Selasa, 06 September 2011

Wasureta Kioku : Starry Sky

Spring,  Maret 2008
“Sial ! Aku kalah lagi !” ucap Ryuko  sebal.
“Percuma saja.  Ayo cepat menyerah dan ikuti perintahku.” Ucap Sasuke santai.
“Ingat ya, jangan minta yang aneh-aneh.” Ucap Ryuko sambil menyipitkan mata dan menatap Sasuke dengan tatapan tajam.
“Tenanglah, aku tidak akan memintamu menjadi pelayanku. Itu hanya akan merepotkanku.” Ucap Sasuke dingin.
Ryuko mengeluh. “Sudah cepat katakan apa yang kau inginkan sebelum aku membunuhmu.” Ucap Ryuko sebal.
Sasuke tersenyum puas. “Ikut aku” ucapnya sambil menarik tangan Ryuko.
Ryuko terpaksa mengikuti langkah Sasuke yang begitu cepat dengan perasaan sebal. Ia tidak pernah kalah dalam duel bermain game sebelumnya, tapi tiba-tiba saja Sasuke menantangnya duel dan ia kalah taruhan. Tadinya ia berpikir jika bisa mengalahkan Sasuke, ia bisa mendapatkan es krim sebanyak-banyaknya dan meminta Sasuke mengajari tentang beladiri ninja lebih banyak lagi. Tetapi sayangnya yang terjadi adalah sebaliknya, ia kalah dan ia harus menuruti semua keinginan Sasuke.

