Selasa, 15 April 2014

Kioku Reunion ~ Bloody Island~ CHAPTER 1


A Combination Project with Nakahara Ningsih and Lee Diah
Title : Kioku Reunion ~ Bloody Island~
Author : Uchiha Ryuko, Nakahara Ningsih, Aerish Lee
Genre : Comedy / Adventure/Mystery
Summary : Ryuko, Nakahara, Aerish dan 4 temannya semasa sekolah bertemu kembali dalam liburan yang tak terduga. Mereka pikir liburan di Bloody Island akan menjadi liburan yang tenang dan mengasyikan. Tapi yang menunggu mereka adalah liburan yang penuh dengan masalah.
Cerita ini memiliki 4 sudut pandang berbeda, Ryuko POV, Nakahara POV, Aerish POV dan Normal POV.

CHAPTER 1
Nakahara
Suara Guntur bergemuruh, hujan deras menambah kengerian pada malam itu. Seorang wanita berlari ketakutan seperti dikejar zombie. Sesekali dia tersandung dan bangkit kembali untuk meneruskan pelariannya.
“Aaaaaaaa!!!!” Si gadis berteriak histeris saat melihat sosok yang mengejarnya kini sudah berdiri tepat di hadapannya. Zombie yang lapar kini mencengkram kedua lengan gadis itu dan….
Beep….. layar televisi padam. Padahal aku sedang menikmati bagian terseru dari movie ini, saat zombie akhirnya memakan manusia terakhir dan berhasil menguasai bumi (author bahkan tidak yakin apa ada film seperti itu).
“Nah itu baru aneh.” Kata Otani sambil meletakkan remote TV di atas meja. Jadi dia yang mematikan TV?. Aku mulai berfikir dengan cara apa aku bisa memberi Otani pelajaran. Haruskah aku mengurungnya di gudang bawah tanah dan membiarkan dia berteriak seperti anak perempuan? Gezz, aku saja tidak berteriak sefeminim itu.
“Ah, kau sudah bangun? ada surat untukmu.” Otani menunjuk sepucuk surat di atas meja dan menghilang menuju dapur sementara aku masih berusaha mengumpulkan kesadaran setelah tidur siang. Aku melihat keluar jendela dan ternyata masih hujan.
“Kenapa kau masih di sini?”
“Apa kau tidak lihat? di luar sedang hujan deras jadi aku tidak bisa pulang.” Teriak Otani dari dapur.
Aku bangkit dari ranjang dan mengambil surat. Membukanya perlahan. Aku harap kali ini bukan surat cinta yang biasa kudapat dari para manusia normal.
GRAND OPENING
BLOODY ISLAND
Baru saja aku membaca bagian atasnya, aku sudah bisa menebak apa isinya. Dengan cepat aku berlari menuju laptop dan langsung menge-chat temanku.
GrimReaper: aku mendapatkan tiketnya. It’s so awesome!!!!
BrainEater: Yeah, sedikit sulit tapi aku bisa mendapatkannya untukmu. Pastikan kau datang dan akan ku tunjukkan banyak hal menarik di pulau itu.
GrimReaper: aku akan datang secepat zombie memakan otak. Thanks.
“Apa isi suratnya?” Otani muncul dari dapur dengan semangkuk penuh kripik keju. Yakz… aku benci keju sebanyak aku membenci adegan saat Freddy dan Jason harus mati.
“Bukan apa-apa.” Aku kembali merebahkan tubuhku di ranjang yang empuk.
“Apa kau mau tidur lagi? Kupikir kita akan menonton movie bersama.”
“Maaf tapi aku ada janji kencan yang penting dengan para Zombie di mimpiku.” Aku kembali menutup mataku tanpa memperdulikan Otani yang masih terus mengoceh berusaha membuatku untuk tidak kembali tidur.
Time Skipppp.......
