Yay ! Happy new year minna san ~, Well ini adalah cerita pertama saya di tahun 2014 ini, sekaligus cerita pertama yang menggunakan sudut pandang 'reader'. Jadi maklum aja kalau masih banyak (banget) kekurangannya ya ~
Oh ya sebelum membaca masing-masing story, tak ada salahnya anda tentukan dulu chara kiokumu, cukup klik di sini :
SCENE 1 (Reader X Ryuko)
KISS, as sweet as ice cream
Oke,
sudah hampir 6 bulan kau dekat dengan cewek yang satu ini. Harus kau akui,
cewek yang satu ini memang sulit dimengerti. Terkadang ia terkesan cuek dan tak
peduli dengan keberadaanmu. Namun, kau juga harus mengakui bahwa kau tak pernah
bosan bersama Ryuko. Dan tanpa kau sadari, Ryuko mulai bergantung padamu.
“Ne,
Ayo ikut,” tanpa menunggu respon darinya kau menarik tangannya dan mengajaknya
ke sebuah tempat. Ryuko bisa saja memprotes, tapi kau sudah lebih dulu
mengantisipasi keadaan dengan memberi es krim coklat favoritnya. Dan itu adalah
salah satu cara termudah membuatnya menurut.
“Oi,
kita mau ke mana ? Jangan ajak aku ke tempat yang tidak berguna.” Ujarnya mulai
bosan.
Kau
menghentikan langkahmu , mengambil posisi duduk dan menatapnya tajam. Kau memegang
kedua tangannya hingga membuatnya cukup heran.
“Ne,
Ryuko.. Im in love you,” ucapmu mantap. Untuk beberapa detik kau berhasil
memergoki Ryuko yang blushing karena ucapanmu. Tapi seperti biasa ia
mengalihkan pandangannya dan menarik nafas.
“
Haha, I dont like your joke,(name)” dia tertawa tanpa dosa. Oke, dia menganggap
pernyataan cintamu hanyalah sebuah gurauan.
Kau
pun mengambil langkah ekstrim. Kau menarik kedua tangannya dan memaksanya
menatap kedua matamu. “Look at me, Apa aku terlihat bercanda ?” nada serius
darimu membuat Ryuko kembali membatu. Kau mendekatkan dirimu, lebih dekat...Oke
wajah Ryuko mulai memerah, Kau meraih
tangan Ryuko dengan lembut dan...
Nyam
~ (eh ? bukannya harusnya Chu ~ ? )
Es
krim coklat yang di genggam Ryuko berhasil kau lahap. Jelas, ia terlihat
terkejut ? bingung ? atau kecewa ?
“Heee
? Whats wrong with your expression ?” tanyamu tanpa dosa.
“Shut
up ! You idiot !” seru Ryuko kesal.
“Hmn,
Kenapa kau marah ? Jangan-jangan kau berharap aku akan men...”
GREP
! Ryuko membekap mulutmu, tak membiarkanmu untuk berbicara. Kau melirik
ekspresi Ryuko dan OMG ! She is blushing like a tomato....
“Diam!
kau harus mengganti es krim yang barusan dua kali lipat,” bisik Ryuko. Ia
kemudian kembali melahap es krim yang tersisa di tangannya. Hmmm, could it
be..indirect kiss ?
“Ne
Ryuko,” Kau kembali menarik kedua tangannya dan memaksa Ryuko menatap kedua
matamu. Ia tak lagi blushing. Yup trik yang sama tak akan berguna pada gadis
ini, ia hanya menatapmu dengan tatapan datar, emotionless....
“Same
trick doesnt work at me,” ucapnya sinis.
“Ya,
aku tahu..” Kau melahap gigitan terakhir ice cream di tangan Ryuko. Kau mendengar Ryuko hanya
menghela nafasnya. Sejenak kau melirik Ryuko yang terlihat bosan. Oke ini agak
ekstrim tapi..ini kesempatan yang tepat dan....
