasaan yang disebut CINTA. Perasaan yang membuatku ingin
memiliki dirinya. Memangnya apa lagi kalau bukan sebuah keegoisan ?
Dan
karena perasaan egois inilah membuatku semakin menyesali kejadian itu.
“Kyouya~
apa kau tidak bosan selalu saja berdiam diri di tempat seperti ini ?” tanyaku
suatu hari. Namun seperti biasa, ia tak merespon ucapanku, hanya ber ‘hn’
sambil tetap menutup matanya menikmati semilir angin di atap gedung Nami chuu.
“Kyouya
? kau mendengarku tidak sih ?” aku masih belum menyerah. Masih memaksanya untuk
menjawab pertanyaanku.
“Diam
Haneuma ! Pergilah dari sini kalau kau bosan,” responnya dingin tanpa
menggerakan tubuhnya. Ya, paling tidak untuk menatapku, begitu ?
Aku
hanya menghela nafas. Apa tidak ada cara untuk membuat karnivore sadis ini
bersedia untuk kuajak berkencan ? Well, harapannya hampir mustahil -,-
“Padahal
aku ingin menikmati sakura bersamamu,” dengan kecewa aku berdiri dan beranjak
pergi menjauhinya. Aku menghentikan langkahku sebelum menuju pintu, aku
meliriknya sejenak untuk memastikan ekspresinya.
Ah,
dia masih tak mengubah ekspresinya.
D18XD18XD18XD18XD18XD18
Suatu
hari aku melihat sesuatu yang aneh darinya. Death aura, Killing intent dan
segala sesuatu yang mengerikan darinya tak terlihat hari ini.
What ? Is there something
wrong with him ?
Entah
kenapa yang aku lihat dia seperti menahan sesuatu seperti...rasa sakit ? Wajah
dinginnya terlihat lebih pucat dari biasanya. Nafasnya terdengar begitu berat,
bahkan mata yang biasa mengirimkan death glare padaku terlihat terlalu sayu.
Ia
yang biasanya berjalan berjalan bak predator angkuh terlihat terhuyung-huyung
seolah tak dapat menahan berat tubuhnya lagi.
Astaga
! Apa yang sedang terjadi dengan predator tangguh ini ?
BRUAGH
! Karena terlalu sibuk mengamati keadaannya, pada detik berikutnya aku tak
sadar dia sudah terjatuh tak sadarkan diri.
“Kyouya
!” panik. Tentu saja aku panik, tak pernah sekalipun dalam hidupku aku
melihatnya terlihat lemah seperti ini.
Kuharap
sesuatu yang buruk tak terjadi padanya. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan
bersamanya.
Oh God, please save him no
matter what !
D18XD18XD18XD18XD18XD18
BRAK
! Pintu kamar sebuah rumah sakit di dobrak. Dia yang seharusnya terbaring tak
berdaya, keluar dari ruangan dengan ekspresi dingin. Kesal. Entah karena apa.
“Oi
Kyouya ? Apa yang terjadi ? Kau tidak apa-“
BUAGH
! Ouch, tanpa ampun dia memukulku untuk membuatku diam.
Tanpa
banyak berbicara dia berjalan pergi meninggalkan ruang perawatan. Masih
kebingungan dengan apa yang terjadi, aku segera berlari mengejarnya. Masih ada
perasaan khawatir, namun di sisi lain aku lega. Aku lega masih bisa melihatnya
berjalan dengan sehat seperti biasa.
Seperti
yang sudah kuduga, dia kembali ke tempat kesayangannya. Sekolah yang sangat
dicintainya. Terkadang aku iri pada sekolah ini, mengingat bagaimana ia lebih
mencintainya dan tak menganggapku yang terus mengejarnya. Konyol memang, tapi ah
sudahlah.