Please! Bawa aku pergi bersamamu” Otani terus memohon sambil memegangi kakiku. Sejak kemarin dia terus memintaku untuk membawanya ikut ke Bloody Island tempat dimana aku akan berburu Vampire dan makhluk mistik lainnya maksudku berlibur.
Sigh, aku hanya bisa menghela nafas. Berlutut dan menatap kasihan pada Otani.
“Dengar, aku hanya punya satu tiket pesawat untuk perjalanan ke Bloody Island. Dan tiket yang lainnya pun juga sudah habis.” Dengan menyesal aku harus mengatakan kebohongan ini pada Otani.
“Kecuali kau mau ikut dengan cara lain.” Aku mulai merogoh tas kecilku dan mengeluarkan sebilah pisau daging (jangan tanya dari mana pisau itu berasal dan bagaimana Nakahara bisa menyembunyikannya dari petugas bandara. Hanya dia yang tahu).
“Mungkin aku bisa memotongmu jadi beberapa bagian sehingga kau bisa cukup masuk ke dalam koperku.”
“Ha….haha….kalau begitu selamat bersenang-senang dengan liburanmu.” Dengan cepat Otani melepaskan kakiku dan bangkit seolah tidak terjadi apa-apa. Hmm, aku tidak pernah gagal untuk menakuti Otani. Otani melambaikan tangannya padaku sementara aku berjalan memasuki boarding pass.
Perjalanan selama enam jam terbang di atas samudra Atlantik tidak terlalu buruk menurutku. Apalagi jika selama perjalanan aku ditemani oleh dua makhluk mistis yang berenang di lautan yang biru.
Wajah mereka seperti naga. Ada tanduk di kepala mereka. Dengan sisik yang kasar dan berkilau bagaikan permata. Ekor yang juga memiliki tanduk di ujung nya ok itu baru aneh namanya.
“Drink, miss?” seorang pramugari menghancurkan imajinasiku. Ok tidak masalah, lagi pula itu bukan imajinasi yang bagus. Makhluk yang malang, mereka harus memiliki tanduk di ekor mereka.
“Atsuko!” seseorang memanggil you-know-who, nama yang tidak boleh disebutkan. Dengan menggunakan kekuatan vampire ku jangan pedulikan kalimat yang ini, secepat mungkin aku melesat menghampiri orang yang sudah masuk dalam catatan death note.
“atsu…mbbb” aku menghalanginya untuk terjerumus lebih jauh ke dalam kegelapan.
“Dengar, jika kau menyebutkan nama itu lagi, aku akan menyuruh Freddy dan Jason untuk mengoyakmu hidup-hidup (WARNING! Jauhkan cerita ini dari jangkauan anak-anak).
“Ups, sorry.” Seperti biasa Yuuki dengan dandanan emonya terlihat sangat suram dan perfect. Yah Yuuki ini adalah teman chat ku. Saat dia bilang akan datang ke Grand opening Bloody Island, aku memintanya atau mungkin lebih tepat memaksanya untuk mengajakku. Tidak semua bisa datang ke acara Grand opening ini. Karena ada tiket yang harus dimiliki setiap pengunjung, dan tiket itu tidak sembarang orang bisa mendapatkannya. Beruntung aku mengenal Yuuki dari sebuah Forum Emopunk atau apapun namanya aku tidak peduli. Dia adalah si BrainEater.
Yuuki adalah anak dari pengegang saham dari pulau baru ini. Jadi bisa ditebak kan darimana yuuki mendapatkan tiket VIP untukku?
“Kita akan menginap di satu-satunya hotel di pulau ini. Kau tahu kan pulau ini tidak begitu besar, dan wisatawan pun nantinya akan dibatasi setiap tahunnya.” Yuuki mengoceh sambil menaruh semua barangku di bagasi. Dia memang berpenampilan seperti Emo Punk (sudah emo Punk pula), tapigaya bicaranya seperti orang normal lainnya.
“Dan lihat, aku mendapatkan kamar VIP untukmu.”
“Yayaya, terima kasih banyak.”
