Selasa, 31 Desember 2013

Kiss, What does it mean for you ? (Kioku OVA )


Yay ! Happy new year minna san ~, Well ini adalah cerita pertama saya di tahun 2014 ini, sekaligus cerita pertama yang menggunakan sudut pandang 'reader'. Jadi maklum aja kalau masih banyak (banget) kekurangannya ya ~

Oh ya sebelum membaca masing-masing story, tak ada salahnya anda tentukan dulu chara kiokumu, cukup klik di sini :
SCENE 1 (Reader X Ryuko)

KISS, as sweet as ice cream
Oke, sudah hampir 6 bulan kau dekat dengan cewek yang satu ini. Harus kau akui, cewek yang satu ini memang sulit dimengerti. Terkadang ia terkesan cuek dan tak peduli dengan keberadaanmu. Namun, kau juga harus mengakui bahwa kau tak pernah bosan bersama Ryuko. Dan tanpa kau sadari, Ryuko mulai bergantung padamu.
“Ne, Ayo ikut,” tanpa menunggu respon darinya kau menarik tangannya dan mengajaknya ke sebuah tempat. Ryuko bisa saja memprotes, tapi kau sudah lebih dulu mengantisipasi keadaan dengan memberi es krim coklat favoritnya. Dan itu adalah salah satu cara termudah membuatnya menurut.
“Oi, kita mau ke mana ? Jangan ajak aku ke tempat yang tidak berguna.” Ujarnya mulai bosan.
Kau menghentikan langkahmu , mengambil posisi duduk dan menatapnya tajam. Kau memegang kedua tangannya hingga membuatnya cukup heran.
“Ne, Ryuko.. Im in love you,” ucapmu mantap. Untuk beberapa detik kau berhasil memergoki Ryuko yang blushing karena ucapanmu. Tapi seperti biasa ia mengalihkan pandangannya dan menarik nafas.
“ Haha, I dont like your joke,(name)” dia tertawa tanpa dosa. Oke, dia menganggap pernyataan cintamu hanyalah sebuah gurauan.
Kau pun mengambil langkah ekstrim. Kau menarik kedua tangannya dan memaksanya menatap kedua matamu. “Look at me, Apa aku terlihat bercanda ?” nada serius darimu membuat Ryuko kembali membatu. Kau mendekatkan dirimu, lebih dekat...Oke wajah Ryuko mulai memerah,  Kau meraih tangan Ryuko dengan lembut dan...
Nyam ~ (eh ? bukannya harusnya Chu ~ ? )
Es krim coklat yang di genggam Ryuko berhasil kau lahap. Jelas, ia terlihat terkejut ? bingung ? atau kecewa ?
“Heee ? Whats wrong with your expression ?” tanyamu tanpa dosa.
“Shut up ! You idiot !” seru Ryuko kesal.
“Hmn, Kenapa kau marah ? Jangan-jangan kau berharap aku akan men...”
GREP ! Ryuko membekap mulutmu, tak membiarkanmu untuk berbicara. Kau melirik ekspresi Ryuko dan OMG ! She is blushing like a tomato....
“Diam! kau harus mengganti es krim yang barusan dua kali lipat,” bisik Ryuko. Ia kemudian kembali melahap es krim yang tersisa di tangannya. Hmmm, could it be..indirect kiss ?
“Ne Ryuko,” Kau kembali menarik kedua tangannya dan memaksa Ryuko menatap kedua matamu. Ia tak lagi blushing. Yup trik yang sama tak akan berguna pada gadis ini, ia hanya menatapmu dengan tatapan datar, emotionless....
“Same trick doesnt work at me,” ucapnya sinis.
“Ya, aku tahu..” Kau melahap gigitan terakhir ice cream di  tangan Ryuko. Kau mendengar Ryuko hanya menghela nafasnya. Sejenak kau melirik Ryuko yang terlihat bosan. Oke ini agak ekstrim tapi..ini kesempatan yang tepat dan....
Chu~ Yup ! Kau berhasil.
Masih dengan es krim coklat yang tersisa di bibirmu dan juga bibir Ryuko, kalian bisa merasakan rasa manis yang menyatu. Hmmm.. ciuman ini terasa seperti es krim coklat. Mungkin ciuman berikutnya, kita bisa coba rasa vanilla...but it seems like Ryuko doesnt like vanilla flavor XDD..
“What the hell are you doing ? Stupid (name) !” oke, Ryuko sudah kembali pada tsundere mode nya.
“Aku hanya mengabulkan keinginanmu. Ketika kau melahap es krim barusan, bukannya itu indirect kiss ?” ujarmu santai.
“What ?”
“Jadi kupikir kau ingin mencoba direct kiss and it tastes like a chocolate,” ujarmu nakal.
“What the....” oke, gadis ini mulai kesal.
“Hm, next time, kita bisa coba rasa vanilla atau mungkin...”
“Next time, You are going to die ! Cause I will use POISON taste !” ujarnya sinis.
“Hee ? Really ? Then we will die together like Romeo and Juliet,”
“You really are a genuine idiot ,” komentar Ryuko sinis.
“ An Idiot who can steal your first kiss, right ?”
Dan dia kembali blushing. Mission success :D
@@@