Alpha City memiliki banyak tempat berbukit dan hutan yang cukup lebat. Malam hari di Alpha City juga tidak terlalu ramai dan terang seperti kota-kota lain, karena itulah kota ini terkenal sebagai‘calm city’. Kebanyakan kota-kota besar terlalu terang dan terlalu ramai karena memilih mengembangkan pusat kota sebagai pusat perekonomian dan pusat bisnis, tetapi Alpha City lebih memilih mengembangkan pusat kota sebagai pusat wisata. Selain pusat wisata, Alpha City juga terkenal sebagai pusat observasi bintang, karena  kota ini memiliki banyak tempat tinggi yang bisa digunakan untuk melihat bintang.
Sasuke terus berjalan menaiki ‘Vega Hill’ dengan cepat dan tangkas. Sesekali ia menengok ke belakang untuk melihat apa Ryuko masih bisa mengikutinya. Ia bisa melihat bahwa Ryuko cukup kerepotan mengikuti langkahnya, sesekali ia berhenti dan menunggu Ryuko meminta tolong. Ia sengaja menunggu Ryuko meminta tolong karena ia senang mendengar teriakan Ryuko saat meminta tolong ditambah lagi omelan Ryuko ketika merasa sebal. Entah sejak kapan ia mulai menyukai suara-suara berisik seperti itu. Mungkin sejak Sasuke bertemu dengan Ryuko, gadis yang memiliki semua hal yang tidak disukai oleh Sasuke.
Ryuko tidak suka melakukan hal-hal merepotkan seperti mendaki bukit yang tidak jelas tujuannya  malam-malam bersama seorang lelaki karena kalah taruhan bermain game. Ditambah lagi, bukit yang mereka daki cukup tinggi dan terjal yang memaksa Ryuko untuk berteriak meminta tolong kepada Sasuke. Jujur saja, daripada direpotkan Ryuko lebih suka merepotkan. Tapi entah sejak kapan, ideologi itu sudah sedikit berubah. Sejak ia bertemu Sasuke, ia ingin terlihat lebih kuat dan tegar dan membuktikan bahwa ia bukan orang yang merepotkan. Sifat Sasuke yang dingin dan tajam seperti es justru membuat Ryuko semakin berapi-api melelehkan es tersebut. Entah sejak kapan, tapi Ryuko merasa senang dan lebih bersemangat jika bersama Sasuke.
“Kau ini lama sekali.” Ucap Sasuke sambil melipat tangannya.
“Tuan muda Sasuke, aku ini bukan monster sepertimu yang mengajak seorang gadis mendaki bukit yang sangat terjal malam-malam hanya untuk tujuan yang tidak jelas.” Ucap Ryuko tajam.
“Tidak jelas ya. Akan kutunjukan aku monster seperti apa.” Ucap Sasuke sambil menarik tangan Ryuko.
Sasuke membawa Ryuko ke puncak bukit di mana ia bisa melihat Alpha City dengan jelas dari atas sini. Seperti yang diharapkan Ryuko dan Sasuke, Alpha City tidak terlalu terang. Meski mereka memiliki banyak perbedaan, tapi mereka berdua sama-sama tidak menyukai tempat yang terang dan penuh manusia.
Ryuko menatap Sasuke dengan tatapan penuh emosi. “Kau jauh-jauh mengajakku mendaki bukit hanya untuk melihat Alpha City yang setiap hari kulihat ?”
Sasuke tidak menggubris Ryuko. Ia hanya duduk bersandar di sebuah pohon sambil menatap ke atas langit. Tatapannya begitu datar dan menyedihkan.
Ryuko mengerutkan kening karena melihat Sasuke yang menatap langit dengan tatapan datar dengan sedikit kesedihan di dalamnya. Tanpa berpikir terlalu lama, Ryuko segera melihat ke arah langit dan....
“Sugoiiii..!!!!!” teriak Ryuko.
“Masih menganggapku monster?” tanya Sasuke.
Ryuko mengalihkan pandangannya sejenak ke arah Sasuke. Ia tersenyum ringan.” Baiklah , mungkin kau bukan monster jahat yang suka menghancurkan kota, tapi kau adalah imagin[1], monster aneh yang suka mengabulkan permintaan atau harapan orang lain.”
“Kau berniat memuji atau mengejekku? Lagipula, memangnya aku hobi mengabulkan harapan orang lain ?Merepotkan sekali.” Ucap Sasuke.
Ryuko tertawa sinis.”Aku tidak tahu apa maksud dan tujuanmu mengajakku datang ke sini, tapi yang jelas , secara tidak langsung kau sudah mengabulkan salah satu permintaanku. Terima kasih, imaginku.” Kata Ryuko sambil tertawa mengejek.
“Imagin ?Setahuku imagin tidak mengabulkan permintaan secara gratis.” Ucap Sasuke dingin.
Ryuko tertawa. “Sudahlah Sasuke, nikmati saja bintang ini. Ini keren sekaliiiii.....” ucap Ryuko senang.
Sasuke hanya terdiam, lagi-lagi tatapan kesedihan itu muncul kembali. Tapi kali ini ada sedikit tatapan kerinduan di sela-sela tatapan kesedihan itu. Ryuko menyadari bahwa Sasuke, sepertinya bukan tipe orang yang suka berbagi beban di dalam pikirannya, jujur saja sama seperti Ryuko sendiri. Tapi kali ini Ryuko sangat ingin mengetahui, apa yang terjadi dengan Sasuke.
“Hei Sasuke...kenapa kau...” ucapan Ryuko terhenti karena Sasuke tiba-tiba menatap Ryuko dalam sekali.
“Kau tahu, ada banyak hal yang tidak kusukai dalam hidupku. Aku tidak menyukai bintang dan matahari karena dua hal itu adalah benda yang menyilaukan. Sudah sejak lama aku hidup sendirian dalam kegelapan, tidak ada cahaya yang menerangi hidupku. Mungkin karena sudah terlalu lama aku hidup dalam kegelapan itu lah, aku membenci cahaya.”
Ryuko terdiam tak mengerti mendengar ucapan Sasuke.
“Tapi kau tak bisa selamanya hidup dalam kegelapan. Ada saat di mana kau harus melihat cahaya. Sama seperti dunia ini, ada saatnya malam dan ada saatnya pagi. Apa kau tidak bosan hidup sendirian?” Kata Ryuko berusaha menanggapi ucapan Sasuke.
Sasuke menghela nafas. “Selama ini, aku sudah lama menutup mataku. Yang ingin kulihat hanya kegelapan. Aku sudah lupa kapa terakhir kali aku melihat cahaya. Orang tua dan semua keluargaku adalah cahaya paling terang dalam hidupku selama ini. Sejak aku kehilangan orang tuaku dan semua keluargaku aku sudah kehilangan semua cahayaku.”
Ryuko akhirnya mengerti arti dibalik tatapan kesedihan dan kerinduan Sasuke ketika melihat bintang. Ia tahu, bintang seperti cahaya, Sasuke merindukan cahayanya.
“Kau benar bahwa keluarga adalah cahaya paling terang dalam hidupmu. Tapi kau salah, ketika kau kehilangan mereka bukan berarti kau kehilangan semua cahaya dalam hidupmu. Kau kan masih memiliki teman. Mungkin cahaya yang dimiliki oleh teman, hanya seperti cahaya bintang, berbeda dengan orang tua dan keluarga cahaya mereka seperti matahari.” Ucap Ryuko berusaha menghibur Sasuke.
“Bintang ? Teman ?”
“Ya,mungkin cahaya mereka tidak terang, tapi bintang ada banyak di langit kan ?Kalau kau tidak percaya, lihatlah itu..bintang-bintang itu membentuk rasi bintang agar langit terlihat lebih indah. Seperti itulah teman, mereka berusaha menciptakan ikatan untuk membuat hidupmu lebih indah.” Tambah Ryuko.
“Langit malam dalam hidupku, tidak ada bintang. Aku sudah menghancurkan rasi bintang yang kubentuk dengan temanku.” Ucap Sasuke datar.
“Kalau begitu, kau harus berusaha menciptakan rasi bintang yang baru. Posisi bintang selalu berubah-ubah setiap hari.” Ucap Ryuko sambil tersenyum.
“Aku takut menghancurkan rasi bintang itu lagi, karena itulah aku semakin membenci cahaya dan bintang. Tetapi semakin aku membencinya, aku semakin menginginkannya” Kata Sasuke, nadanya terdengar sedikit menyesal.
Daijyobu[2], Sasuke. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan apapun. Sekuat apapun kau, jangan pernah menanggung semuanya sendirian, niscaya kau akan gagal. Tidak ada manusia yang terlahir sendirian” Kata Ryuko sambil menatap Sasuke.