Seperti yang Yuuki katakan, pulau ini memang kecil. Perjalanan selama 15 menit menggunakan mobil, kami sampai di sebuah bangunan megah yang mungkin itu adalah hotel.
“Acara pembukaan tiga hari lagi, sebelum itu mungkin kita bisa bersenang-senang.” Sambil memutar-mutarkan kunci kamar, Yuuki melangkah menuju lift. Tapi mataku yang indah menangkap beberapa sosok yang sepertinya aku kenal.
Demi nama seluruh demon yang di kenal oleh manusia. Demi nama seluruh zombie yang ku idolakan. Bumi ini begitu luas, tapi kenapa aku selalu bertemu dengan orang yang menyusahkan.
Aku melihat Sharie, Ryuko, Makio, dan Aerish sedang berdiri di tengah lobi, seperti sedang berdebat sesuatu. Mungkin sebaiknya aku pura-pura tidak kenal saja.
It’s will be long… long… long hunting holiday I mean.
@@@
Aerish
“ Ini hadiah untuk kalian. Untuk kerja keras kalian.” Prof. Junpei meletakkan 4 amplop di meja depan kami.
“ Apa ini, Prof?” tanyaku ingin tahu apa isi amplop itu.
“ Kalian lihat sendiri. Kuharap itu bisa menjadi hadiah yang menarik untuk kalian,” jawab Prof Junpei tersenyum tipis.
Segera saja aku dan teman-teman mengambil amplop di depan meja kami dan membukanya. Aku sedikit bingung melihat isinya. Sebuah.... Undangan? 
Keningku berkerut setelah membacanya. Ternyata undangan pembukaan sebuah pulau wisata baru. Tapi.... kenapa namanya aneh sekali? Sepertinya aku tak pernah mendengar nama itu? Kubaca lagi kalimat teratas dalam undangan tersebut.
GRAND OPENING
BLOODY ISLAND
Bloody island? Nama itu cukup membuatku merinding dan juga.... penasaran.
@@@
Setelah perjalanan selama hampir 7 jam yang melelahkan di pesawat, akhirnya aku dan teman-temanku sampai juga di pulau itu. Pulau baru dengan namanya yang aneh. Kami bergegas naik ke mobil yang menjemput kami dan mengantarkan kami ke hotel paling mewah yang ada di pulau ini. Ya iyalah, hotel itu hotel paling mewah di sini. Secara itu satu-satunya hotel yang ada di sini. Dengan kata lain, tidak ada saingan untuk hotel itu.
Setelah melewati jalanan yang meliuk-liuk, akhirnya kami sampai di hotel tempat kami akan menginap. Kami segera melakukan reservasi dan.....
“ Bukankah itu.....” Kutatap beberapa orang yang ada di lobi hotel. Dan....
“ Sharie, Makio, Ryuko!” seruku memanggil mereka sembari berjalan menghampiri mereka.
Mereka bertiga menoleh ke arahku. Sharie tersenyum senang bertemu denganku di sini. Makio hanya menyapaku seperti biasa. Sementara Ryuko masih cuek seperti yang dulu. Hanya menatapku sekilas dan kembali sibuk dengan dunianya sendiri.
“ Tidak kusangka kita akan bertemu di sini,” ujarku senang bertemu dengan mereka lagi.
“ Hmm....,” gumam Sharie setuju. “ Mungkinkah nanti akan ada Popuri, Takano, dan Nakahara, ya?”
“ Entahlah. Mungkin saja,” jawabku tak tahu. Baru saja aku menjawab itu, tiba-tiba pandanganku terhenti pada sosok yang berselimut hawa dingin di sekitarku. Tak salah lagi. sosok itu pasti Nakahara.
“ Nakahara!” seruku memanggilnya. Dia menghentikan langkahnya dan seolah sedang mencari-cari sesuatu. Mungkin mencari suaraku. Aku berlari menghampiri bersama dengan Sharie, Ryuko, dan Makio.
“ Kau di sini juga rupanya,” ujar Sharie dingin.
