CHAPTER 2
The Beginning 2
“Anoo… Risa-chan, Daijobou ka ?”
Tanya Sharie mengamati Risa yang sedang termenung.
Risa segera bangun dari
lamunannya dan segera tersenyum pada Sharie. “Aku baik-baik saja , Sharie “
“Ne, apa kau benar-benar senang
mengikuti kegiatan liburan seperti ini ?” Tanya Sharie pada Risa.
“Tentu saja, kalau tidak senang
kenapa harus mengikuti kgiatan ini ?” jawab Risa ceria.
“Ya, karena ayah yang
menyuruhku. Dia bilang kegiatan ini akan membuatku memiliki banyak teman,”
jawab Sharie kesal.
Risa terdiam mendengar keluhan
Sharie. Ada suatu hal yang ingin dikatakannya tetapi tidak bisa. Ucapannya bisa
saja membuat Sharie semakin kesal dan ia tak ingin membuat sahabatnya merasa
kesal.
“Ada apa, Risa ? Kau ingin
bilang sesuatu ?” Tanya Sharie heran.
“Tidak ada kok hehehe..” jawab
Risa.
Dhuar ! Tiba-tiba saja terdengar
suara ledakan dari tengah hutan. Tidak ada kepulan asap, tapi justru sebuah
cahaya aneh bersinar dari tengah hutan.
“A- apa itu ?” Tanpa sadar Risa
beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan mendekati hutan. Risa berjalan
seperti orang terhipnotis.
“Risa-chan ? Apa yang kau
lakukan ? Jangan mendekati hutan !” seru Sharie menahan Risa agar tak mendekati
hutan.
“Tidak bisa, cahaya
itu…memanggilku,” ucap Risa datar.
“YANG DI DEPAN ! AWAS !!!!”
teriak seorang gadis yang sedang berlari ke a rah Risa dan Sharie. Secara
spontan keduanya segera menepi untuk menghindari seorang gadis yang terlihat
antusias mendekati hutan. Dan tak diragukan lagi gadis itu memasuki hutan
dengan secepat kilat tanpa ragu.
“Eh ? Apa gadis itu baru saja
masuk hutan ?” Tanya Sharie bingung.
“Yang barusan masuk itu,
Atsuko-chan, dari kelas 2D,” respon Risa.
“KALIAN BERDUA ! MINGGIR !!!”
kali ini suara dari siswa senior membuat Risa dan Sharie menepi untuk kedua
kalinya.
“Ka-kali ini Kazuki-senpai yang
masuk hutan,” ucap Sharie panic.
“Apa yang harus kita lakukan ?”
Tanya Risa.
“Nona2 cantik ~ Sepertinya
kalian sedang gelisah,” tiba-tiba seorang cowok manis dengan senyum mengembang
muncul di belakang Sharie dan Risa.
“Naoshi ! Jangan ganggu kami,”
seru Sharie kesal. Ia sangat kesal dengan Naoshi, jika berdasarkan umur,
seharusnya Naoshi masih duduk di bangku kelas satu. Tapi karena kepintarannya
ia berada di tingkat yang sama denga siswa kelas dua. Dan yang membuat Sharie
lebih kesal adalah Naoshi sangat benci belajar dan selalu meremehkan ujian tapi
dia selalu mendapat nilai yang lebih baik di bandingkan dengannya.
“Kau kenapa Sharie-chan ? Aku
bahkan tidak melakukan apa-apa, kenapa kau mengusirku ?” Tanya Naoshi polos.
“Anoo, Naoshi-kun. Tadi Aku
melihat Atsuko dan Kazuki-senpai memasuki hutan yang gelap itu. Aku khawatir
dengan mereka, apa sebaiknya kita-“
“Tidak ! jangan lapor pada guru,
nanti mereka berdua malah akan mendapat lebih banyak masalah,” Ujar Naoshi
memotong ucapan Risa.
“Naoshi-kun, bagaimana kau tahu
aku ingin melaporkan mereka pada guru ?” Tanya Risa.
“Ha-hanya menduga saja
hahahaha,,,” ujar Naoshi tertawa keras.