“Kyouya,
mau sampai kapan kau ada di sini ? Kau bisa demam jika tidur di sini,” Sekali
lagi aku merasa khawatir padanya. Biasanya dia hanya akan terdiam dan tak
merespon ucapanku.Aku menunggu beberapa detik dan aku putuskan untuk pergi, Aku
tak ingin mengganggunya dengan keberadaanku.
“Kyouya,
aku pergi dulu. Maaf menggang-“
“Nee,
Haneuma. Please stay here for a while ,”
Mataku
terbelalak tak percaya mendengar ucapannya. Dia memintaku menemaninya ? Oh
Tuhan, ini bukan mimpi kan ?
“Anytime
you want, Kyouya,” responku lembut. Tentu saja dengan senyum bahagia terulas di
bibirku, kuharap ia melihatnya. J
Mungkinkah
dia mulai membalas cintaku ?
D18XD18XD18XD18XD18XD18
“Kyouya, aku mencintaimu,” suatu hari
kuucapkan kata itu begitu saja. Aku putuskan untuk mengungkapkan perasaanku karena
aku melihat perkembangan dari hubungan kami. Ia mulai merespon ucapanku, meski
kata-katanya masih terkesan dingin dan sadis.
Aku masih menunggu respon darinya. Untuk
sementara ia hanya memberiku tatapan dingin dan sebuah helaan nafas.
“Kyouya ?”
“Haneuma, aku tidak bisa-hmhp...”
Tidak ! Aku tak ingin mendengar dia
menolakku, maka tanpa berpikir panjang aku..mengunci mulutnya dengan bibirku. Aku tak ingin kau mengatakannya. Maaf, tapi
perasaanku ini lebih egois dari yang kukira.
BUAGH !
Ouch ! Dia memukulku dengan tonfas
kesayangannya.
“Fight me, If you win, do whatever you
want... But if you lose, KAMIKOROSU !” Tanpa ampun ia menempelkan tonfasnya
padaku. Tatapannya benar-benar menantangku dengan serius.
Inikah jawaban darimu Kyouya ? Baiklah,
kuterima. Aku mempersiapkan cambuk kesayanganku dan tersenyum percaya diri
padanya.
Dan akhirnya aku menang.
D18XD18XD18XD18XD18XD18
Sudah seminggu Kyouya menerimaku sebagai
kekasihnya(mungkin). Entah, meskipun kami berstatus sebagai kekasih, tak ada
perubahan sikap darinya Dia masih tetap dingin dan hobi meng kamikorosu diriku.
Sigh. Paling tidak sekarang dia lebih
merespon ucapanku. Tapi keanehan itu terjadi lagi padanya.
“Kyouya~” aku memeluknya dari belakang
dengan manja. Menghirup setiap aroma tubuhnya. Hmmm Wangi....
Buagh ! Tonfas nya menghantam perutku.
“Pergi, aku sedang sibuk,” ucapnya datar.
Aku tak mengerti. Kenapa dia selalu seperti
itu ? Tak pernah menceritakan masalahnya padaku. Apa dia sedang marah ? kesal ?
paling tidak beritahu alasannya. Tak peduli pada ucapannya, aku mendekatinya
dan masih memeluknya manja.
“Kyouya, I dont wanna leave you,” bisikku
pelan. Perlahan aku mendekati bibir sang Skylark dan menciumnya lembut.
Eh ? Dia tak melawan ? Yang aku rasakan
hanyalah desahan nafasnya yang berat dan juga gemetar dari tubuhnya ? Apa dia
sedang menahan sakit ?
“Kyouya ? Kau baik –baik saja ?” tanyaku
khawatir. Lagi, tiba-tiba dia terlihat lemah tak berdaya seperti ini.
Sebenaarnya apa yang terjadi denganmu, Kyouya ?
Sesuatu mengalir dari hidungnya. Asataga !
Darah ?
“Hh Haneuma,....”
BRUAGH !
Dia tak sadarkan diri, beruntung aku siap
menahan tubuh kecilnya. Dengan segera aku membawanya ke rumah sakit. Kali ini
aku bertekad aku harus mengetahui kondisinya yang sebenarnya.