mayonaka no uta ga sakenda "Boku hontou wa hitori ga  kirai da  daikirai da"
hitoribocchi de  ikite yukete shimau nante koto
shiawase nante chiisana SUPUUN de sukueru kurai de  juubun nanda
wakeaeru hito ga iru ka  inai ka dake
mayonaka no uta wa sakebu yo "Boku hontou wa  boku hontou wa  sabishikatta"
taiyou no mabushisa ni  kakikesarete mo
saa  hata wo furou ka  kata wo kumou ka tada utaou ka  doredemo ii yo
wakeaeru kimi ga iru ka  inai ka dakeda yo
Lagu tengah malam diteriakkan”Sebenarnya aku benci sendirian, sangat benci tetap hidup sendirian”
Aku selalu hidup sendiri dengan kesunyian
Aa, dengan sebuah sendok kecil saja cukup untuk menyendok kebahagiaan
Yang jadi masalah adalah apakah ada seseorang untuk berbagi atau tidak
Mari teriakkan lagu tengah malamSebenarnya aku,,sebenarnya…kesepian
Walaupun telah dihapuskan oleh cahaya matahari
Baiklah, apakah kita harus menyerah?Atau harus bersama?Atau hanya bernyanyi?Yang manapun tak masalah
Yang jadi masalah adalah apakah ada atau tidaknya dirimu untuk tempatku berbagi
                                              *Mayonaka Orchestra – Aqua Timez

Sasuke menutup matanya dan menghela nafas. Sesaat ia tersenyum sangat lembut, senyum yang tidak pernah dilihat Ryuko selama ini.
“Aku tidak yakin kau bisa melakukannya, Kau kan payah.” Ucap Sasuke, kembali dengan wajah dan tatapan yang dingin. Ia sudah kembali, senyum lembutnya hanya bertahan selama 5 detik.
“Cih. Sasuke, kau harus berhenti meremehkan diriku.” Ucap Ryuko sebal.
“Buktikan padaku !” tantang Sasuke sambil menatap Ryuko tepat di depan mata Ryuko.
Sejenak, jantung Ryuko seperti berhenti berdetak karena kaget. Ia segera berdiri dan mengalihkan pandangannya dari Sasuke.
“Bagaimana aku harus membuktikannya ?” kata Ryuko gugup.
Sasuke tersenyum. “Kalau kau bisa menangkapku, aku akan membelikanmu es krim sepuasnya.” Teriak Sasuke yang sudah  berlari menjauh meninggalkan Ryuko.
“Hei, Tunggu!!Dasar curang !!” teriak Ryuko sambil berlari mengejar Sasuke.
Meskipun merasa sebal, Ryuko merasakan kebahagiaan di balik perasaan jengkelnya pada Sasuke. Kebahagiaan macam apa ini ?.
Awalnya Sasuke membenci cahaya itu, tapi cahaya itu malah semakin dekat dan membuat matanya silau. Sekarang, ia terbiasa melihat cahaya itu, entah kenapa cahaya itu tak begitu menyilaukan seperti sebelumnya. Cahaya macam apa itu ?.
Sungguh aneh......


[1] Imagin : adalah nama monster dalam serial Kamen Rider Den-O
[2] Daijyobu : Tidak apa-apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop being silent reader and write your comments.......