“Kalau begitu aku akan bilang
pada Takky-senpai saja,” Sharie segera beranjak menuju tenda para senior kelas
tiga.
Naoshi mengacuhkan Sharie dan
berjalan menuju hutan dengan rasa penasaran. Ada apa di dalam hutan ini ? Lalu
ledakan apa tadi ? Cahaya yang barusan tadi itu apa ? Pertanyaan itu terus
terngingang di otaknya tapi ia berusaha untuk menekan perasaan2 ingin tahu yang
membuatnya menderita.
“Naoshi-kun ? Kau mau ke mana ?”
seru Risa di belakangnya.
“Mencari Atsuko-chan dan
Kazuki-senpai. Kenapa ? Kau mau mencegahku ?” Tanya Naoshi.
Risa menggeleng. “Aku ikut
denganmu,” jawabnya berjalan mendekati Naoshi.
Naoshi sedikit terkejut dengan respon
Risa, tetapi ia bukan tipe orang tanpa senyum di wajahnya. Dengan segera ia
menyambut Risa dengan sebuah senyum ceria. “Tentu, ayo pergi. Eh,
ngomong-ngomong kenapa kau ingin ikut mencari mereka ?”
Risa diam sejenak. “Maaf,Aku
sebenarnya hanya penasaran dengan cahaya misterius itu,” Risa menatap Naoshi
untuk memberi jeda.
Naoshi tidak terkejut dengan
ucapan Risa dan malah tersenyum merespon. “Baiklah, kalau begitu ayo kita ikuti
cahaya itu, siapa tahu mereka berdua ada di sana,”
Akhirnya keduanya berjalan
menuju hutan dengan rasa penasaran yang mengganggu. Cahaya misterius apa yang
menunggu di balik hutan misterius itu ?
“Takky-senpai !! Gawat gawat
gawat !!!” Sharie terengah-engah menghampiri Takky yang kebingungan melihat
tingkah Sharie.
“Dou shite ?” Tanya Takky heran.
“Ka-Kazuki-senpai dan Atsuko !
Mereka berdua memasuki hutan gelap itu,“ ucap Sharie sambil mengatur nafas.
Takky terdiam sejenak dan
berpikir untuk mengambil langkah selanjutnya. Ia bukanlah tipe gegabah dalam
mengambil keputusan.
“Menurutku Kazuki hanya pergi
untuk mengejar Atsuko. Kau tidak usah khawatir, Kazuki bisa dipercaya,” ujar
Takky santai.
“Ah, begitu ya, kalau begitu aku
akan memberitahu Risa,” Sharie segera pergi meninggalkan Takky dan kembali ke
tempat Risa berada. Namun ternyata Risa sudah tidak ada di tempat tadi. Sharie
mencoba mencari ke seluruh area perkemahan namun semuanya sia-sia. Ia kembali
pada Takky untuk melapor.
“Takky-senpai !” seru Sharie
lagi.
“Ada apa lagi, Sharie-chan ?”
Tanya Takky.
“Risa menghilang ! Tadi terakhir
aku melihatnya dia bersama Naoshi tapi sekarang dia sudah ada di sana,” Sharie
menunjuk ke arah pinggir hutan tempat Sharie dan Naoshi berada.
“Naoshi ? Bocah itu…” Raut wajah
Takky yang terlihat tenang berubah menjadi agak khawatir setelah mendengar nama
Naoshi.
“A- ada apa senpai ?” Tanya
Sharie khawatir.
“Takky-senpai !” seru seorang
gadis sambil berlari terengah-engah menghampirinya.
“Ada apa, Karin ?” Tanya Takky.
“Naoshi-kun, dia… dia memasuki
hutan bersama seorang gadis, mereka hanya berdua !!!” seru seorang gadis cantik
bernama Karin.
“A-apa gadis itu adalah
Risa-chan ?” Tanya Sharie.
“Aku tidak tahu siapa namanya,
tapi dia gadis yang tadi bersamamu,” jawab Karin.