Chu~
Yup ! Kau berhasil.
Masih
dengan es krim coklat yang tersisa di bibirmu dan juga bibir Ryuko, kalian bisa
merasakan rasa manis yang menyatu. Hmmm.. ciuman ini terasa seperti es krim
coklat. Mungkin ciuman berikutnya, kita bisa coba rasa vanilla...but it seems
like Ryuko doesnt like vanilla flavor XDD..
“What
the hell are you doing ? Stupid (name) !” oke, Ryuko sudah kembali pada
tsundere mode nya.
“Aku
hanya mengabulkan keinginanmu. Ketika kau melahap es krim barusan, bukannya itu
indirect kiss ?” ujarmu santai.
“What
?”
“Jadi
kupikir kau ingin mencoba direct kiss and it tastes like a chocolate,” ujarmu
nakal.
“What
the....” oke, gadis ini mulai kesal.
“Hm,
next time, kita bisa coba rasa vanilla atau mungkin...”
“Next
time, You are going to die ! Cause I will use POISON taste !” ujarnya sinis.
“Hee
? Really ? Then we will die together like Romeo and Juliet,”
“You
really are a genuine idiot ,” komentar Ryuko sinis.
“
An Idiot who can steal your first kiss, right ?”
Dan
dia kembali blushing. Mission success :D
@@@
SCENE 2 ( Reader X Nakahara)
KISS, Only for the one I love
Mungkin
sudah hampir tiga bulan kau menyandang status sebagai Nakahara’s boyfriend. Kau
bahkan tidak ingat kenapa Nakahara yang dingin dan emotionless ini bisa menjadi
pacarmu. Jika dia sudah berkutat dengan hal2 yang disukainya, ia hanya
menganggapmu seperti benda mati yang tak berguna. Namun harus kau akui,
terkadang ia menunjukan sisi lembut yang tak bisa kau tolak.
“Ne,
Naka-chan, kenapa sangat menyukai makhluk2 seram seperti zombie, lalu benda2
seram seperti ini ?” tanyamu suatu hari.
“Because
I love them,” ujar Nakahara datar.
“What
? Itu bukan jawaban,” keluhmu.
“Kau
tanya ‘kenapa’ , yang penting kujawab dengan ‘karena’,” respon Nakahara tanpa
dosa.
“Sigh.
Aku heran kenapa aku bisa menyukaimu ya ?” keluhmu frustasi.
“Because
you are an idiot,” jawab Nakahara lagi.
“And
why did you accept an idiot like me as your boyfriend ?” tanyamu tak mau kalah
sinis.
Sejenak
Nakahara terdiam. Ia meletakkan benda-benda menyeramkan favoritnya dan mulai
menatapmu intens. Ia sedikit memiringkan kepalanya, seperti sedang..berfikir ?
“Etto..
Sejak kapan kau menjadi pacarku ?” tanya Nakahara datar.
JLEB
! What the hell ? Dia bahkan tak ingat kalau kau adalah pacarnya. Huh, sungguh mengenaskan.
“You..really
dont remember ?” tanyamu, dan ia hanya menggeleng. “ Well, I will make you
remember,”
Kau
meraih kedua pipi Nakahara dengan kedua tanganmu. Menatapnya intens, deg deg..
oke jantungmu tak bisa berbohong, kau tegang. GULP. Kau menelan ludah, berharap
seluruh keteganganmu juga ikut tertelan.
“Hei,
kau mau apa ?” tanya Nakahara datar, tapi tak ada gerakan penolakan atas aksi
yang kau lakukan.
“Ssst,
Im trying to make you remember who I am,”
“Huh
? I dont-“
Chu~
Kau
mencium Nakahara sambil menutup mata. Perlahan kau membuka matamu untuk menatap
ekspresi Nakahara. Oke, kau tak bisa melihat senyumnya karena kau sendiri
sedang mengkunci bibirnya, tapi kau melihat sesuatu yang bersinar dari matanya.