D18XD18XD18XD18XD18XD18
Hibari
POV
Entah sejak kapan aku mulai terbiasa dengan
kehadiran Herbivore ini di sekitarku. Dia-Dino Cavallone- adalah Herbivore yang
mengaku ngaku sebagai tutorku,padahal aku tidak butuh yang seperti itu. Tentu
saja karena aku ini karnivore, tidak butuh guru seorang herbivore.
Namun, aku juga tak mengerti. Suaranya yang
berisik, senyumannya yang menyebalkan ,tawa bodohnya, seolah sudah menjadi rutinitas
bagiku. Perlahan, mungkin,,,aku mulai mengakui keberadaannya.
Tapi.... Aku khawatir....
Aku tak punya banyak waktu.
“Kyouya~ jawab aku dong,” suaranya yang
kekanak kanakan benar-benar menyakitkan telingaku. Sejak aku keluar dari
Namimori hospital, dia terus menerus menanyakan hal yang sama. Hal yang sama
sekali tak ingin kubahas.
“Diamlah ! Herbivore!” sambil merespon aku
melemparkan tonfasku padanya. Sayang, tonfasku tak mengenainya hingga gagal
membuat Cavallone ini terdiam.
GREP ! Dia menarik tanganku dan mendorongku
ke tembok terdekat. Mengunci seluruh pergerakan tubuhku. Ia menatapku tajam dan
serius ,ya dengan mata hazel miliknya.
“Kau tak mudah-hmph,” lagi-lagi dia
melakukannya. Tanpa ijin dia mencium dan melumat bibirku. Aku pun tak mengerti,
di saat seperti ini aku tak memiliki kekuatan untuk melawannya. Seolah sedikit
demi sedikit kekuatan di hisap dari tiap ciuman panasnya padaku.
Panas. Aku merasakan bibirkku mulai
memanas, merambah menuju pipi, wajah dan seluruh tubuhku. Ajaib, pria pirang
ini berhasil membuat karnivore sepertiku hampir meledak hanya karena sebuah
ciuman. Setelah ini kupastikan , I’ll
bite him to death !
“Kyouya, katakan padaku..... apa yang
terjadi padamu ? Kau tahu..aku sangat takut kehilanganmu,” ucapnya lembut.
“Hn,”
Aku tak
meresponnya. Aku tak mungkin menceritakan padanya tentang penyakit yang
kuderita saaat ini. Penyakit yang hanya membiarkanku hidup tak lama lagi.
Tidak, kuda bodoh ini tidak boleh tahu.
Tapi, aku masih ingin dia menemaniku sampai
akhir.. Huh ? Egois bukan ?
Flashback
Saat
itu aku sadar aku terbangun di sebuah rumah sakit. Aku tak ingat siapa yang
membawaku ke sini. Seingatku aku tak memiliki seseorang pun yang dekat
denganku,eh tunggu ?seseorang yang dekat ?
“Hibari-san
? anda sudah sadar ?” suara seseorang yang dipanggil dokkter membuyarkan
lamunanku. Ia menatapku dengan serius dan menatapku ragu.
“Apa
ada yang ingin kau katakan ?” akhirnya aku yang bertanya. Jelas, ia ingin
mengatakan sebuah berita buruk padaku. Yah mungkin akibat pusing dan juga
mimisan mendadak yang sering kualami akhir-akhir ini. Tapi aku tak menyangka
seorang karnivore ganas sepertiku akan terkena penyakit ganas seperti..
“Anda
terkena leukimia, kemungkinan harapan hidup anda tak lebih dari satu bulan..”
Hah
? konyol bukan? Seorang karnivore tak memiliki masa hidup lebih dari satu
bulan. Aku bangkit dari tempat tidurku , mengabaikan rasa sakit yang masih
sedikit menyerang kepalaku. Kuraih kerah baju si dokter itu dan mengancamnya.