SCENE 2 ( Reader X Nakahara)

KISS, Only for the one I love
Mungkin sudah hampir tiga bulan kau menyandang status sebagai Nakahara’s boyfriend. Kau bahkan tidak ingat kenapa Nakahara yang dingin dan emotionless ini bisa menjadi pacarmu. Jika dia sudah berkutat dengan hal2 yang disukainya, ia hanya menganggapmu seperti benda mati yang tak berguna. Namun harus kau akui, terkadang ia menunjukan sisi lembut yang tak bisa kau tolak.
“Ne, Naka-chan, kenapa sangat menyukai makhluk2 seram seperti zombie, lalu benda2 seram seperti ini ?” tanyamu suatu hari.
“Because I love them,” ujar Nakahara datar.
“What ? Itu bukan jawaban,” keluhmu.
“Kau tanya ‘kenapa’ , yang penting kujawab dengan ‘karena’,” respon Nakahara tanpa dosa.
“Sigh. Aku heran kenapa aku bisa menyukaimu ya ?” keluhmu frustasi.
“Because you are an idiot,” jawab Nakahara lagi.
“And why did you accept an idiot like me as your boyfriend ?” tanyamu tak mau kalah sinis.
Sejenak Nakahara terdiam. Ia meletakkan benda-benda menyeramkan favoritnya dan mulai menatapmu intens. Ia sedikit memiringkan kepalanya, seperti sedang..berfikir ?
“Etto.. Sejak kapan kau menjadi pacarku ?” tanya Nakahara datar.
JLEB ! What the hell ? Dia bahkan tak ingat kalau kau adalah pacarnya. Huh, sungguh mengenaskan.
“You..really dont remember ?” tanyamu, dan ia hanya menggeleng. “ Well, I will make you remember,”
Kau meraih kedua pipi Nakahara dengan kedua tanganmu. Menatapnya intens, deg deg.. oke jantungmu tak bisa berbohong, kau tegang. GULP. Kau menelan ludah, berharap seluruh keteganganmu juga ikut tertelan.
“Hei, kau mau apa ?” tanya Nakahara datar, tapi tak ada gerakan penolakan atas aksi yang kau lakukan.
“Ssst, Im trying to make you remember who I am,”
“Huh ? I dont-“
Chu~
Kau mencium Nakahara sambil menutup mata. Perlahan kau membuka matamu untuk menatap ekspresi Nakahara. Oke, kau tak bisa melihat senyumnya karena kau sendiri sedang mengkunci bibirnya, tapi kau melihat sesuatu yang bersinar dari matanya. Oh well, this is it ! Nakahara’s cute side...
“Sekarang kau ingat ?” tanyamu datar.
“Hmm... sedikit,” respon Nakahara tanpa dosa.
“Sigh. Aku jadi ragu, Apa kau ini benar-benar menyukaiku ?” keluhmu pasrah. Setelah semua yang kau lakukan, hanya itu responnya ? What a emotionless girl.
“Hmm, You really are a hopeless guy,” respon Nakahara. “Ne, (name), Are you always kissing anyone no matter who they are ?” tanya Nakahara tiba-tiba.
“Tentu saja tidak, aku tidak mencium orang yang tidak kusukai,” responmu segera.
“Hmm, really ? berarti kita sama,” respon Nakahara singkat.
“He ? Are you tying to say that you love me ?” Kau mencoba mengkonfirmasi apa yang barusan kau dengar.
“Sigh.Memangnya kau pikir saat pertama kau menciumku, aku hanya membiarkannya tanpa alasan ?” respon Nakahara santai.
Ah, sekarang kau ingat. Saat itu, pertama kali Kau memberikan ciumanmu pada Nakahara adalah saat di mana dia mengakuimu sebagai ‘the one she loves’. She dont resist your kiss, Moreover you are surprised with the words she said on that day.
“Kau tahu, orang yang boleh menciumku hanyalah orang yang ku sukai,”
Ah, what a sweet memory. Ah, mungkin Nakahara hanya berpura-pura lupa untuk menarik perhatianmu, ya agar dia di cium olehmu ? hahaha :D
@@@