“Aku akan pergi mencari si bodoh
itu,” Takky segera berjalan menuju hutan dan mengabaikan dua orang gadis yang
member laporan padanya.
“Ne, ada apa dengan Takky-senpai
? Dia biasanya lebih tenang,” ucap Karin heran.
“Entahlah, sepertinya sjak si payah
Naoshi terlibat, Takky-senpai menjadi tidak bisa tenang,” respon Sharie.
“Ne, apa kau tak ingin mencari
temanmu ?” Tanya Karin pada Sharie.
“Tidak perlu, Takky-senpai sudah
mencarinya ,” jawab Sharie.
“Apa kau tidak khawatir pada
temanmu ?” Tanya Karin lagi.
“Kha-khawatir ? Tentu saja aku
khawatir, tapi aku juga tidak bisa melakukan apa-apa.” Jawab Sharie pelan.
“Kau khawatir tapi hanya
bergantung pada orang lain ? Dasar payah…” ucap Karin pergi meninggalkan
Sharie.
“A-apa kau bilang ?” seru Sharie
kesal namun Karin sudah tidak ada di
hadapannya.
Sharie akhirnya berlari
menghampiri Takky yang masih ada di pinggir hutan.
“Takky senpai !” panggil Sharie.
Takky tidak menjawab panggilan
Sharie. Ia hanya sedikit menoleh pada Shari untuk memberi respon.
“Takky-senpai, apa aku boleh
ikut denganmu?” Tanya Sharie.
“Tidak usah, Memangnya kenapa
kau harus ikut?” Tanya Takky.
“Anoo..Apa senpai tahu seperti
apa wajah Risa ?” Tanya Sharie.
Takky terdiam . Benar juga,
bagaimana ia bisa menemukan orang yang dicarinya jika dia tidak tahu wajahnya.
“Kau punya fotonya ?”
Sharie menggeleng.
Takky menghela nafas.
“Sepertinya kau memang harus ikut denganku, tapi ingat ! Kau jangan membuat
masalah,” ucap Takky tegas.
Sharie mengeluh dalam hati
dengan keputusannya sendiri. Kenapa dia harus peduli dengan orang lain sih ?
Sekarang ia malah harus terseret masalah ini.
Keduanya berjalan menuju hutan
yang gelap. Mereka berdua setuju untuk berjalan ke arah sumber cahaya.
Tiba-tiba dari balik
semak muncul suara aneh. Dengan sekejap hal itu membuat Sharie terperanjat
kaget dan meremas tangan Takky.
“Sha-Sharie, Ka-kau
bisa mematahkan tanganku,” erang Takky kesakitan.
“Go-gomenasai,” Sharie
segera melepas tangan Takky dan memasang sikap waspada. “Ta-tapi suara apa itu
? Jangan-jangan suara hantu...”
“Entahlah,” Takky
menelan ludahnya berharap rasa cemasnya juga ikut tertelan.
“Takky senpai !”
seseorang muncul dari semak sehingga mengagetkan keduanya.
“Kyaaa!!!” Sharie
berteriak tanpa sadar juga ikut memukul sosok yang muncul dari balik semak.
“Ouch ! A-apa yang kau
lakukan ?” keluh seseorang yang tak lain adalah Ichiru.
“He ? Ichiru-kun ?”
tanya Sharie heran ketika menyadari bahwa ia sudah memukul Ichiru.
“Apa yang kau lakukan
di sini ?” tanya Takky.
“Ah, itu....”
Ichiru kemudian
menceritakan tentang Kazuki dan Yuuichi yang sedang mengejar Atsuko beserta
Ryuko yang kabur menuju sumber cahaya aneh.
“Ah, apa tadi kau
melihat Naoshi dan Risa ketika kau berlari ke sini ?” tanya Sharie.
“Entahlah, tadi aku
melihat ada dua orang yang juga menuju sumber cahaya itu tapi aku terlalu
teburu buru kembali ke perkemahan jadi aku tidak tahu siapa mereka,”
“Pasti itu Naoshi dan
Risa,”respon Sharie segera.
Takky mengangguk
mengiyakan, kemudian ia memberi tanda untuk segera melanjutkan pencarian.