“ Dunia begitu luas. Kenapa juga aku harus bertemu kalian di sini?” ujar Nakahara seolah tak suka bertemu denganku dan yang lain. Mungkin dia tak ingin kehadiran kami menganggunya selama di pulau ini. Terlihat dari ekspresinya yang dingin dan cuek.
Kami berbincang-bincang sejenak di lobi hotel. Dan ketika kami masih asyik mengobrol tiba-tiba dua orang datang menyapa kami. Lagi-lagi kejutan yang menggembirakan. Popuri dan Takano ternyata juga ada di pulau ini. Rasanya seperti reuni lagi dengan teman-teman lama.
“ Tiga tahun sudah kita tidak bertemu. Dan sekarang kita dipertemukan lagi di sini. Rasanya seperti reunian saja,” ujarku senang.
“ Tapi.... kenapa kalian semua bisa ada di sini?” tanya Sharie.
“ Bukankah ini peresmian pulau baru. Kenapa kami tak boleh ada di sni?” jawab Ryuko ketus.
“ Maksudku... kenapa kita bisa....”
“ Itu tidak penting!” ujar Nakahara dingin sembari berjalan pergi meninggalkan kami. Menuju kamar hotelnya. Ryuko mengikuti Nakahara pergi ke kamarnya. Akhirnya aku dan teman-teman yang lainnya pun ikut pergi ke kamar kami masing-masing. Melupakan alasan kenapa kita bisa berkumpul di sini secara kebetulan seperti ini.
Meskipun ada sesuatu yang aneh dan mengganggu pikiranku perihal pulau ini dan pertemuanku dan teman-temanku yang kebetulan, aku tidak mau memikirkannya. Terlalu senang hatiku bertemu dengan teman-temanku lagi dan tak ingin terganggu oleh pikiran-pikiran aneh yang tidak masuk akal itu.
@@@
Ryuko
Sudah hampir setengah jam aku menunggu. Sendirian di sebuah tempat ramai yang bernama bandara. Grrr, semua telpon dan pesan dariku tak mendapat respon darinya. Lihat saja, setelah ini aku akan mencincang laki-laki dingin tak tahu diri itu.
Menyebalkan. Sasuke is the one who invite me ,right? Now he is the one who is late. Sigh.
“Si bodoh itu...” aku menatap jam tanganku dengan tidak sabar. Aku melihat sekeliling untuk mencari cari keberadaan laki-laki bersurai raven dan bermata onyx. Too bad, I found nothing.
GRAND OPENING
BLOODY ISLAND
Kutatap kembali  amplop yang diberikan Sasuke padaku. Jujur, aku merasa sedikit aneh dengan undangan ini. Aku mencari-cari nama penyelenggara dan juga sponsor game yang kuincar, namun tak kutemukan sama sekali. Sasuke bilang bahwa pulau wisata ini mengambil konsep dari game VAMPIRE IN BLOODY LAND. Karena penasaran dan juga bosan aku pun menyetujui ajakan Sasuke untuk datang ke pulau itu. Tapi sekarang, WHERE THE HELL IS THAT GUY!!!
“Anoo, apa anda Nogami Ryuko-san?” tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba menepuk pundakku. Kutatap pria berkacamata itu dengan tatapan curiga, mungkin umurnya sekitar 22 tahun. Oke, dilihat dari wajahnya, ia tak terlihat mencurigakan. Jujursaja, menurutku dia pria yang penakut dan polos.
“Haii,. Boku wa Nogami Ryuko-desu. Anata wadare?”
“Ettoo, Watashi wa  Akashi Shouichi-desu. Yoroshiku onegaishimasu!” ujar cowok aneh itu sambil membungkuk dalam-dalam.
Haloo, aku tak bertanya siapa namanya? Yang aku tanyakan siapa dia? Apa aku kenal?