SCENE 3 ( Reader X Sharie)

KISS, its just a thanks
“Hmmm..apa begini ya ? eh...hmmm,” seorang gadis manis berambut pendek tengah bergumam tidak jelas. Entah kegalauan apa yang melandanya, tapi ia terlihat sangat menderita.
Kau mengenal gadis ini, dia Sharie. Gadis aneh dan yaa..bodoh. Tapi bagimu, kebodohan ‘mutlak’ gadis ini justru menjadi daya tarik bagimu. Misalnya saja pada saat-saat seperti ini.
“Hei, kau sedang apa ? berisik sekali,” ucapmu ketika mendengar keluh kesah gadis itu.
“Sigh. Sudahlah jangan mengganggu. Aku sedang mengerjakan soal-soal dari Kasihime-sensei. Soal ini menentukan hidup dan matiku. Dan orang pintar sepertimu sebaiknya jangan menggangguku !” ujar Sharie kesal.
Well, untuk tipe tsundere sepertinya, respon barusan adalah caranya untuk meminta bantuan.
Kau mendekatkan dirimu dan mulai mengamati soal di hadapan Sharie.
“A-apa yang kau lakukan ?” ujar Sharie gugup.
“Kalau aku tidak membantumu menyelesaikan tugas ini, kau pasti akan mengeluh sepanjang hari,” responmu santai.
“W-What ? tapi...”
“Ah soal ini kau harus bla..bla..bla,”
Well, akhirnya Sharie kalah dan menerima bantuan darimu. Satu jam berlalu, kau berhasil membantu Sharie menyelesaikan tugasnya. Kau kembali mengambil buku yang sempat tertunda untuk kau baca.
“Hei (name), thanks for helping me,” bisik Sharie pelan, kau bahkan hampir tak bisa mendengarnya.
Kau menaikan sebelah alismu untuk memintanya berbicara lebih keras. Wajah kesal bercampur malu membuat wajahnya memerah seketika.
“Terima kasih sudah membantuku,’ ulang Sharie , kali ini lebih keras masih dengan wajah blushingnya.
Kau membalasnya dengan sebuah senyuman, cukup untuk membuatnya harus mengalihkan pandangannya darimu. Kau berdiri dan mengambil sebuah buku besar di belakang rak. Kau mendekati Sharie dan membuka buku itu.
“Hei, sebagai gantinya kau harus gantian mengajariku. Aku dengar kau cukup pintar di mapel bahasa,” dengan santai kau duduk di sebelah Sharie.
“Eh ? hm, ba-baiklah,” respon Sharie mengalah. “ So, apa yang bisa kubantu ?” Sharie mulai mengamati buku besar di hadapannya.
Dengan perlahan kau mengubah posisi buku itu menjadi posisi vertikal. Tinggi dan lebar buku itu membuat wajahmu dan Sharie tak terlihat dari depan.
“Ne, bisa bantu aku mengartikan kalimat ini ?” ujarmu menunjuk sebuah kalimat di buku itu.
Sharie memalingkan wajahnya dan mulai membaca kalimat yang kau tunjukan.”
“DO YOU EVER....”
“Sharie,” kau memanggilnya, dia menoleh dan..
Chu~ berhasil.
Kau bisa melihat mata Sharie yang masih membeku tak percaya ketika kedua bibir kalian bertemu. Detak jantungnya yang semakin cepat pun bisa kau dengar dengan jelas. Entah karena ruang perpustakaan yang sepi atau karena tubuhmu yang terlalu delat dengannya. Beberapa detik berlalu kau pun melepaskan ‘ciuman rahasia di balik buku’(?).
“Kau..apa yang-“
“Ssst, nanti ada yang melihat,” kau segera menempelkan jari telunjukmu pada bibirnya untuk membuatnya diam.
“A-apa yang barusan kau lakukan ?” bisik Sharie pelan.
Kau tersenyum nakal pada Sharie dan membisikan sesuatu padanya. “Terima kasih untuk balasannya,” bisikmu misterius.
“Hah ?” tanya Sharie tak mengerti. Kau kembali menunjuk kalimat yang terdapat di buku itu kemudian pergi meninggalkan Sharie yang sedang membacanya dengan teliti.
“DO YOU EVER KISS SOMEONE AS A THANKS ?”
“What ? Apa maksudnya ?” Teriak Sharie dari dalam ruangan. Kau hanya bisa tertawa mendengar teriakan polos dan bodoh dari Sharie. What an interesting girl, :D
@@@