Oh well, this is it ! Nakahara’s cute side...
“Sekarang
kau ingat ?” tanyamu datar.
“Hmm...
sedikit,” respon Nakahara tanpa dosa.
“Sigh.
Aku jadi ragu, Apa kau ini benar-benar menyukaiku ?” keluhmu pasrah. Setelah
semua yang kau lakukan, hanya itu responnya ? What a emotionless girl.
“Hmm,
You really are a hopeless guy,” respon Nakahara. “Ne, (name), Are you always
kissing anyone no matter who they are ?” tanya Nakahara tiba-tiba.
“Tentu
saja tidak, aku tidak mencium orang yang tidak kusukai,” responmu segera.
“Hmm,
really ? berarti kita sama,” respon Nakahara singkat.
“He
? Are you tying to say that you love me ?” Kau mencoba mengkonfirmasi apa yang
barusan kau dengar.
“Sigh.Memangnya
kau pikir saat pertama kau menciumku, aku hanya membiarkannya tanpa alasan ?”
respon Nakahara santai.
Ah,
sekarang kau ingat. Saat itu, pertama kali Kau memberikan ciumanmu pada
Nakahara adalah saat di mana dia mengakuimu sebagai ‘the one she loves’. She
dont resist your kiss, Moreover you are surprised with the words she said on
that day.
“Kau tahu, orang yang boleh menciumku
hanyalah orang yang ku sukai,”
Ah,
what a sweet memory. Ah, mungkin Nakahara hanya berpura-pura lupa untuk menarik
perhatianmu, ya agar dia di cium olehmu ? hahaha :D
@@@
SCENE 3 ( Reader X Sharie)
KISS, its just a thanks
“Hmmm..apa
begini ya ? eh...hmmm,” seorang gadis manis berambut pendek tengah bergumam
tidak jelas. Entah kegalauan apa yang melandanya, tapi ia terlihat sangat
menderita.
Kau
mengenal gadis ini, dia Sharie. Gadis aneh dan yaa..bodoh. Tapi bagimu,
kebodohan ‘mutlak’ gadis ini justru menjadi daya tarik bagimu. Misalnya saja
pada saat-saat seperti ini.
“Hei,
kau sedang apa ? berisik sekali,” ucapmu ketika mendengar keluh kesah gadis
itu.
“Sigh.
Sudahlah jangan mengganggu. Aku sedang mengerjakan soal-soal dari Kasihime-sensei.
Soal ini menentukan hidup dan matiku. Dan orang pintar sepertimu sebaiknya
jangan menggangguku !” ujar Sharie kesal.
Well,
untuk tipe tsundere sepertinya, respon barusan adalah caranya untuk meminta
bantuan.
Kau
mendekatkan dirimu dan mulai mengamati soal di hadapan Sharie.
“A-apa
yang kau lakukan ?” ujar Sharie gugup.
“Kalau
aku tidak membantumu menyelesaikan tugas ini, kau pasti akan mengeluh sepanjang
hari,” responmu santai.
“W-What
? tapi...”
“Ah
soal ini kau harus bla..bla..bla,”
Well,
akhirnya Sharie kalah dan menerima bantuan darimu. Satu jam berlalu, kau
berhasil membantu Sharie menyelesaikan tugasnya. Kau kembali mengambil buku
yang sempat tertunda untuk kau baca.
“Hei
(name), thanks for helping me,” bisik Sharie pelan, kau bahkan hampir tak bisa
mendengarnya.
Kau
menaikan sebelah alismu untuk memintanya berbicara lebih keras. Wajah kesal
bercampur malu membuat wajahnya memerah seketika.
“Terima
kasih sudah membantuku,’ ulang Sharie , kali ini lebih keras masih dengan wajah
blushingnya.
Kau
membalasnya dengan sebuah senyuman, cukup untuk membuatnya harus mengalihkan
pandangannya darimu. Kau berdiri dan mengambil sebuah buku besar di belakang
rak. Kau mendekati Sharie dan membuka buku itu.