“Hah?” aku hanya menaikan sebelah alisku. Maksudku, aku sedang tidak dalam acara ‘mencari jodoh’ kan? Kenapa ada cowok aneh yang tiba-tiba datang dan memperkenalkan dirinya padaku? Oke, walau harus kuakui bahwa pesonaku ini memang terlalu berbahaya #lupakan.
“Ah, Go-gomenasai Nogami-san. Barusan Sasuke-sama memintaku untuk menemui anda dan menemani anda untuk berangkat terlebih dahulu ke Bloody Island. Sasuke-sama akan menyusul dengan pesawat sore nanti.” ucap laki-laki berkacamata yang bernama Akashi.
“Memangnya kenapa si bodoh itu tak bisa datang?” tanyaku.
“Etto.. Sasuke-sama ada urusan mendadak yang harus diselesaikan,”
Sigh. Dasar Tuan Muda yang merepotkan. Oke, jangan tanya padaku kenapa aku bisa berurusan dengan TUAN MUDA Ashihara Sasuke-mantan bos Mafia-. Tidak banyak yang tahu bahwa ia masih saja berkutat dengan hal-hal seperti itu . Tapi yah siapa peduli, pada dasarnya Sasuke hanya laki-laki dingin, penyendiri, aneh, menyebalkan, TIDAK MENEPATI JANJI, SEENAKNYA SENDIRI, Argghh. Sudahlah, lupakan saja si Bodoh itu.
“Ya sudah lah, ayo kita pergi, Akashi-kun. Aku tidak mau melewatkan kesempatan berlibur hanya karena hal tidak penting (read: Sasuke),” ucapku kesal.
“H-haii!” ujar Akashi singkat sambil mengikutiku di belakangku. Hm, kok kesannya aku seperti nona muda yang egois ya? Hah, siapa peduli? Memang dunia akan kiamat jika aku ini egois?#malah curhat.
Sekitar 5 jam membosankan akhirnya aku sampai di sebuah pulau tropis yang ada entah di mana ini. Tak seperti namanya, pulau ini sama sekali tidak ‘berdarah’. Pulau ini terlalu.. normal? Aku juga tak melihat adanya kemiripan pulau ini dengan konsep VAMPIRE IN BLOODY LAND.
Congratulation Ryuko! Kau sudah terkena SUPERTRAP dari Ashihara Sasuke-sama!
What the hell is this?” aku berseru tak percaya ketika melihat dua makhluk aneh yang ada di lobi hotel. Hn, Mungkin hari ini Aries sedang dalam keadaan kurang beruntung.
“Eh? Ryuko? Apa yang kau lakukan di sini?” tanya seorang gadis (mungkin, sampai sekarang pun aku masih ragu) yang bernama Sharie, teman lamaku dari Alvarna High School.
“Aku sedang mengambil kitab suci,” jawabku enteng.
“Huh? Memangnya di tempat ini ada kitab sucinya?” kebodohan Sharie masih tetap mengagumkan seperti biasanya.
“Ahaha, Dasar Ryuko! Berhentilah menggoda Sharie. Kau juga Sharie! Bukankah aku sudah melatihmu agar tak mudah di bully orang lain?” ucap makhluk satunya lagi, cowok tidak jelas yang bernama Makio.
“Kau pelatih yang gagal, Makio,” responku sinis.
“Whew, sambutanmu pada teman lama hangat sekali Ryuko,” sindir Makio.
“Yah, kalau kurang hangat bisa kunaikan level pedasnya kok(?) ada level 1 sampai 10,”
“Haaahh! Kalian bicara apa sih?” keluh Sharie frustasi.
“Hm tidak, aku  dan Makio sedang membicarakan kripik pedas yang akhir-akhir ini sedang terkenal. Kenapa? Kau mau coba?” tanyaku tanpa dosa. Demi Tuhan!!! (sambil gebrak meja), aku yakin Sharie pasti tak sadar jika sedang dipermainkan.
“Hah? jadi sekarang kau berjualan kripik pedas?”
Aku dan Makio hanya sweatdrop dengan wajah datar, sedatar papan tulis (?).