“Dengar
herbivore, jangan biarkan siapapun tahu tentang masalah ini,”
Dan
selesai mengancamnya aku pergi mendobrak pintu ruangan dan berjalan pergi.
Mengabaikan suara si kuda bodoh yang memanggil namaku di belakang.
Flasback End
“Haneuma, apa kau akan memmbenciku jika
tiba-tiba aku pergi meninggalkanmu ?” tanyaku , masih belum menjawab
pertanyaannya.
"Apa maksudmu...Kyouya ?” semburat
kekhawatiran terukir di wajahnya. Tch, aku tak suka melihatnya. Segera
kualihkan pandanganku kemudian kuberikan seringaian khas karnivore padanya.
Buak ! Buak ! Aku berhasil memukul perutnya
dengan tonfasku sehingga aku terbebas dari cengkramannya.
“Dont let your guard down, Heneuma. Even
its just for a second,” ucapku dingin.
“Hehh.. Kau menipu gurumu ya ? Oke, ayo
kita tentukan dengan bertarung,” ujarnya(sedikit) kesal. Ia menarik cambuknya
dan menatapaku serius.
“Hn. Why not ?” kunaikan tonfasku untuk
tanda setuju. Sebuah senyuman khas karnivore terlukis di wajahku. Entah,
mungkin ini adalah salah satu alasan aku tak keberatan menerima keberadaan
herbivore ini di sekitarku. Yeah, Since
he can be my prey.
Aku bertekad tidak akan kalah kali ini. I cant tell him the truth, at least for
now.
Harus kuakui , Haneuma bertarung cukup
bersemangat kali ini. Mungkin karena salah satu anak buahnya hadir di sini. Aku
dengar, sang Bucking Bronco bisa bertarung luar biasa jika disaksikan anak
buahnya. Wao, interesting >:D
Namun sial bagiku, di tengah-tengah
pertarungan, rasa sakit menjalar di kepalaku. Membuat pandanganku kabur hingga
serangan Heneuma berhasil mementalkanku hingga ke pojok tembok.
Ugh, sakit. Darah mengalir dari hidungku.
Entah karena efek dari serangan Haneuma atau karena penyakit sialan ini. Tch,
sebisa mungkin aku tetap menjaga kesadaranku.
“Oi Kyouya !!Daijoubu ?” seperti yang sudah
kuduga, si Kuda Jingkrak itu langsung berlari ke arahku dengan khawatir. Ia
terlihat shock melihat darah yang mengalir dari hidungku.
“Romario ! Segera siapkan mobil-“
“Tidak perlu !” kupotong ucapannya sambil
menarik tangannya dengan kasar. Susah payah aku menatapnya dengan tajam, berharap
ia tak menyadari kesadaranku yang semakin menghilang.
“Tapi.....”
Entah iblis bodoh mana yang merasukiku. Aku
membungkam kata-kata kuda bodoh itu dengan sebuah ciuman. Ah, mungkin juga hal
ini karena rasa sakit di kepalaku yang membuat akal sehatku terganggu. Setelah
itu, aku tak bisa mengingat apa yang terjadi karena di saat yang sama
kesadaranku sudah hilang.
D18XD18XD18XD18XD18XD18
“Ya..Kyouya
!”
Ugh,
suara itu benar-benar menyakitkan telingaku. Nada kekhawatiran terdengar jelas
di telingaku. Perlahan kucoba membuka mata dan pemandangan pertama yang kulihat
adalah ekspresi khawatir si Cavallone.
“Dont
make a face like that, Ahoneuma !” ucapku sambil tertawa mengejek.
BRUK
! Sudah kuduga, dia langsung memelukku. Sigh, untuk kali ini aku putuskan untuk
membiarkannya memelukku. Lagipula aku juga kalah bertarung.
“Ne,
Kyouya. Is it the time to tell me the truth ?” ujarnya serius.
Aku
menghela nafas. Mungkin dia benar, ini adalah saatnya menceritakan
kebenarannya.