“Hei,
sebagai gantinya kau harus gantian mengajariku. Aku dengar kau cukup pintar di
mapel bahasa,” dengan santai kau duduk di sebelah Sharie.
“Eh
? hm, ba-baiklah,” respon Sharie mengalah. “ So, apa yang bisa kubantu ?”
Sharie mulai mengamati buku besar di hadapannya.
Dengan
perlahan kau mengubah posisi buku itu menjadi posisi vertikal. Tinggi dan lebar
buku itu membuat wajahmu dan Sharie tak terlihat dari depan.
“Ne,
bisa bantu aku mengartikan kalimat ini ?” ujarmu menunjuk sebuah kalimat di
buku itu.
Sharie
memalingkan wajahnya dan mulai membaca kalimat yang kau tunjukan.”
“DO
YOU EVER....”
“Sharie,”
kau memanggilnya, dia menoleh dan..
Chu~
berhasil.
Kau
bisa melihat mata Sharie yang masih membeku tak percaya ketika kedua bibir
kalian bertemu. Detak jantungnya yang semakin cepat pun bisa kau dengar dengan
jelas. Entah karena ruang perpustakaan yang sepi atau karena tubuhmu yang
terlalu delat dengannya. Beberapa detik berlalu kau pun melepaskan ‘ciuman
rahasia di balik buku’(?).
“Kau..apa
yang-“
“Ssst,
nanti ada yang melihat,” kau segera menempelkan jari telunjukmu pada bibirnya
untuk membuatnya diam.
“A-apa
yang barusan kau lakukan ?” bisik Sharie pelan.
Kau
tersenyum nakal pada Sharie dan membisikan sesuatu padanya. “Terima kasih untuk
balasannya,” bisikmu misterius.
“Hah
?” tanya Sharie tak mengerti. Kau kembali menunjuk kalimat yang terdapat di
buku itu kemudian pergi meninggalkan Sharie yang sedang membacanya dengan
teliti.
“DO
YOU EVER KISS SOMEONE AS A THANKS ?”
“What
? Apa maksudnya ?” Teriak Sharie dari dalam ruangan. Kau hanya bisa tertawa
mendengar teriakan polos dan bodoh dari Sharie. What an interesting girl, :D
@@@
SCENE 4 (Reader X Aerish)
KISS, to wash away your tears
Suatu
hari kau melihatnya sedang terduduk sendirian. Tatapan kosong gadis itu dan
juga butiran air mata di sudut matanya memperjelas bahwa ia sedang tidak
baik-baik saja. Gadis ini, Aerish tak pernah memperlihatkan wajah sendu itu
sebelumnya. Ya, setidaknya kau tak pernah melihat wajah sedihnya di hadapan
orang lain.
“Aerish,”
panggilmu lembut.
Aerish
melirikmu sekilas, mengalihkan pandangannya darimu selama beberapa detik,
mengambil nafas kemudian ia sudah kembali pada mode tersenyumnya.
“Ah,
(name)-kun. Apa yang sedang kau lakukan ?” tanya Aerish sambil tersenyum.
“Hmm,
hanya mengamatimu,” jawabmu singkat tanpa dosa.
“Huh
?” Aerish hanya memiringkan kepalanya, tak mengerti dengan responmu.
Kau
mengabaikan Aerish yang meminta konfirmasi. Dengan santai kau mengambil posisi
duduk di sebelah gadis itu, kemudian mengamatinya dengan intens. Seolah kau
sedang berusaha membaca pikirannya.
“Anoo,(name)-kun,
jangan menatapku seperti itu,” kata Aerish malu-malu.
“Ah
gomen, aku hanya heran ,,” kau menatap Aerish lembut. “Kenapa kau selalu
berusaha menanggung beban sendirian ?”
Aerish
terkejut dengan ucapanmu barusan. Selama beberapa detik kau kembali melihat
tatapan itu. Tak lama kau pun melihat butiran air mata mulai membasahi dirinya.