Tiba-tiba sebuah suara mistis(?) memanggil namaku dan juga dua makhluk di sampingku. Satu lagi barang lama, ehm maksudku teman lamaku muncul. Aerish.
“Tidak kusangka bertemu kalian di sini,” ujarnya senang.
 Aku hanya meresponnya dengan ber-Hn- ria. Ya sejak kapan liburanku di sini malah menjadi reuni perkumpulan orang-orang aneh seperti ini.
Tak lama kemudian satu lagi makhluk mistis berhasil ditemukan, Nakahara. Giliran selanjutnya  dua lagi stok lama  eh, teman lamaku muncul, Popuri dan Takano. Seperti biasa, Popuri sangat berisik dan merepotkan. Takano? Masih tidak jelas seperti biasa. Oke, sepertinya Aries akan mengalami hari yang EXTREME dalam beberapa hari ke depan.
Setelah mengobrol selama beberapa menit, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing. Tak tahu harus ke mana, aku asal berjalan saja. Tunggu, sepertinya aku melupakan sesuatu? atau seseorang? Ah, si kacamata Akashi, di mana dia?
“Nogami-san,” ia menepuk pundakku dan lagi-lagi muncul seperti hantu. Hah, dasar!
“Jangan muncul seperti hantu, Akashi-kun. Kau dari mana saja sih?” protesku.
“Etto gomen, saya sedang mengurus kamar hotel yang akan kita tempati, tapi sepertinya anda tadi sedang sibuk, jadi saya menunggu di sini,” jawabnya pelan. Ya Tuhan, aku benar-benar terlihat seperti nona egois yang menyebalkan.
“Ah sou,” responku singkat. “ oh ya, kau keberatan jika memanggilku dengan nama Ryuko saja?” tanyaku.
“Ha-haii!” respon Aksashi semangat? lega? entahlah, nada bicaranya lebih tinggi dari biasanya.
“ Ah dan juga jangan terlalu canggung padaku. Tenanglah, aku ini bukan tuan muda egois seperti Sasuke. Jadi santai saja,oke? Oh ya, tadi  kau melihat teman-temanku kan? Kalau mereka bertanya, bilang saja kau adalah temanku. Hm, kalau bisa jangan sebut nama Sasuke, oke?” lanjutku lagi.
“Etto, saya, maksudku.. aku akan berusaha bersikap lebih santai pada anda.. uhm maksudku padamu, Ryuko-san. Tapi masalahnya.....”
“Tapi?”
“Nama yang terdaftar untuk anda adalah... Ashihara Ryuko, status anda adalah tunangan Ashihara Sasuke-sama,” jawab Akashi ketakutan. “ A-Anda bertugas menggantikan Sasuke-sama sebagai tamu undangan ‘khusus’ untuk pembukaan resmi pulai ini.” lanjut Akashi.
What.. The...Hell?
Apa ini? SUPERTRAP kedua dari sang Tuan Muda? Jadi dia ke sini untuk urusan bisnis? bukan untuk liburan?
“Akashi-kun....” tak tahu kenapa aku tak bisa menahan killing intent yang muncul secara natural. “ APA ADA HAL MEREPOTKAN YANG HARUS KULAKUKAN SAAT MENGGANTIKAN POSISI SI BODOH SASUKE?” tanyaku –dengan nada membunuh- pada Akashi.
“Hieeeee .....Ti-tidak ada Ryuko-san, A-anda bisa menikmati liburan santai seperti biasa. Hanya saja anda harus memakai Na...ma A-Ashihara Ryuko,”
Sigh. Yasudahlah. Aku hanya harus mencari alasan yang bagus jika sekumpulan teman anehku menanyakan kenapa aku berganti nama marga. Oh ya ingatkan aku untuk mencincang Ashihara Sasuke  yang nista itu!!!!

Bergelar ‘Ashihara’ tidak buruk juga, aku mendapat pelayanan khusus. Kamar VIP dan pelayanan VIP. Hm, paling tidak aku bisa bersantai di kamar dengan santai sambil menunggu tiga hari sebelum grand opening.