“Promise
is a promise. Tapi bawa aku ke suatu tempat dahulu,” responku datar.
Ia
melepaskan pelukannya kemudian menatapku pilu. Seolah memastikan apa aku sudah
sanggup berdiri dan berjalan untuk pergi.
“Dan
berhentilah menatapku seperti itu !” tambahku cepat.
“Tapi...”
“Atau
kamikorosu !” potongku segera.
Entah
iblis apa yang merasuki pikiranku kali
ini. Aku memintanya membawaku ke sebuah bukit di belakang sekolah malam-malam
begini. Dan berkat ancaman ‘kamikorosu’ ku aku berhasil memaksanya membawaku ke
tempat ini.
“Kyouya
? Mau apa kita ke sini? Kau sebaiknya istirahat saja...” tanyanya (masih) mengkhawatirkanku.
“Untuk
membunuhmu,” responku kesal. “ Diamlah dan ikut saja,” lanjutku sambil menghela
nafas.
Beberapa
menit berlalu, akhirnya kami sampai di puncak bukit yang ada di belakang Namimori.
Aku merebahkan tubuhku di sebuah tempat yang hanya beralaskan rumput liar.
Mataku lurus menatap pemandangan langit yang indah. Meski bintang terlihat
sebanyak biasanya, setidaknya bintang yang selalu kulihat masih tetap ada.
“Kyou...”
“Ne,
Haneuma. Apa yang ingin kau lakukan jika ini adalah malam terakhir aku
bersamamu ?” tanyaku tanpa mengalihkan pandanganku dari bintang malam itu.
Jelas
ia tersentak kaget mendengar pertanyaanku. “ Kyouya , apa maksudmu ?”
“Jawab
dulu pertanyaanku, baru aku jelaskan alasannya,”
“Aku
akan memelukmu dan berharap malam ini tak pernah berakhir. Aku ingin memilikimu
sampai akhir,” Ia akhirnya memilih mengambil tempat di sebelahku, ikut
merebahkan diri dan mulai memelukku.
Kizu tsuita toki wa
Sotto tsutsumi konde kure tara ureshii
Koronde tate nai toki wa
Sukoshi no yuuki wo kudasai
Sotto tsutsumi konde kure tara ureshii
Koronde tate nai toki wa
Sukoshi no yuuki wo kudasai
Ketika ku terluka
Ku kan bahagia bila kau mendekapku lembut
Ketika ku terjatuh dan tak bisa bangkit
Berilah aku sedikit keberanian
Ku kan bahagia bila kau mendekapku lembut
Ketika ku terjatuh dan tak bisa bangkit
Berilah aku sedikit keberanian
“Hmph,” aku hanya menghela nafas dan
tersenyum tipis. “ Seperti anak kecil. Forever fool,”
“Aku tidak peduli. Bodoh selamanya pun tak
masalah, asal bisa bersamamu selamanya,” kurasakan ia mempererat pelukannya
padaku. Ah sial, hatiku sesak melihat betapa ia menyayangiku. Aku semakin tak
ingin menceritakan tentang penyakit sialan ini padanya. Namun aku tak punya
pilihan, dan akhirnya kuceritakan kebenaran itu padanya.
Seperti yang sudah diduga, ia sangat
terkejut. Matanya terbelalak kaget dan tubuhnya masih membeku. Seperti yang
sudah kuduga, ia tak tahu harus merespon apa.
“Do you hate me, Haneuma ?” tanyaku.
“Kyouya...aku....”
“Its okay, You can hate me. Selama ini aku
menipumu dan...”
“Tidak ! Aku tidak akan bisa membencimu !
Aku hanya...”
“Boss !” tiba-tiba adegan penuh emosi yang
baru akan dimulai dikacaukan oleh kedatangan tangan kanan si Cavallone. Melihat
dari ekspresinya, sesuatu yang buruk baru saja terjadi.
“Ada apa Romario ?” tanya Dino serius.