SCENE 4 (Reader X Aerish)

KISS, to wash away your tears
Suatu hari kau melihatnya sedang terduduk sendirian. Tatapan kosong gadis itu dan juga butiran air mata di sudut matanya memperjelas bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Gadis ini, Aerish tak pernah memperlihatkan wajah sendu itu sebelumnya. Ya, setidaknya kau tak pernah melihat wajah sedihnya di hadapan orang lain.
“Aerish,” panggilmu lembut.
Aerish melirikmu sekilas, mengalihkan pandangannya darimu selama beberapa detik, mengambil nafas kemudian ia sudah kembali pada mode tersenyumnya.
“Ah, (name)-kun. Apa yang sedang kau lakukan ?” tanya Aerish sambil tersenyum.
“Hmm, hanya mengamatimu,” jawabmu singkat tanpa dosa.
“Huh ?” Aerish hanya memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan responmu.
Kau mengabaikan Aerish yang meminta konfirmasi. Dengan santai kau mengambil posisi duduk di sebelah gadis itu, kemudian mengamatinya dengan intens. Seolah kau sedang berusaha membaca pikirannya.
“Anoo,(name)-kun, jangan menatapku seperti itu,” kata Aerish malu-malu.
“Ah gomen, aku hanya heran ,,” kau menatap Aerish lembut. “Kenapa kau selalu berusaha menanggung beban sendirian ?”
Aerish terkejut dengan ucapanmu barusan. Selama beberapa detik kau kembali melihat tatapan itu. Tak lama kau pun melihat butiran air mata mulai membasahi dirinya. Namun dengan cepat ia kembali menghapusnya.
“Ne, Aerish-chan, aku tak tahu apa yang membuatmu sedih tapi...”Kau menatapnya sambil tersenyum. “I will cheer you up,”
Aerish tersenyum tipis. “Really ?”
“First, Tell me  what do you like ?” tanyamu santai sambil menatap Aaerish.
“Aku suka hujan. Rain wash away everything bad in my mind,” ujarnya sambil tersenyum. Well,gadis ini tipe yang cukup puitis.
“Hujan ya... Hm.. bagaimana kalau aku tunjukan sesuatu yang lebih menakjubkan daripada hujan ?” ujarmu sambil tersenyum misterius.
“Eh ? Yang lebih menakjubkan daripada hujan ?” tanya Aerish ragu.
Kau mengangguk. “Will you trust me ?”
Aerish menatap ke dalam matamu. Menelusuri setiap arti dari mata dan ucapanmu. Tak beberapa lama kemudian ia tersenyum simpul dan mengangguk.
“Baiklah, pertama-tama, tutup matamu,” perintahmu santai. Sejenak Aerish terlihat ragu untuk mengikuti perintahmu, namun ia tetap melakukannya.
Langkah berikutnya kau meraih dagu Aerish dengan lembut. Namun gadis itu berusaha membuka matanya...
“Dont open your eyes ! Trust me!” dengan segera kau melarangnya. Berhasil, ia masih menutup matanya seperti rencana.
Perlahan kau menarik dagu Aerish dengan lembut. Membuat wajah kalian semakin dekat dan dapat merasakan helaan nafas masing-masing. Pada detik berikutnya kedua bibir kalian saling bertemu, membuat Aerish membuka matanya dan membeku seketika. Kau memanfaatkan kesempatan itu untuk memperdalam pertemuan bibir kalian, kau mengalungkan tangan kananmu pada lehernya dan memaksanya semakin mendekat padamu. Berhasil, ia menyerah mengalungkan kedua tangannya pada lehermu hingga kalian berdua hampir lupa entah berapa lama waktu yang berlalu.
Ia tak mengatakan apapun, hanya wajah memerah dan tatapan malu-malu darinya masih terlukis hingga saat ini.
“What do you think ? Yang barusan lebih menakjubkan daripada hujan kan ?” tanyamu sambil tersenyum nakal.
“Aku....tidak mengerti,” respon Aerish bingung.
Kau tersenyum mendekatkan wajahmu dan membelai kedua pipinya dengan lembut. “ Thats not an ordinary kiss. Thats a kiss to wash away every pain and sadness in your heart. A kiss with a love,”
“A-aku..anoo...” entah kenapa secara tiba-tiba ia pun speechless.
“Dont worry Aerish, After this a rainbow will be painted in your face. Pelangi yang kusebut dengan...senyuman,” lanjutmu sambil berjalan pergi meninggalkan Aerish yang masih membeku.
Setelah cukup jauh, kau sedikit berbalik dan melihat dengan sudut matamu. Yup, kau melihat pelangimu itu. Aerish tersenyum padamu dan membisikan sesuatu yang tak bisa kau dengar. Tapi dari mata dan senyuman kau tahu, apapun yang ia katakan itu adalah sesuatu yang bagus.
Well, siapa sangka sebuah ciuman saja bisa membuatnya begitu bahagia ? :DD
@@@