Namun dengan cepat ia kembali menghapusnya.
“Ne,
Aerish-chan, aku tak tahu apa yang membuatmu sedih tapi...”Kau menatapnya sambil
tersenyum. “I will cheer you up,”
Aerish
tersenyum tipis. “Really ?”
“First,
Tell me what do you like ?” tanyamu
santai sambil menatap Aaerish.
“Aku
suka hujan. Rain wash away everything bad in my mind,” ujarnya sambil
tersenyum. Well,gadis ini tipe yang cukup puitis.
“Hujan
ya... Hm.. bagaimana kalau aku tunjukan sesuatu yang lebih menakjubkan daripada
hujan ?” ujarmu sambil tersenyum misterius.
“Eh
? Yang lebih menakjubkan daripada hujan ?” tanya Aerish ragu.
Kau
mengangguk. “Will you trust me ?”
Aerish
menatap ke dalam matamu. Menelusuri setiap arti dari mata dan ucapanmu. Tak
beberapa lama kemudian ia tersenyum simpul dan mengangguk.
“Baiklah,
pertama-tama, tutup matamu,” perintahmu santai. Sejenak Aerish terlihat ragu
untuk mengikuti perintahmu, namun ia tetap melakukannya.
Langkah
berikutnya kau meraih dagu Aerish dengan lembut. Namun gadis itu berusaha
membuka matanya...
“Dont
open your eyes ! Trust me!” dengan segera kau melarangnya. Berhasil, ia masih
menutup matanya seperti rencana.
Perlahan
kau menarik dagu Aerish dengan lembut. Membuat wajah kalian semakin dekat dan
dapat merasakan helaan nafas masing-masing. Pada detik berikutnya kedua bibir
kalian saling bertemu, membuat Aerish membuka matanya dan membeku seketika. Kau
memanfaatkan kesempatan itu untuk memperdalam pertemuan bibir kalian, kau
mengalungkan tangan kananmu pada lehernya dan memaksanya semakin mendekat
padamu. Berhasil, ia menyerah mengalungkan kedua tangannya pada lehermu hingga
kalian berdua hampir lupa entah berapa lama waktu yang berlalu.
Ia
tak mengatakan apapun, hanya wajah memerah dan tatapan malu-malu darinya masih
terlukis hingga saat ini.
“What
do you think ? Yang barusan lebih menakjubkan daripada hujan kan ?” tanyamu
sambil tersenyum nakal.
“Aku....tidak
mengerti,” respon Aerish bingung.
Kau
tersenyum mendekatkan wajahmu dan membelai kedua pipinya dengan lembut. “ Thats
not an ordinary kiss. Thats a kiss to wash away every pain and sadness in your
heart. A kiss with a love,”
“A-aku..anoo...”
entah kenapa secara tiba-tiba ia pun speechless.
“Dont
worry Aerish, After this a rainbow will be painted in your face. Pelangi yang
kusebut dengan...senyuman,” lanjutmu sambil berjalan pergi meninggalkan Aerish
yang masih membeku.
Setelah
cukup jauh, kau sedikit berbalik dan melihat dengan sudut matamu. Yup, kau
melihat pelangimu itu. Aerish tersenyum padamu dan membisikan sesuatu yang tak
bisa kau dengar. Tapi dari mata dan senyuman kau tahu, apapun yang ia katakan
itu adalah sesuatu yang bagus.
Well,
siapa sangka sebuah ciuman saja bisa membuatnya begitu bahagia ? :DD
@@@
SCENE 5 (Reader X Popuri )
KISS, Fix everything in one
minute
Oke,
kau sudah berpacaran dengan gadis ceria ini selama hampir satu tahun. Harus kau
akui, gadis ini sangat peduli padamu. Hanya saja terkadang kau tak mengerti
dengan sifatnya yang over care and over cheerfull ini. Dia memang peduli dan
ramah, tapi rasanya ia juga melakukan itu pada siapapun yang ditemuinya. Tak
hanya padamu.