“Tunggu senpai,
Sharie-chan, apa aku boleh ikut ?” tanya Ichiru.
“Bukankah kau harus
memberitahu masalah ini pada guru ? Jadi sebaiknya kau selesaikan dulu misimu,”
jawab Takky.
“Demo....”
“Im counting on you,
Ichiru-kun,” Sharie melambaikan tangannya dan segera berlari menyusul Takky.
Ichiru menghela nafas
kecewa. “Kenapa semua orang tidak ada yang menerimaku melakukan hal-hal menarik
seperti itu ?” keluh Ichiru.
@@@
“Naoshi kun ! Lihat!”
seru Risa.
Naoshi da Risa takjub
ketika mereka tiba di sumber cahaya aneh berasal.
“Apa ini ?” tanpa ragu
Naoshi mengambil sebuah telur dari cahaya ungu. Untuk beberapa saat ia
merasakan sebuah perasaan aneh akibat cahaya itu.
“Perasaan apa ini ?
Risa-chan! apa kau-“ Naoshi tidak melanjutkan ucapannya karena di saat yang
sama ia melihat Risa menghilang bersamaan dengan cahaya pink di sebelahnya.
“Hwaaa !!!” beberapa
detik kemudian Naoshi ikut terhisap bersamaan dengan cahaya ungu di depannya.
Sementara itu Kazuki
dan Sharie berhasil tiba di sumber cahaya aneg berasal. Mereka berhasil
menemukan Risa dan Naoshi yang sedang mengamati sebuah telur raksasa diselimuti
cahaya aneh yang sangat terang. Keduanya segera berlari menghampiri Naoshi dan
Risa namun terlambat, mereka berdua sudah menghilang.
“Ri-Risaaaaa” teriak
Sharie kaget ketika ia melihat Risa menghilang di depan matanya.
“Naoshi, dia juga
menghilang,” ucap Takky lirih.
“Senpai,
bagaimana ini ? Apa yang terjadi dengan
mereka ? Apa yang sebenarnya terjadi ? Apa yang harus kita lakukan ?” tanya
Sharie panik.
“Aku...” Takky tidak
tahu apa yang harus dilakukan. Sial, jika sendirian ia pasti bisa mengambil
keputusan dengan mudah. Tapi jika dibawah tekanan kenapa segala sesuatunya
menjadi begitu sulit ? Sekilas ia melihat sebuah cahaya kuning di sampingnya.
Cahaya itu seperti memanggilnya, cahaya itu seperti berkata padanya.
Kau adalah harapan, datanglah padaku dan selamatkan aku.
“Suara apa itu ?”
bisik Takky ketika mendengar sebuah suara aneh datang padanya. Ia mengabaikan
Sharie yang masih kebingungan dan berjalan menuju cahaya itu. Dalam beberapa
detik Takky ikut menghilang bersamaan dengan cahaya tadi.
“Takky senpaiiiii !!!”
teriak Sharie kaget. “Apa yang harus aku lakukan ?” ucap Sharie kebingungan.
Tiba-tiba sebuah cahaya hijau dibelakangnya bersinar sangat terang hingga
membuatnya terjatuh. Ia melihat sebuah simbol aneh terukir pada telur raksasa
di depannya.
Apa kau tidak ingin menolong
teman-temanmu ? Sebuah suara aneh terdengar dari cahaya itu.
“Si-siapa kau ?” tanya Sharie ketakutan.
Kalau kau ingin menyelamatkan mereka datanglah
padaku.
Sharie masih ragu pada apa yang harus dilakukannya. Kenapa ia harus
terlibat dengan hal aneh seperti ini ? Argghh, ini semua karena ayahnya yang
memaksanya mengikuti kemah ini, Sungguh menyebalkan ! Tanpa sadar ia berjalan
menuju cahaya itu. Ia tidak tahu apa yang sudah merasukinya hingga ia menyentuh
telur raksasa yang ada di depannya sehingga membuatnya hilang bersamaan dengan
cahaya itu.
Lanjut ke CHAPTER 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Stop being silent reader and write your comments.......