“Gawat Boss ! Anda harus segera pergi,
musuh tiba-tiba menyerang saat ini mereka sudah ada di bukit ini ! “ seru orang
yang dipanggil Romario itu dengan panik.
“Pasti Golasso Famiglia, sial !” di luar
dugaanku , Kuda Cavallone ini terlihat panik.
“Mereka datang untuk membunuhmu Boss !
Sebaiknya anda cepat pergi !”
“Tidak ! Kau dan Kyouya pergi duluan, aku
akan membereskan mereka !” potong Haneuma.
“Tapi...”
BUAKH !Tonfasku menampar(?) perutnya.
Kesal ! Aku kesal kenapa ia seenaknya
menyuruhku untuk lari sementara ia bersenang-senang bertarung dengan para
musuhnya. Di mana harga diriku sebagai seorang karnivore ? Hanya herbivore
rendahan saja yang lari dari musuh !
“Kyouya ? Apa yang kau lakukan ?” keluhnya.
“Ne Haneuma , kau pikir aku herbivore
rendahan yang akan kabur sementara kau bersenang-senang ?” ujarku dingin
disertai death glare yang sudah lama tak kuhadiahkan padanya.
“Aku tahu, tapi kondisimu...”
Kutempelkan tonfasku pada lehernya untuk
membuatnya diam.” Shut up, herbivore ! Im not asking your opinion,”
Ia menghela nafas. Yah memang bukan waktu
yang tepat untuk berdebat karena di saat yang sama sekumpulan herbivore
rendahan datang menghampiri kami.
“Yah, sepertinya kita memang tidak punya
pilihan,”
Dalam beberapa menit, kami berhasil
menghabisi semua yang terlihat. Tch, kupikir mereka bakal menghiburku karena
sudah lama aku tak bertarung dengan lawan yang kuat. Ternyata hanya sekumpulan
hervbivore rendahan.
“Fuh, mereka tidak sekuat yang aku
bayangkan,” ucap si bodoh itu tanpa dosa. “Ayo pergi, Kyouya..”
Aku hendak mengikuti Haneuma meninggalkan
tempat kami saat ini. Namun insting karnivoreku mengatakan masih ada musuh
tersisa. Aku menajamkan semua inderaku dan bersikap waspada. Mataku menangkap
sesosok pria yang sedang mengarahkan pistol pada Dino.
DOR !
Tak memiliki banyak pilihan, aku berlari ke
arahnya dan mendorongnya menghindari peluru yang menerjangnya. Beruntung, aku
berhasil menyelamatkannya di saat yang tepat. Namun...
Ugh... dadaku terasa panas dan sakit. Darah
perlahan mengalir dari sudut bibirku. Mataku mulai kabur, namun sebisa mungkin
aku pertahankan kesadaranku. Setidaknya untuk memastikan keadaan si bodoh yang
sedang memanggil-manggil namaku dengan panik.
“Kyouya ! Kyouya ! Bertahanlah !” serunya
sambil terus memelukku. Butiran air mata mengalir di sudut matanya. Huh,
spertinya dia mulai menangis. Seperti anak kecil...
“Ka..u beri..sik sekali..*cough*” susah
payah aku merespon ucapannya, membuat darah segar kembali mengalir dari
mulutku. Ia semakin panik melihat darah yang kunjung berhenti dari dada dan
juga mulutku.
“Kyouya, bertahanlah. Jangan bicara lagi.
Romario ! cepat panggil ambulans !” serunya panik.
“Kyouya.. Dont leave me...” bisiknya pelan
dan putus asa.
“Haneuma, Temani aku sampai akhir,” bisikku
lemah .
“Tidak, ini bukan yang terakhir,” ujarnya
masih tak terima.
Aku tak merespon ucapannya. Tenagaku dan
kesadaranku sudah semakin menipis. Aku berusaha bangkit, kudekatkan tubuhku
padanya. Sedikit lagi,..Bibirku berhasil meraihnya. Kurasa dewa kematian
menyuruhku memberi ciuman itu padanya. Bukan ciuman romantis yang penuh cinta.