SCENE 5 (Reader X Popuri )

KISS, Fix everything in one minute
Oke, kau sudah berpacaran dengan gadis ceria ini selama hampir satu tahun. Harus kau akui, gadis ini sangat peduli padamu. Hanya saja terkadang kau tak mengerti dengan sifatnya yang over care and over cheerfull ini. Dia memang peduli dan ramah, tapi rasanya ia juga melakukan itu pada siapapun yang ditemuinya. Tak hanya padamu.
Entah sudah berapa lama, kau dan Popuri bertengkar karena hal yang tidak jelas. Popuri menyalahkan dirimu atas kesalahan yang tak kau mengerti. Selama beberapa hari kau mencoba membiarkan situasi tetap sama. You dont try to take an action at all. Tapi sampai kapan ?
“Ne, Popuri-chan, mau sampai kapan kau marah padaku ?” tanyamu suatu hari.
Popuri tidak menjawab, Ia hanya menatapmu dengan kesal. “Aku benci laki-laki yang tidak peka,”
“Hah ?” Kau hanya ber ‘hah’ ria karena tak mengerti maksud ucapannya.
“Ah mou ~ kau itu benar-benar menyebalkan,” keluh Popuri frustasi.
“Kita putus,” ujarPopuri datar.
“Apa? Tunggu dulu !” kau segera menarik tangan Popuri agar ia ta pergi. “Jelaskan alasan kenapa kita putus !”
Tatapan kesal Popuri masih menyerangmu. “ Karena aku benci laki-laki yang tidak peka,”
“Huh ?”
“Apa kau ingat hari ketika aku marah padamu ?” tanya Popuri dingin.
“Hmm, hari rabu ?”
“Baka ! That day is your birthday ! Kau tahu sudah berapa lama aku menunggu hari itu ? Aku ingin memberikan sesuatu pdamu tapi kau ! Kau malah seenaknya mengingkari janji ! “ seru Popuri kesal.
“Ahh... jadi begitu,” ujarmu santai.
“Now let me go ! Hubungan kita sudah berakhir !” Popuri berusaha melepaskan tangannya dari cengkramanmu. Namun kau tak semudah itu melepaskannya, kau menarik Popuri dan mengunci kedua tangannya.
“Apa yang kau lakukan ?” seru Popuri kesal.
“Beri aku kesempatan satu menit saja,”
“Hah ?”
“Just one minute ! Will you trust me ?” ucapmu lembut sambil menatap kedua mata Popuri.
“Baiklah, satu menit saja,” ucap Popuri mengalah.
“Tutup matamu,”perintahmu. Popuri agak ragu namun kemudian ia menurut.
“Tarik nafas perlahan.” Perintahmu lagi. Popuri kembali menurut, pada detik berikutnya..
Chu ~
Kedua bibir kalian sudah menyatu. Kalian bisa merasakan helaan nafas masing-masing. Kau bahkan bisa merasakan tubuh Popuri yang semakin memanas. Ah ~ aksimu barusan membuat gadis itu memerah seperti kepiting rebus.
Ups, terlalu menikmati suasana, tak terasa waktu satu menitmu sudah berakhir.
Kau menarik diri dan masih menatap Popuri dengan lembut. Efek ciuman satu menitmu tadi mulai terlihat. Wajah kesal Popuri tak lagi terihat, hanya wajah malu,senang dan kebingungan terukir di balik wajah cantik gadis itu.
“Kau...apa maksudmu me-“
“Im still loving you. Give me one more chance,” potongmu segera. Membuat gadis di depanmu kembali terkejut akan ucapanmu.
“Tapi aku....”
“Everyone deserve for second chance, right ?” responmu sambil tersenyum padanya. Senyum yang meracuni pikirannya.
Ia menghela nafas. “ Sigh. Baiklah,” jawab Popuri sambil tersenyum, masih dengan wajah memerah tentunya. Hmm, so cute ~
Well, siapa sangka hanya dibutuhkan satu menit untuk memperbaiki masalah selama berminggu-minggu ? :D
@@@
Yosh, thanks for reading ~ m(-_-)m
Comments
1 Comments

1 komentar:

Stop being silent reader and write your comments.......