Entah
sudah berapa lama, kau dan Popuri bertengkar karena hal yang tidak jelas.
Popuri menyalahkan dirimu atas kesalahan yang tak kau mengerti. Selama beberapa
hari kau mencoba membiarkan situasi tetap sama. You dont try to take an action
at all. Tapi sampai kapan ?
“Ne,
Popuri-chan, mau sampai kapan kau marah padaku ?” tanyamu suatu hari.
Popuri
tidak menjawab, Ia hanya menatapmu dengan kesal. “Aku benci laki-laki yang
tidak peka,”
“Hah
?” Kau hanya ber ‘hah’ ria karena tak mengerti maksud ucapannya.
“Ah
mou ~ kau itu benar-benar menyebalkan,” keluh Popuri frustasi.
“Kita
putus,” ujarPopuri datar.
“Apa?
Tunggu dulu !” kau segera menarik tangan Popuri agar ia ta pergi. “Jelaskan
alasan kenapa kita putus !”
Tatapan
kesal Popuri masih menyerangmu. “ Karena aku benci laki-laki yang tidak peka,”
“Huh
?”
“Apa
kau ingat hari ketika aku marah padamu ?” tanya Popuri dingin.
“Hmm,
hari rabu ?”
“Baka
! That day is your birthday ! Kau tahu sudah berapa lama aku menunggu hari itu
? Aku ingin memberikan sesuatu pdamu tapi kau ! Kau malah seenaknya mengingkari
janji ! “ seru Popuri kesal.
“Ahh...
jadi begitu,” ujarmu santai.
“Now
let me go ! Hubungan kita sudah berakhir !” Popuri berusaha melepaskan
tangannya dari cengkramanmu. Namun kau tak semudah itu melepaskannya, kau
menarik Popuri dan mengunci kedua tangannya.
“Apa
yang kau lakukan ?” seru Popuri kesal.
“Beri
aku kesempatan satu menit saja,”
“Hah
?”
“Just
one minute ! Will you trust me ?” ucapmu lembut sambil menatap kedua mata
Popuri.
“Baiklah,
satu menit saja,” ucap Popuri mengalah.
“Tutup
matamu,”perintahmu. Popuri agak ragu namun kemudian ia menurut.
“Tarik
nafas perlahan.” Perintahmu lagi. Popuri kembali menurut, pada detik
berikutnya..
Chu
~
Kedua
bibir kalian sudah menyatu. Kalian bisa merasakan helaan nafas masing-masing.
Kau bahkan bisa merasakan tubuh Popuri yang semakin memanas. Ah ~ aksimu
barusan membuat gadis itu memerah seperti kepiting rebus.
Ups,
terlalu menikmati suasana, tak terasa waktu satu menitmu sudah berakhir.
Kau
menarik diri dan masih menatap Popuri dengan lembut. Efek ciuman satu menitmu
tadi mulai terlihat. Wajah kesal Popuri tak lagi terihat, hanya wajah
malu,senang dan kebingungan terukir di balik wajah cantik gadis itu.
“Kau...apa
maksudmu me-“
“Im
still loving you. Give me one more chance,” potongmu segera. Membuat gadis di
depanmu kembali terkejut akan ucapanmu.
“Tapi
aku....”
“Everyone
deserve for second chance, right ?” responmu sambil tersenyum padanya. Senyum
yang meracuni pikirannya.
Ia
menghela nafas. “ Sigh. Baiklah,” jawab Popuri sambil tersenyum, masih dengan
wajah memerah tentunya. Hmm, so cute ~
Well,
siapa sangka hanya dibutuhkan satu menit untuk memperbaiki masalah selama
berminggu-minggu ? :D
@@@
Yosh, thanks for reading ~ m(-_-)m
Errr... good bye to Sharie XD niseu~!!! :D
BalasHapus