Hm, ternyata bukan hanya aku yang mendapatkan pelayanan khusus. Si makhluk mistis Nakahara ternyata juga ada di sana. Seperti yang sudah diprediksi oleh ramalan primbon (?),  Nakahara berada di kamar nomor 13. Ia sepertinya sedang berbicara dengan seseorang, hm seperti seorang cowok?? yang berpenampilan Emo Punk. Wew, Nakahara memang memiliki selera yang unik dalam mencari teman baru.
Karena  harus lewat di depannya dan aku tak memiliki ilmu menghilangkan diri, aku putuskan untuk basa basi dan menyapanya (hei begini2 aku masih punya sopan santun, yah walau orang seperti Nakahara tak butuh yang begituan).
“Wew, apa yang sedang kalian lakukan?” tanpa kusadari aku bisa bersikap sok kenal ala Popuri.
“Sedang merencanakan pembunuhan,” jawabnya dingin.
“Hmn... hanya pembunuhan? Kalau ada rencana penyiksaan dan pembantaian , libatkan aku ya,”  jawabku enteng, mengingat aku memang sedang ingin mencincang seseorang nan jauh di sana. Yah, sepertinya tidak ada yang berubah dari Nakahara. Masih mistis, aneh dan tidak jelas seperti sebelumnya.
Sigh. Dia hanya mengeluh, sementara teman Emo nya hanya menatapku dengan penuh tanda tanya. Seolah bertanya: siapa orang aneh yang tiba-tiba muncul mengganggu rencana pembunuhanku bersama Nakahara?
Ups, aku lupa memperkenalkan diri.
“Uhmm, Etto, perkenalkan aku Noga...ah, Ryuko. Just call me Ryuko,” ujarku cepat. Oke, aku tak boleh menggunakan nama Nogami di sini.
“Tidak ada yang bertanya” Nakahara yang merespon.
“Yaya... aku kan tidak bicara padamu,”
“Hm, aku Miura Yuuki,” jawab teman Nakahara tiba-tiba.
“Ryuko-san!” tiba-tiba seseorang muncul seperti hantu. Oke, hantu yang tidak menakutkan bernama Akashi.
Akashi terlihat agak terkejut ketika dia melihatku sedang berbincang bersama Nakahara dan temannya Yuuki. Hm, entah perasaanku saja tapi Akashi menatap Yuuki dengan tatapan yang agak aneh.
“Ada apa Akashi kun?” tanyaku singkat.
“Etto... ada pesan dari Sasuke-sama,” bisik Akashi di telingaku. Oke, jika sudah menyangkut Sasuke saatnya menjauh dari mereka semua.
“Ne, aku pergi dulu, jaa~” pamitku tanpa dosa sambil menarik Akashi menjauhi Nakahara dan temannya. Yah, sepertinya mereka tak begitu mempedulikanku, baguslah.
“Jadi ada apa?” tanyaku to the point.
“Ettoo.... Barusan Sasuke-sama memberi pesan kalau dia....”Gulp. Akashi menelan ludah untuk memberi jeda. “ Dia.... tidak bisa menyusul datang ke sini karena ada urusan penting”
WHAT THE HELL? Oke, aku akan masukan nama Ashihara Sasuke ke dalam Death Note ku!

@@@
To be continued............
A/N : Hallo-ssu... lama ya udah ga bikin cerita, ini project lama banget dikerjain, sejak tahun 2013. Baru selesai 2014. Abisnya author2 nya banyak maunya sih, Yang ini mau itu, Yang itu mau ini, Yang di sana mau ini sama itu. Walahhh... Udah gitu numpuk dulu di file, baru di editing...Jadi ya gomen, baru bisa ter publish sekarang.
Okay, next chapter akan di update di blog berbeda. Tapi tenang, ntar tetep bakal aku kasih link nya di bawah sini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......