Lebih terlihat seperti ciuman berdarah karena mulutku yang dipenuhi darah.
Namun hal itu cukup membuatnya terdiam tak percaya dan membuatnya semakin
membeku.
“Kyou,,,ya...” bisiknya sedih.
“Arigatou..”
Aku bahagia, setidaknya aku mati sebagai
karnivore. Mati dalam pertempuran, meski mati karena melindungi seorang
herbivore. Tapi , entahlah, aku tak lagi memiliki penyesalan.
Ah, sebenarnya itu bukan kata terakhir yang
ingin kusampaikan. Aku harap aku masih bisa bertemu denganmu lagi. Ne, Jika aku
terlahir kembali kuharap aku bisa mengatakannya. Suki da yo...
“Ti Amo, Kyouya,”
Owara nai yoru ni negai wa hitotsu
“Hoshi no nai sora ni kagayaku hikari wo”
Ima wa too sugite hakanai hoshi demo
Umare kawatte yozora wo kitto terasu
Hoshi kuzu no naka de deaeta kiseki ga
Hitogomi no naka ni mata mie naku naru
Modora nai kako ni naita yoru tachi ni
Tsugeru sayonara ashita wa kitto kaga yakeru youni
“Hoshi no nai sora ni kagayaku hikari wo”
Ima wa too sugite hakanai hoshi demo
Umare kawatte yozora wo kitto terasu
Hoshi kuzu no naka de deaeta kiseki ga
Hitogomi no naka ni mata mie naku naru
Modora nai kako ni naita yoru tachi ni
Tsugeru sayonara ashita wa kitto kaga yakeru youni
Konna chiisa na seiza nanoni koko ni ita
koto kizu ite kurete
Arigatou
Arigatou
Di malam tak berujung ini, ku hanya punya satu
harapan
“Kirimkanlah seberkas cahaya di langit tanpa bintang ini”
Walaupun sekarang bintang sesaat itu begitu jauh
Ia akan terlahir kembali dan pasti menerangi langit malam
Keajaiban perjumpaan kita diantara gugusan bintang
Telah menghilang di dalam lautan manusia
Masa lalu yang tak bisa terulang, malam dimana ku menangis
Ku ucapkan selamat tinggal, agar hari esok pasti bersinar
Walau hanya rasi bintang yang kecil, tapi kau menyadari keberadaanku disini
Terima kasih
“Kirimkanlah seberkas cahaya di langit tanpa bintang ini”
Walaupun sekarang bintang sesaat itu begitu jauh
Ia akan terlahir kembali dan pasti menerangi langit malam
Keajaiban perjumpaan kita diantara gugusan bintang
Telah menghilang di dalam lautan manusia
Masa lalu yang tak bisa terulang, malam dimana ku menangis
Ku ucapkan selamat tinggal, agar hari esok pasti bersinar
Walau hanya rasi bintang yang kecil, tapi kau menyadari keberadaanku disini
Terima kasih
Theme song : Rokutousei no Yoru- Aimer
END
Hibari : ...... (killing intent meningkat)
Author : #sembah sujud# ampuni saya Hibari-sama ToT
Dino :#masih ngelap ingus# hikz hikz , untung ini cuma cerita..huwaaa...Kyouya ~ T-T
Hibari :#death glare ke Dino dan author# Kimi-tachi Kamikorosu!!!
Author : #tarik Dino lempar ke Hibari # gigit dia aja nih #langsung kabur #
Dino :#gulp# ....... Kyouya ?
Hibari : ##!$#$%^$&$&$*@##%^^(adegan berdarah yg terlalu sadis buat dijabarkan)
Dino : #sudah tak diketahui lagi nasibnya#
Author : minum espresso bareng Reborn
yak, silahkan komentarnya. ada ada request ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......